Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Bahaya Pornografi

1 Pendapat 05.0 / 5

Pada abad 21, pornografi semakin merajalela di Indonesia. Kalau dulu hanya bisa dilihat di tempat-tempat khusus, kini pornografi bisa dinikmati dimana saja. Cukup berbekal hape tak terlalu canggih dan koneksi internet, semua bentuk pornografi baik dalam tulisan, lukisan, audio, atau video bisa dinikmati. Tinggal klik.

Komisi Perlindungan Anak (KPA) pernah melakukan survei di 12 kota besar Indonesia. Hasilnya cukup mencengangkan, 97 persen dari 4.500 respondeng remaja pernah menonton atau mengakses pornografi. Indonesia sendiri berada di peringkat ketujuh film porno terbesar di dunia. Para pengunduh ini di dominasi oleh pemuda, remaja bahkan anak di bawah umur.

Pornografi berasal dari bahasa Yunani “porne” yang berarti perempuan jalang dan graphien berarti menulis. Secara istilah, pornografi berarti penyajian tulisan, patung, gambar, foto gambar hidup (film) atau rekaman suara yang dapat menimbulkan nafsu birahi.
Apakah pornografi berbahaya? Ya, sangat berbahaya. Sayang, banyak orang yang masih tak awas dengan bahaya pornografii. Bak candu, pornografi mengancam keselamatan fisik dan mental manusia.

Bahaya pertama, memicukerusakan otak mengonsumsi pornografi, menurut dokter ahli bedah otak DR. Donald Hilton Jr, dapat merusak pre frontal cortex (PFC) di otak. Bagian ini terkait dengan pengendaian hawa nafsu dan emosi, pengambilan keputusan, dan berbagai peran eksekutif otak yang berfungsi sebagai faktor pengendalian impuls (rangsangan atau gerak hatu yang timbul tiba-tiba untuk melakukan sesuatu tanpa pertimbangan). Tak heran jika seorang pecandu berat pornografi tega menggagahi anak tetangga atau bahkan saudara sendiri.

Kedua, merusak hormon dopamine, neurophirin, serotonin, oksitosin. Dalam ukuran normal keempat hormon ini sangat berguna dalam kehidupan manusia. Tetapi ketika pecandu pornografi terus menyaksikan konten pornografi, hormon-hormon ini selalu terkuras dan pada akhirnya, semakin menenggelamkan pecandu dalampornografi bahkan mendorongnya melakukan perbuatan asusila.

Hormon dopamine muncul karena perasaan puas, senang dan bahagia kala sebuah keinginan tercapai. Seseorang yang biasa mengonsumsi pornografi dan merasakan kepuasan, maka dalamkesempatan selanjutnya dia harus melihat konten pornografi yang lebih wah lagi agar bisa memperoleh rasa puas yang lebih atau setidaknya sama. Intensitas pornografi yang dilihatnya akan semakin besar, hingga akhirnya dia terdorong untuk melakukan kegiatan seksual itu sendiri.

Begitu pula hormon neoroniphrin. Sebagai analogi, seorang pedagang yang ingin mendapat keuntungan akan selalu memikirkan bagaimana cara memperoleh keuntungan yang banyak. Begitu pula dalam pikiran seorang pecandu pornografi, dia selalu memikirkan cara mengakses hal-hal yang berbau pornografi. Pada akhirnya hal ini akan mendorongnya mengkonsumsi lebih banyak pornografi, melakukan pornoaksi bahkan seks menyimpang atau pembunuhan.

Kala seseorang dilanda stress, sedih atau bosan lalu dia melakukan hal-hal yang merupakan hobi atau yang disukainya maka hormon serotonin akan menimbulkan perasaan nyaman. Pada pecandu pornografi mengakses pornografi memberi kenyamanan tersendiri baginya, menjadi pengobat stress, kesedihan atau kebosanan.
Pecandu pornografi juga akan merasa rindu apabila tidak melihat konten pornografi karena hormon oksitosin dalam tubuhnya. Hormon ini muncul kala seorang ibu melahirkan bayinya dan menciptakan perasaan terikat pada sang bayi, senang kala bersama dan rindu ketika tidak berjumpa.
Terkait kesehatan mental, pornografi juga sangat merusak. Seorang pecandy pornografi akan memiliki keterampilan sosial yang tak memadai karena lebih memilih bergelut dengan fantasi yang bersifat seksual. Dia akan kesulitan mengendalikan diri untuk tidak melihat konten pornografi. Artinya, kontrol diri tak lagi berada di tangannya. Penelitian di Jerman juga membuktikan bahwa pecandu pornografi cenderung menjadi pelupa terutama dalam ingatan jangka pendek (short-term memory loss).

Dalam literatur Islam, melihat konten pornografi merupakan sebuah dosa mata. Rasulullah saw pernah bersabda, :”Pandangan (dengan hawa nafsu) adalah anak panah beracun yang berasal dari Iblis”.

Mungkin saja dosa ini terhitung dosa kecil (tidak punya hukuman had) tapi kebiasaan melihat konten pornografi akan mendorong manusia melakukan pornoaksi, seks menyimpang, kekerasan dalam seks dan lain-lain, yang terkadang berakhir dengan pembunuhan.

Sudah semestinya manusia menjaga ruh dari hal-hal yang mengotorinya. Ruh manusia ibarat kain putih bersih yang dapat berubah menjadi hitam kelam karena dosa-dosa. Ketika ruh manusia terbebani dosa-dosa maka dia akan sulit meraih kesempurnaan hakiki yang seharusnya menjadimiliknya. Karena itu Islam selalu menekankan tazkiyah nafs (pensucian diri) dengan menghidari dosa-dosa dan bertaubat.

Dan untuk menghindari dosa mata, al-Qur’an telah menunjukan jalannya, yaitu menundukkan pandangan, sebagaimana tercantum daam surat an0Nur ayat 30-31.
“Katakanlah pada laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”

“Katakanlah pada perempuan beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dankemaluannya,.. Dan bertaubatkah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung”

Dalam kedua yata tersebut, kaum lelaki dan perempuan sama-sama diperintahkan untuk menundukkan pandangan, danmenutupi kemaluan mereka. Sejak dini, Islam mengajak orang-orang yang beriman agar menghindari hal-hal yang bisa mendekatkan manusia pada dosa-dosa, khususnya dosa-dosa bsar seperti zina, pembunuhan dan sebagainya. Dengan menundukkan pandangan menjaga kemaluan dan batasan-batasan hijab, Islam telah menunjukkan sebaik-baik jalan sebelum timbulnya permasalahan. Tapi sayang, pada kenyataannya hampir sebagianumat agama ini belum mampu menerima dan menerapkan perintah-perintah agamanya sendiri.

Melihat banyaknya anggota masyarakat yang terpapar pornografi, sudah saatnya kita berusaha sekuat mungkin untuk menutup peredaran pornografo. Kita bisa memulainya dari dalam rumah dan lingkungan sekitar kita. mari menghindari pornografi sejak dini, demi kesehatan jasmani dan ruhani kita. Wallahu a’lam bus shawab.