Muhammad; Mentari Hidayah untuk Umat Manusia

Nabi Muhammad Saw lahir ke dunia dari relung sejarah dengan membawa akhlak mulia serta perilaku yang tawadhu' dan terpuji. Kepribadian luhurnya menarik banyak orang untuk menaiki bahtera hidayah dan ia menahkodai bahtera ini untuk melewati hempasan ombak dan badai.

Bahtera hidayah ini terus berlabuh di samudera waktu dan kalimat tauhid "La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah" terus berkumandang sampai hari ini.

Di tanah Persia, Raja Dinasti Sassanid Khosrow Anoushirvan sedang terlelap di atas tahkta batu pirus di istananya. Mahkota Kiani terletak di samping tahktanya. Tiba-tiba sebuah suara yang mirip dengan tabuh genderang perang telah mengusik tidur sang raja.

Batu-batu marmer dari dinding Istana Sassanid retak dan para prajurit berteriak dengan suara keras, "Dinding istana retak dan balkon-balkon Khosrow runtuh." Raja Anoushirvan bangkit dari tidurnya dan bergegas menuju ke taman dan balkon. Ia terkejut dengan apa yang terjadi dan di sana melihat salah seorang menterinya, Hakim Bozorgmehr.

Raja Anoushirvan berkata kepadanya, "Wahai sang bijak, ini sungguh malam yang aneh! Dua kejadian aneh terjadi padaku; mimpi yang aku lihat dalam tidur dan runtuhnya istanaku. Aku bermimpi melihat matahari di kegelapan malam terbit dari Hijaz, ia menerangi semua tempat kecuali istanaku yang tetap gelap. Aku merasa takut dengan kegelapan itu dan tiba-tiba suara runtuhnya balkon membuatku terbangun. Apa maksud matahari Hijaz ini?"

Hakim Bozorgmehr menjawab, "Seorang pria telah lahir dimana kekuatannya lebih besar dari segala raja dan ilmunya lebih banyak dari semua hakim, cahayanya adalah pemberian Tuhan, cahaya kalamnya menerangi dunia, dan agama nenek moyang akan layu seperti daun pohon. Runtuhnya balkon pertanda dari kelahiran hakim tersebut dari ibu yang akan membawa berita 40 tahun lagi."

Di pagi hari, Raja Anoushirvan terlihat gelisah memikirkan kejadian semalam. Seorang prajurit berkuda tiba-tiba datang mendekatinya dan berkata, "Wahai raja, sebuah kejadian aneh telah terjadi. Tadi malam, Api Pars (api Majusi) yang menyala selama ribuan tahun telah padam dan tidak hidup kembali. Anehnya lagi, Ka'bah berguncang dan berhala-berhala di sana tersungkur berjatuhan."

Seorang prajurit lain juga tiba di istana, "Waha raja, Danau Saveh yang disembah oleh masyarakat tiba-tiba mengering dan membuat para pemuja terheran-heran, seakan sebuah peristiwa besar sedang terjadi."

Raja Anoushirvan kemudian mengumpulkan para pentakbir mimpi dan peramal di istana. Mereka semua meramal tentang terbitnya sebuah bintang di langit Mekkah yang akan mengguncang dunia. Di malam kelahiran utusan terakhirnya, Tuhan telah mempersiapkan dunia untuk langkah-langkah penuh berkah dia.

Utusan terakhir Tuhan, Muhammad lahir di Mekkah ketika bangsa-bangsa dunia sedang tenggelam dalam penyembahan berhala, kebodohan, kelalaian, dan kebuasan.

Sayidah Aminah bersaksi, "Aku melihat Rasulullah dalam keadaan berbaring dengan kedua tangannya mengangkat ke langit seperti seorang yang sedang berdoa. Sebuah cahaya menerangiku dan cahaya itu berkata, 'Engkau telah melahirkan seorang pemimpin bagi seluruh umat manusia dan namailah ia, Muhammad.'"

Muhammad kemudian dibawa ke sisi kakeknya, Abdul Muthalib dan diceritakan semua kejadian yang disaksikan Aminah kepadanya. Abdul Muthalib meletakkan sang cucu di pangkuannya sembari berkata, "Segala puji bagi Tuhan yang telah memberikan kepadaku anak suci lagi memiliki bau harum."

Para nabi seperti, Nabi Ibrahim, Musa dan Isa as telah menyampaikan agama dan risalah Ilahi kepada manusia. Tentu saja seruan dan ajaran mereka ditujukan untuk kaum dan periode tertentu. Namun, Rasulullah Saw diutus untuk seluruh umat manusia dan ajarannya adalah penyempurna ajaran para nabi terdahulu.

Kaum Yahudi menanti kelahiran nabi akhir zaman berdasarkan kitab dan kabar gembira yang datang dari para nabinya. Nabi Musa as mengabarkan kaum Yahudi tentang kedatangan nabi lain seperti dirinya. Di ayat 18 kitab Taurat disebutkan, "Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh Tuhan, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan. Tuhan berfirman, 'Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Ku-perintahkan kepadanya.'"

