Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Jalan Ilmu dan Jalan ke Surga

0 Pendapat 00.0 / 5

Terlebih dahulu perlu diketahui bahwa ilmu-ilmu dibagi menjadi dua golongan. Yang pertama adalah ilmu-ilmu duniawi, yang tujuan akhirnya adalah mencapai sasaran-sasaran duniawi. Yang kedua adalah ilmu-ilmu akhirati, yang tujuan akhirnya adalah mencapai peringkat-peringkat malakut dan akhirati. Perbedaan antara dua golongan ini sebagian besar tergantung pada niat dan tujuan (menuntun ilmu-ilmu itu).

Sementara ilmu akhirati dapat dibagi lagi menjadi tiga kelompok. Berkaitan dengan ilmu tentang Allah dan doktrin-doktrin (ma’arif) atau berkaitan dengan pelajaran spritual dan pelajaran spiritual menuju Allah, atau berkaitan dengan hukum-hukum dan aturan-aturan beribadah. Dapat dikatakan bahwa perkembangan kehidupan akhirat tergantung pada ketiga aspek ini, dan karenanya ada tiga jenis surga: surga Zat, yang merupakan tujuan puncak ilmu tentang Allah dan kebenaran-kebenaran dotrin illahiah; surga sifat-sifat; yang merupakan tujuan pembersihan diri dan pendisiplinan jiwa; dan ketiga surga amal perbuatan, yang merupakan bentuk (akhirati) dari penunaian kewajiban-kewajiban untuk beribadah dan juga hasilnya. Surga-surga ini bukanlah dalam keadaan yang sudah jadi (pada permulaannya).

Karena itu, tanah surga amal perbuatan merupakan tanah datar, seperti tanah jiwa pada permulaannya. Pemnbangunannya terjadi kalau jiwa dikembangkan. Maka dari itu, kalau jiwa dalam aspek ghaibnya tidak dibangun melalui ajaran-ajaran Allah dan daya tarik gaib Zat, maka manusia tidak akan sampai surga Zat dan surga Janji Untuk Bertemu (janat liqa’). Kalau ruhani belum dibersihkan dan jiwa tidak diperindah, kalau kehendak dan tekad tidak diperkuat dan hati tidak menerima cahaya nama-nama dan sifat-sifat, maka manusia tidak akan sampai di Taman Nama-nama dan sifat-sifat, yang merupakan surga pertengahan. Kalau orang tidak dapat melaksanakan tugas-tugas sebagai hamba, dan perbuatan, pekerjan dan gerak serta diamnya tidak selaras dengan hukum Illahi, maka dia tidak akan sampai di Surga Amal Perbuatan, yang mengenai ini dikatakan:
“Yang didalamnya ada apapun yang diinginkan jiwa dan mata merasa senang” (Q.S :71)

Perjalanan di jalan ilmu itu dilakukan oleh makhluk sedangkan menuju surga olh Zat Suci Allah, karena pad atingkat keberagaman dan segi akuisitif (kegigihan untuk mendapatkan sesuatu) makhluk diberi kuasa, sedangkan pada tingkat kembali ke ketunggalan segi ilahiahnya mendominasi. Dari sudut pandang lain, dapatlah dikatakan bahwa perjalanan menuju ke surga juga dilakukan oleh makhluk:
Dan (diakhirat ) mereka akan mendapati semua yang dilakukan ( di kehidupan duniawi) hadir (Q.S 18:49).

Dan barangsiapa telah berbuat kebaikan walau seberat atom, akan melihatnya, dan barangsiapa telah berbuat keburukan walau seberat ataom, akan melihatnya. (Q.S 99;7-8).