Nabi Muhammad saw Menurut Imam Ja’far Shadiq as

Sepanjang sejarah umat manusia, jarang sekali terdapat pribadi-pribadi yang seluruh sejarah kehidupannya dijelaskan dan dicatat secara detail seperti Nabi Muhammad saw. Dalam kitab suci Alquran yang Allah swt sendiri menjamin akan menjaganya[1] dan yang akan kekal hingga hari kiamat, Allah swt memperkenalkan Nabi saw dengan ungkapan-ungkapan terindah dan penjelasan-penjelasan paling sempurna serta menyanjungnya dengan berbagai sifat agung nan mulia.

Allah swt berfirman:

وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”[2]

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.”[3]

Para peneliti, sejarawan, dan ulama mengungkapkan berbagai sisi kehidupan Nabi saw. Para imam Ahlul Bait pun memandang sosok pribadi tiada tanding di seluruh alam ini secara mendalam, memperkenalkan sirah, perjuangan dan ajaran-ajaran beliau saw.

Berikut ini akan dipaparkan ringkasan kehidupan dan kepribadian Nabi saw menurut Imam Ja’far Shadiq as.

Kelahiran Cahaya Suci

Diriwayatkan dari Salman Al-Farisi, Imam Shadiq berkata, “Nabi saw bersabda, “Allah swt menciptakanku dari cahaya-Nya yang suci.””[4]

Imam Shadiq juga berkata, “Allah swt berfirman kepada Nabi Muhammad saw, “Wahai Muhammad! Aku menciptakan cahayamu dan cahaya Ali terlebih dahulu sebelum aku menciptkan langit, bumi, arasy, dan lautan…””[5]

Tsiqatul Islam Al-Kulaini menulis, “Imam Shadiq as berkata, “Saat kelahiran Nabi Muhammad, Fatimah binti Asad berada di sisi Aminah, ibu Nabi. Salah satu di antara keduanya berkata kepada yang lainnya, “Apakah engkau menyaksikan sebagaimana yang aku saksikan?”

“Apa yang engkau saksikan?” jawab yang lainnya.

Ia berkata, “Aku menyaksikan cahaya terang yang menerangi seantero ufuk timur dan barat!”

Setelah itu Abu Thalib datang dan berkata kepada keduanya, “Kenapa kalian takjub?”

Kemudian Fatimah binti Asad menceritakan peristiwa yang terjadi dan apa yang mereka berdua saksikan.

Abu Thalib berkata kepadanya, “Apakah engkau ingin aku berikan kabar gembira?”

“Tentu saja,” jawab istrinya.

Abu Thalib berkata, “Akan lahir seorang bayi (Ali) dari rahimmu yang kelak akan menjadi washi dari bayi ini (Muhammad)””[6]

Nama-nama Nabi Muhammad saw

Al-Kalbi, seorang ahli nasab ternama Arab berkata, “Imam Shadiq bertanya kepadaku, “Berapa nama Nabi saw yang disebutkan dalam Alquran?”

“Dua atau tiga nama,” jawabku.

Imam Shadiq berkata, “10 nama Nabi saw disebutkan dalam Alquran: Muhammad, Ahmad, Abdullah, Thaha, Yasin, Nun, Muzzammil, Muddatstsir, Rasul, dan Dzikr.”

Kemudian Imam Shadiq menyebutkan ayat untuk setiap nama tersebut dan mengatakan, “Adz-Dzikr salah satu nama Nabi Muhammad saw dan kami (Ahlul Bait) adalah Ahlu Adz-Dzikr. Wahai Al-Kalbi! Tanyakan apa saja yang engkau inginkan!”

Al-Kalbi berkata, “Demi Allah! (Karena keagungan Imam Shadiq) hingga seluruh isi Alquran tiba-tiba lenyap dalam ingatanku dan tidak ada satu huruf pun yang muncul di benakku untuk aku tanyakan kepadanya.””[7]

Sebagian menyebutkan 400 nama dan laqab Nabi saw terdapat dalam Alquran.[8]

Keagungan Nama Nabi saw

Manifestasi nama Muhammad bagi Imam Shadiq sedemikian rupa sehingga setiap kali disebut nama Muhammad, keagungan dan kesempurnaan utusan Tuhan ini merasuk ke relung jiwa dan tampak di raut wajah suci beliau.[9]

Terkadang setelah mendengar nama Muhammad disebut, Imam Shadiq berkata, “Jiwaku menjadi tebusannya!”

Abu Harun berkata, “Suatu hari aku berkehormatan berada di sisi Imam Shadiq. Beliau berkata, “Wahai Aba Harun! Beberapa hari ini aku tidak melihatmu.”

“Allah swt telah menganugerahkan seorang putra kepadaku,” jawabku.

Beliau berkata, “Semoga Allah swt memberkahinya bagimu. Siapakah nama yang telah engkau pilih untuknya?”

“Aku memberikan nama Muhammad,” jawabku.

Ketika mendengar nama Muhammad, Imam Shadiq menundukkan wajah ke bawah sehingga hampir menyentuh tanah.

Beliau berbisik, “Muhammad, Muhammad, Muhammad. Jiwaku, putra-putriku, ayahku, dan seluruh penduduk bumi menjadi tebusan Rasulullah! Jangan engkau menghinanya (putramu), memukulnya, dan memperlakukannya buruk! Ketahuilah! Tidak ada satu rumah pun di muka bumi ini saat terdapat nama Muhammad, kecuali rumah tersebut akan diberkati sepanjang harinya.””

(Bersambung)

 

===================================

[1] QS. Al-Hijr (15): 9: “إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ”

[2] QS. Al-Qalam (68): 4.

[3] QS. Al-Fath (48): 29.

[4] Mishbah Asy-Syari’ah, Terjemahan Persia: Zainal Abidin Kazemi, halaman 126: “خلقنی الله من صفوة نوره”

[5] Jala’ Al-‘Uyun, halaman 11.

[6] Ibid, halaman 36.

[7] Bihar Al-Anwar, jilid 16, halaman 101.

[8] Manaqib, jilid 1, halaman 150.

[9] Safinah Al-Bihar, jilid 1, halaman 433.