Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Islam bicara sosialisme

1 Pendapat 05.0 / 5

Sosialisme sebagai sebuah paham yang memfokuskan pada bagaimana menciptakan rakyat yang sejahtera merupakan suatu ide dengan tujuan baik. Seiring dengan berlangsungnya proses sosiologis, sosialisme mengalami pergeseran makna sebagai sebuah gerakan politik yang sering disamakan dengan komunisme, dan kemudian diidentikkan dengan ateisme. Apakah benar demikian atau sebaliknya?
Islam sebagai ajaran agama yang juga mengatur aspek sosial politik dan ekonomi, ternyata juga memikirkan bagaimana menciptakan umat yang sejahtera, bagaimana membebaskan mereka yang tertindas, dan bagaimana memperjuangkan nasib kaum lemah.
Jika kita berangkat dari sisi sosialisme seperti diatas, maka islam berarti juga berbicara perihal sosialisme yang belum terdistorsi, mengingat karakter dan tujuannya sama, yakni membebaskan merek yang tertindas.

Muhammad saw sebagai pembawa risalah pembebasan juga adalah seorang panglima kaum lemah. Kehidupan beliau dihabiskan dalam upaya memperjuangkan nasib kaum tertindas. Bahkan, beliau mengajarkan bahwa keimanan seorang muslim tidak akan sempurna apabila ia tidak mempedulikan nasib sesamanya. Demikian juga halnya dengan perintah-perintah al-Qur’an, dimana ritus individual selalu diiringi ritus sosial; salat dan zakat atau haji dengan qurban.

Ini menunjukan kepada kita bahwa al-Qur’an berbicara tentang sosialisme karena memerintahkan kita untuk peduli kepada mereka yang lemah. Konstruksi gramatika perintah shalat dalam al-Qur’an selalu terhubung dengan huruf waw athaf yang bersifat korelatif-kumulatif terhadap perintah berikutnya yaitu zakat.
Ini berarti bahwa islam mengatur keabsahan ibadah ummatnya dalam bentuk korelasi antara madhah dan yang ghair madhah, antara yang teologis dan yang sosial. Hal tersebut menunjukan kepada kita bahwa ibadah teologis kita tak akan sempurna tanpa diikuti kepedulian sosial kita.

Jadi kita tak perlu lagi bagi kita untuk merinding ketika mendengar kata sosialisme sebab al-Qur’an berbicara mengenai hal tersebut. Tak perlu lagi monitor imajiner kita memvisualisasikan pose-pose Marx, engels, atau Lenin. Sebab Muhammad saw lebih dulu mengajarkan sosialisme Qur’ani kepada kita.

Imam Khomeini mengatakan, dalam suatu wasiatnya, bahwa spritualistas orang beriman tidak akan mencapai puncaknya jika bersangkutan tidak memiliki kepedulian sosial.