Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Sang Nabi Saw, Teladan Terbesar Sepanjang Zaman

1 Pendapat 05.0 / 5

Pada permulaan tahun ke-11 hijrah, seorang manusia mulia terserang sakit dan tidak lama setelah itu wafat.

Menjelang akhirnya hayatnya, beliau tetap memikirkan umatnya, bukan dirinya sendiri. Bahkan beliau sempat naik ke mimbar dan berpesan kepada kaum muslimin supaya mereka saling berkasih sayang. Inilah manusia penebar rahmah, cinta kasih. Beliaulah, Nabi panutan sepanjang zaman; Rasulullah Saw.  

Nabi Muhammad saw wafat pada tanggal 28 Safar tahun 11 H atau 632 M. Al-Quran banyak menjelaskan keutamaan manusia agung ini sebagai teladan kehidupan umat manusia.

Di akhir haji yang ditunaikannya, Nabi Muhammad Saw memberikan nasihat, “Wahai masyarakat, aku tidak tahu apakah aku akan dapat melihat tahun mendatang atau tidak. Wahai masyarakat, setiap darah yang tertumpah di masa jahiliyah telah aku lupakan. Harta dan darah kalian telah diharamkan satu dengan yang lainnya, hingga kalian bertemu dengan Tuhan kalian,”.

Pesan lain yang disampaikan Rasulullah Saw menjelang akhir hayatnya mengenai hadis Tsaqalain, “…seakan-akan ajalku sudah mendekat. Sesungguhnya telah aku tinggalkan pada kalian dua hal yang sangat berharga, yang salah satu lebih besar dari yang lainnya, (yaitu) Kitab Allah dan keturunanku (itrahku) Ahlulbaitku. maka lihat dan perhatikan bagaimana kalian memperlakukan keduanya,”.

Sepanjang sejarah kita sulit menemukan manusia yang karakteristik kehidupan dan pribadinya dicatat secara jelas seperti Nabi Muhammad Saw. Allah Swt dalam al-Quran memuji Nabi Muhammad dengan ungkapan indah. Allah berfirman di Surat  Qalam ayat keempat yang artinya, “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” Ayat ini menunjukkan ungkapan tertinggi Allah saat memuji Nabi Muhammad Saw.

Perjuangan tak kenal lelah Nabi Muhammad selama 23 tahun untuk memberi petunjuk umat manusia senantiasa menjadi obor yang menerangi para pengikut jalannya. Nabi Muhammad tidak pernah mengabaikan kesempatan dan waktu yang ada serta beliau tak kenal lelah memberi petunjuk umatnya.

Lembaran sejarah menjadi saksi realitas ini bahwa perkembangan cepat Islam terjadi ketika Muhammad sejak awal dakwahnya tidak memiliki kekuatan sama sekali baik dari sisi militer maupun fasilitas materi lainnya. Bahkan sebagian keluarganya berbalik memusuhinya.

Di antara karakteristik unggul Rasulullah saw adalah ketinggian ilmunya dan dibarengi dengan akhlak mulia, hikmah bersama keadilan dan kemuliaan yang dibarengi dengan kerendahan hati.

Prinsip paling utama Rasulullah saw adalah argumentasi dan penumbuhan semangat berpikir di tengah masyarakat. Pesan pertama yang dibawa oleh beliau adalah pentingnya ilmu dan agama. Beliau menyeru manusia untuk menghambakan dirinya kepada Tuhan dengan disertai pemikiran. Imam Ali as berkata, “Nabi Muhammad menyalakan api sehingga para pencari kebenaran menemukan cahaya ilmu. Ia ibarat mentari yang bersinar terang di hadapan orang-orang yang tersesat dan menerangi hati-hati yang tenggelam dalam lautan keraguan serta kesesatan.”

Sejawaran terkemuka dunia, Will Durant menulis, “Muhammad yang berasal dari suku penyembah berhala yang tersebar di gurun, berhasil membentuk sebuah umat yang bersatu. Dia membawa ajaran baru yang lebih baik dan lebih tinggi dari agama Yahudi, dan Kristen serta agama jazirah Arab sebelumnya. Ajaran yang dibawanya sederhana tapi jelas dan kuat dengan spiritulitas yang berpijak dari keberanian suku. Dalam satu generasi berhasil mengalahkan pasukan militer yang besar dan selama satu dekade mendirikan imperium yang besar dan luas. Kini menjadi kekuatan penting yang berpengaruh bagi lebih dari separuh dunia ini,”.

Nabi Muhammad adalah mentari hidayah yang memperjelas makna kebahagiaan dan kesengsaraan. Bertahun-tahun telah berlalu dari wafatnya manusia suci ini, namun sampai saat ini, kecintaannya masih terasa. Saat itu ketika manusia tenggelam dalam kebodohan dan hati-hati mereka tercemar keburukan, Muhammad menyerukan kebangkitan dan melepas diri dari kehinaan serta berusaha keras menyelamatkan orang-orang yang tersesat.

Mahatma Gandhi, di bukunya terkait kepribadian Nabi Muhammad mengatakan, “Sangat menarik untuk kalian ketahui bahwa sosok terbaik dewasa ini yang tanpa diragukan menempati hati jutaan manusia adalah Muhammad. Saya yakin, bukan pedang yang membuat banyak manusia menerima Islam saat itu. Muhammad hidup penuh kesederhaan. Seperti para nabi lainnya, Ia sangat bertakwa. Muhammad pribadi paling amanat dan siap berkorban demi sahabat serta pengikutnya. Ketika Aku membaca buku kedua terkait kehidupan Muhammad, Aku menyesal mengapa tidak dapat memahami lebih besar kehidupan manusia agung ini.”

Meskipun Rasulullah Saw telah pergi meninggalkan kita semua, nasihat dan pesan mulianya tetap abadi menjadi lentera penerang umat manusia. Pesan besar yang dibawa juga disuarakan oleh para Nabi dan Rasul sebelum beliau tentang ketauhidan. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Anbiya ayat 25, “Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya Bahwa tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku"

Suatu hari Sayidina Ali bertanya kepada Rasulullah, “Apa jalan dan metode yang engkau tempuh untuk mengubah masyarakat jahiliyah ?,” Nabi menjawab, ”Cinta adalah pondasi, prinsip metode dan tradisiku,”.

Dewasa ini dunia membutuhkan akhlak dan kemuliaan moral yang jauh dari kekerasan dan ekstremisme, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. Teladan kesabarannya, ketekunan dan cinta kasihnya yang besar untuk umat manusia yang bersumber dari cinta ilahi telah menerangi hati jutaan manusia di muka bumi ini.