Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Arafah, Hari Doa dan Istighfar(2)

2 Pendapat 05.0 / 5

Di antara agama Tauhid, Islam lebih dari semuanya, menaruh perhatian yang istimewa terhadap doa dan munajat. Al Quran di banyak ayatnya mengajurkan manusia untuk berdoa. Allah Swt di Surat Ghafir ayat 60 berfirman, "Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina"."

Begitu juga di Surat Al Baqarah ayat 186, Allah Swt berfirman, "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."

Doa adalah wasilah atau instrumen bagi makhluk untuk mendekatkan diri kepada Penciptanya. Doa memberikan ketenangan batin kepada manusia. Karena dalam doa perhatian manusia hanya ditujukan kepada Tuhan dan mengabaikan selain-Nya.

Pada kenyataannya, dengan doa manusia melatih dirinya dalam penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan menghindari syirik, serta mewujudkan Tauhid yang merupakan syarat awal seseorang menjadi Muslim.

Oleh karena itu, Imam Shadiq as berkata, di sisi Tuhan ada kedudukan yang tidak mungkin diraih manusia kecuali dengan doa. Dalam pandangan Imam Baqir as, munajat adalah manifestasi tertinggi penyembahan Tuhan.

Tidak ada sesuatu yang lebih baik dari doa dan mengulurkan tangan kepada Tuhan. Di sisi lain, orang paling tercela adalah yang takabur dan tidak mau berdoa serta menyampaikan permohonan kepada Tuhan.

Sekalipun berdoa dan munajat kepada Tuhan tidak dibatasi waktu dan tempat, namun penekanan atas beberapa hari dan tempat yang khusus seperti hari Arafah, Lailatul Qadr, malam Jumat, masjid, Makam Imam Maksum dan lainnya untuk berdoa, berarti bahwa Tuhan telah menetapkan waktu dan tempat itu agar manusia memiliki kesempatan lebih besar.

Kenyataannya, Allah Swt ingin menolong hamba-hamba-Nya yang lemah dalam meraih kebahagiaan dengan memberkati hari dan tempat ini. Doa terbaik yang dapat dibaca di hari Arafah adalah Doa Arafah Imam Hussein as yang sarat dengan makrifat dan cinta kepada Allah Swt.

Imam Hussein as bersama putra, keluarga dan sahabatnya keluar dari kemahnya di siang hari ke-9 bulan Dzul Hijjah menuju padang Arafah. Di samping Jabal Rahmah dan dengan menghadap Ka'bah beliau mengangkat tangannya lalu mulai melantunkan doa Arafah dengan sangat khusyu, dan berlinang air mata. Sebuah doa yang menjadi warisan paling sarat makna dan paling menyentuh hati bagi umat manusia.

Doa Arafah adalah aliran pendidikan Imam Hussein as. Di dalam doa ini kita dapat menyaksikan pandangan dunia dan eksistensi semesta Imam Hussein yang sedemikian dalam dan berujung dengan epik Asyura dan menunjukkan kepribadian beliau yang agung terutama dalam masalah akhlak dan irfan.

Imam Hussein di salah satu bagian Doa Arafah berkata, puji syukur untuk Tuhan yang tidak ada satu perisaipun yang dapat menahan kepastian qadha-Nya dan tidak ada satu penghalangpun yang dapat menahan kasih sayang, cinta dan hidayah-Nya.

Kebodohan dan ketidaktahuanku, pembangkangan dan kesombonganku, tidak menghalangi-Mu untuk membimbingku untuk mendekat kepada-Mu dan Engkau membuatku berhasil atas apa yang Engkau ridhai dan kehendaki.

Oleh karena itu kapanpun aku memanggil-Mu, Engkau selalu menjawabku. Sebanyak apapun aku meminta bantuan-Mu, kapanpun aku mentaati-Mu, Engkau berterimakasih dan kapanpun aku bersyukur kepada-Mu, Engkat pasti menambah nikmat-Mu kepadaku, apakah semua ini, kecuali nikmat sempurna tanpa batas dari-Mu.
Munajat di hari Arafah

Nikmat-Mu yang manakah yang dapat aku hitung atau aku ingat ? Wahai yang selalu menemaniku saat sendiri, Wahai seruan di saat sedihku, Wahai pemilik nikmatku, Wahai penolong dan pembelaku dari serangan keji kesulitan, Wahai penolongku dalam kesendirian dan tanpa penolong, Wahai pemilik segala yang aku miliki dan atas kemuliaan tanpa batas-Mu, Engkaulah pelindungku.

Dengan doa ini, Imam Hussein telah memberikan semangat baru di dalam batin hari-hari Arafah, dan nikmat ini selalu berada dalam kalbu hari-hari Arafah sepanjang masa. Padang Arafah adalah tubuh dan Imam Hussein adalah ruhnya.