Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Tuntutlah Ilmu dari Buaian sampai ke Liang Lahat!

1 Pendapat 05.0 / 5

Suatu hari ada seorang lansia yang usianya telah mencapat 78 sedang berjuang melawan sakitnya. Keluarganya tak henti meneteskan airmatanya karena mengkhawatirkan kondisinya. Saat itu, disaat nafaspun terasa berat, seorang pelajar yang merupakan sahabatnya hadir di hadapannya.

Orang tua yang sakit itu dengan kalimat yang terpatah-patah meminta kepada sahabatnya untuk mengungkapkan sebuah permasalahan ilmu yang sebelumnya dia telah katakan. Sahabatnya berkata: “Wahai kawanku, dengan keadaanmu yang sakit dan lemah seperti ini, bukanlah waktu tepat untuk tanya jawab”. Orang tua itupun dengan nada kesal menjawab : “Manakah yang lebih baik, masalah ini aku pecahkan dan aku mati atau aku tidak pecahkan dan jahil dan aku mati.?”

Sahabatnya kemudian mengungkapkan permasalahan itu. Setelah itu dia berdiri dan meninggalkan sahabatnya yang sekarat itu. Tidak lama setelah ia melangkah menjauh dari rumah itu, terdegar tangisan dan teriakan, dia pun kembali kerumah sahabatnya yang sekarat dan melihat sahabatnya sudah tiada.

Orang tua yang diambang kematian diatas yang masih haus akan menuntut ilmu dialah Abu Raihan Al-biruni, salah seorang matematikawan dan filsuf terkemuka. Dia juga merupakan salah seorang kebanggaan dunia Islam. Sepanjang kehidupannya telah ia lewatkan untuk menyusun teori, meneliti dan menggali sebuah ilmu.
Sampai tahu 427 H. Q yang mana 65 tahun umurnya dia habiskan, 113 jilid buku telah ia tulis. Buku-bukunya itu berkaitan dengan ilmu perbintangan, kedokteran, matematika, sejarah, geografi, obat-obatan, dan lain sebagainya.

Dengan adanya buku-buku tersebut telah memberikan kontribusi, pengaruh dan formula-formula baru dalam ranah pemikiran bagi para Ilmuan seribu tahun setelah masa Abu Raihan al-Biruni . Dan boleh dikatakan pemikiran dan metode penelitian abu raihan albiruni tersebut selaras dengan pemikiran dan metode penelitian para ilmuan di zaman sekarang dibandingkan dengan pemikiran dan metode yang dipakai oleh para ilmuan pada masanya, yang membuktikan bahwa Pemikirannya jauh didepan dan berguna dimasa yang akan datang.

Dia selalu memikirkan sebab dari sebuah peristiwa. dan Abu Raihan al-Biruni selalu suka dengan penelitian, penemuan-penemuan, dan hal-hal yang belum dia ketahui. Dia banyak melakukan penelitian tentang agama yang bermacam-macam serta adat dan budaya dunia yang berbeda-beda. Informasi-informasi yang ia dapatkan kemudian dikumpulkan dan dijadikan sebuah buku.

Dia menjadikan kebodohan sebagai musuhnya dan pencarian ilmu sebagai visinya. dan bahkan ketika ia sekaratpun masih saja mencari solusi untuk memecahkan sebuah permasalahan ilmu. Oleh sebab itu sangat sulit untuk menemukan orang yang sepertinya pada abad-abad setelahnya. inilah bentuk nyata dari perintah Nabi “Tuntutlah Ilmu dari Buaian sampai ke Liang Lahat.”