Kabar kedatangan Nabi Muhammad Saw juga bisa ditemukan dalam Mazmur (Kitab Zabur Nabi Daud as) pada Pasal 45. Di sana disebutkan sifat-sifat dan kriteria, yang menurut para ahli tafsir, sangat mirip dengan sifat dan kriteria Nabi Muhammad dan keluarganya.

Nabi Isa as juga selalu menjelaskan tentang tanda-tanda munculnya utusan terakhir Tuhan kepada umatnya. Waktu itu, di mana saja ajaran Nabi Isa tersebar, maka berita gembira tentang kedatangan Muhammad juga ikut tersiar. Dalam Injil Yohanes, Nabi Isa memberitakan tentang kedatangan seseorang setelahnya yang bernama “Paraclete”. Berbagai petunjuk membuktikan bahwa yang dimaksud adalah Nabi Muhammad Saw.

Nabi Isa as berkata, "Dia tidak akan datang selama aku belum pergi. Jika kalian mencintaiku, peliharalah ajaran-ajaranku dan aku akan meminta kepada Bapa agar mengirimkan untukmu Paraclete lain yang akan bersamamu selamanya. Ia adalah Roh Kudus Tuhan yang akan mengenalkan kalian dengan semua kebenaran."

Para penanti kelahiran Muhammad Saw mulai dari Yaman, Syam, Palestina, dan Mesir sudah tidak sabar untuk bertemu dengan nabi yang dijanjikan itu. Di Iran, sekelompok kecil masyarakat juga menanti kedatangan nabi akhir zaman dan salah satu dari mereka adalah Salman al-Farisi.

Salman dalam catatanya berkisah, "Ketika masih beragama Kristen, aku bertemu dengan seorang pendeta yang alim di Amuriyah. Dia beribadah dengan tulus kepada Tuhan dan menghabiskan waktu siang dan malamnya untuk ibadah. Beberapa lama kemudian dia jatuh sakit dan menjelang ajalnya, ia berkata kepadaku, 'Aku tidak mengenal orang lain untuk engkau belajar dan memperoleh ilmu darinya, tetapi masa kedatangan nabi akhir zaman sudah dekat. Ia berasal dari bangsa Arab dengan membawa ajaran Ibrahim. Namanya Ahmad dan diutus dari tanah Mekkah. Dia menerima hadiah, tapi menolak sedekah dan di pundaknya ada tanda kenabian. Jika engkau bertemu dengannya, maka berimanlah kepadanya.'"  

Aku berkata, "Bahkan jika ia mengajakku untuk meninggalkan agamamu, apa aku tetap harus membenarkannya?" Pendeta itu menjawab, "Iya, karena kenenaran bersamanya dan mengikutinya akan mendatangkan kerelaan Tuhan."

Setelah pendeta itu meninggal, Salman al-Farisi bergabung dengan sebuah kafilah dagang Arab dari Bani Kalb untuk menuju Jaziarah Arab. Di sana, ia dijual sebagai budak untuk seorang pria Yahudi dari Bani Quraidhah di Madinah.

Suatu hari, Salman mendengarkan pembicaraan pria Yahudi tersebut dengan orang lain di kebun kurma. Orang itu berkata, "Celaka Bani Qilah (orang-orang dari suku Qilah), mereka berkumpul di Quba di sekitar seorang laki-laki yang datang hari ini dari Mekkah mengatakan dirinya sebagai seorang Nabi!"

Setelah mendengar ucapan itu, Salman merasa bahwa pengembaraannya selama bertahun-tahun akan membuahkan hasil dan kemudian pada malam harinya, Salman pergi menemui Rasulullah ketika berada di Quba.

Kedatangan Rasulullah Saw selain membawa rahmat dan hidayah, juga menggemakan pesan penuh makna tentang martabat manusia, hak asasi mansia, dan kebebasan. Rasul menjadi teladan dalam menegakkan keadilan dan memerangi kezaliman.

Nabi Muhammad Saw telah membuka cendela cahaya untuk menerangi kegelapan kehidupan manusia. Dia mengajarkan bahwa manusia akan terbebas dari kegelapan dan kesesatan dengan menerima kebenaran dan cahaya hidayah.

Selamat atas kelahiran Nabi Muhammad Saw, pembawa rahmat dan hidayah bagi seluruh alam.

Sebagai informasi, Ahlu Sunnah meyakini Rasulullah lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal, sementara Syiah 17 Rabiul Awal. Imam Khomeini ra kemudian menetapkan rentang waktu antara 12-17 Rabiul Awal sebagai Pekan Persatuan Islam, dan menjadikannya sebagai momentum untuk mempererat persatuan di tengah umat Islam.