Allah Pilihkan Lima Posisi Terbaik bagi Sang Nabi saw

Sebuah bangunan yang kini menjadi perpustakaan umum terselamatkan dari tangan jahil kaum wahabi yang merusak situs-situs sejarah Islam. Posisinya di sebelah Ka’bah.
Pada tahun 659, Malik Muzhafar yang menjabat sebagai pemerintah Yaman masa itu punya andil dalam pembangunannya. Sebelum itu, Khizaran, ibu Harun Rasyid menjadikan bangunan itu sebagai masjid setelah memisahkannya dari rumah Muhammad bin Yusuf. Tempat tinggal itu pernah dimiliki oleh Ibnu Yusuf karena dia membelinya dari bani Aqil bin Abi Thalib.
Di dalam bangunan itulah Nabi Muhammad saw lahir. Beliau kemudian menghibahkannya kepada Aqil bin Abi Thalib. (Merujuk pada “Sirat ar-Rasul al-A’zham fi Nahjul Balaghah”/Sayed Hasyim al-Mailani)
Kelahiran Sang Penutup Kenabian saw ditandai dengan peristiwa-peristiwa yang tak biasa, seperti robohnya patung-patung dengan tersungkur; gempanya Istana Kisra meruntuhkan empat balkon darinya; surutnya Danau Sawa; banjirnya lembah Samawah; padamnya Api Persia yang tak pernah padam selama seribu tahun; terbaliknya singgahsana para raja dunia; tercabutnya ilmu perdukunan dan gagalnya sihir para tukang sihir. (Al-Amali/Syaikh Shaduq 235; al-Bihar 15/257)
Alquran memberitahukan bahwa kedatangan Nabi saw telah dikabarkan oleh nabi Isa as: يا بَني‏ إِسْرائيلَ إِنِّي رَسُولُ اللهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقاً لِما بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْراةِ وَ مُبَشِّراً بِرَسُولٍ يَأْتي‏ مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ
“Hai Bani Isra’il, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” (QS: ash-Shaff 6)

Rahim dan Sulbi Pilihan
Rasulullah saw pernah bersabda: لم أزل أنقل من أصلاب الطاهرة إلى اأرحام الطاهرات; “Aku berasal dari sulbi-sulbi suci yang selalu sampai pada rahim-rahim suci.” Referensi terkait hal ini banyak didapati dalam kitab-kitab yang disebutkan dalam kitab A’lam al-Hidayah 1/59.
Dalam riwayat yang serupa, beliau saw lalu bersabda:
في عالمكم هذا حتى أخرجني الله تعالى; “(Dari semua sulbi yang suci ke semua rahim yang suci) Sampai Allah swt melahirkan aku di alam dunia kalian ini.”
Dalam pandangan Syaikh Mufid (Tashih al-I’tiqad 138-139), adalah sulbi-sulbi:
1-Muwahhidin (yang bertauhid), maksud dari QS: asy-Syu’ara 218-219, firman Allah swt:
الَّذي يَراكَ حينَ تَقُومُ وَ تَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدينَ; “Yang melihatmu ketika kamu berdiri untuk beribadah, dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud.”
2-Mu`minin; sekiranya terdapat yang non mukmin (musyrik; kafir) dalam sulbi-sulbi yang suci itu, maka tak tersifatkan suci, karena kemusyrikan itu nista. Bahwa, Allah berfirman: إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ; sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis. (QS: at-Taubah 28)

Lima Posisi Terbaik bagi Rasulullah saw
Ibu Rasulullah saw bernama Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab.. Ibunya bernama Barrah binti Abdul’uzza bin Utsman bin Abduddar bin Qushai bin Kilab.. Neneknya bernama ‘Atikah binti al-Awqash bin Murrah bin Hilal as-Salmiyah, seorang dari para wanita yang Rasulullah saw pandang mulia: “Aku adalah putra ‘Awatik (Para Atikah) dari Sulaim.” (Ummu ar-Rasul saw/ Bintu asy-Syathi`, hal 79)
Diterangkan dalam riwayat yang dinukil oleh Syaikh Mufid dalam kitabnya, “Awail al-Maqalat” (hal. 45), Rasulullah saw bersabda: “Aminah binti Wahab dalam bertauhid dan tergabung dalam barisan mu`minin.” Dalam riwayat lain yang dibawakan oleh Syaikh Shaduq dalam “al-I’tiqadat”, Rasulullah saw bersabda: “Ia seorang muslimah.. Lahir dari pernikahan..”.
Sejarah mengatakan bahwa kakeknya, Abdul Muthalib, memberinya nama “Muhammad”. Ketika ditanya, “Mengapa?” Beliau menjawab, “Aku ingin dia terpuji di langit dan bumi.” Sebelum kakeknya, ibunya, Aminah, telah memberinya nama “Ahmad”.
Jibril as pernah mengabarkan kepada Nabi saw: “Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah menempatkan engkau di lima posisi:
1-Di dalam rahim Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf, yang telah mengandungmu.
2-Di dalam sulbi Abdullah bin Abdul Muthalib, yang telah menurunkanmu.
3-Di pangkuan Abdul Muthalib bin Hasyim, yang telah mengurusmu.
4-Di dalam rumah Abu Thalib, Abdu Manaf bin Abdul Muthalib, yang telah melindungimu.
5-Di sisi seorang saudara (sepupu yang menyertaimu) di masa jahiliyah.” (al-Khishal/Syaikh Shaduq)

Ketika lahir, beliau berucap: الله اكبر والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة واصيلا; “Allâhu akbar, walhamdu lillâhi katsîran, wa subhânallâh bukratan wa ashâla..”