Seri Ayat Kursi : Makna Dibalik Sifat الْحَيُّ الْقَيُّوم

Dalam seri tafsir ayat kursi, kita telah sampai kepada sifat-sifat Allah yang termuat didalamnya. Apa saja sifat-sifat tersebut?

    (الْحَيُّ) Maha Hidup.

Sifat pertama yang disebutkan dalam ayat kursi adalah (الْحَيُّ) yaitu Maha Hidup. Karena semua sifat tidak akan berarti tanpa adanya sifat ini.

Tanda-tanda kehidupan yang kita ketahui adalah tumbuh, berkembang, bergerak, merasa, mendengar dan masih banyak yang lainnya. Namun berbeda jika dinisbatkan kepada Allah, bukan tanda-tanda ini yang dimaksud sifat Allah Yang Maha Hidup. Jauhkan semua makna kehidupan dari benak kita, karena kehidupan Allah tidak akan pernah mampu kita bayangkan.

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.” (QS.asy-Syura:11)

Arti sifat Allah Yang Maha Hidup (الْحَيُّ) adalah bahwa Dia adalah Dzat yang Maha Mengetahui (العالم) dan Maha Berkuasa atas segala sesuatu (القادر).

Segala sesuatu selain Allah pernah didahului oleh ketiadaan, sementara Dia adalah Dzat yang tidak pernah didahului oleh ketiadaan dan tidak diakhiri dengan kematian. Selain Allah akan mati karena kehidupan mereka bergantung dengan Dzat yang Memberinya kehidupan.

إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُم مَّيِّتُونَ

“Sesungguhnya engkau (Muhammad) akan mati dan mereka akan mati (pula).” (QS.az-Zumar:30)

 

Sementara Dzat Allah tidak bergantung kepada apapun. Dia adalah Dzat yang Kemampuannya tak terbatas. Dia adalah Yang Maha Hidup dan Yang Memberi Kehidupan. Karena itu Allah Berfirman,

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ

“Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup, Yang tidak mati.” (QS.al-Furqan:58)

Seakan ayat ini ingin mengajarkan agar kita jangan menyandarkan diri dan berharap kepada sesuatu yang akan mati. Berharaplah hanya kepada Dzat yang tidak pernah akan mati.

 

    (الْقَيُّومُ) Yang Mengurus (makhluk-Nya)

Bentuk kata (الْقَيُّومُ) adalah Sighoh Mubalaghah yang memiliki makna terus menerus. Yakni Allah adalah Dzat yang Mengurus dan Mengatur makhluk-Nya dari awal penciptaan hingga akhir. Dia tidak pernah Membiarkan makhluk-Nya sendirian.

وَمِنْ آيَاتِهِ أَن تَقُومَ السَّمَاء وَالْأَرْضُ بِأَمْرِهِ

“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan kehendak-Nya.” (QS.ar-Rum:25)

Siapa yang menjaga dan mengatur tegaknya langit dan bumi? Tentu tidak ada yang mampu menjaganya kecuali Allah swt.

Dari dua sifat yang disebutkan, ayat kursi ingin mengajari kita tentang tauhid yang sebenarnya. Setelah Meng-Esakan Allah maka yakinlah bahwa Dia lah yang Mengatur segalanya. Jangan pernah pesimis dan putus asa. Tenangkan hati karena dibalik segala urusan ada Al-Hayyul Qoyyum, yang telah Mengatur segalanya.

Sifat Al-Qoyyum juga termasuk dari Ismullahil a’dzam, yaitu Nama Allah yang Teragung. Tanda dari Ismullahil a’dzam adalah jika kita berdoa kepada Allah dengan Menggunakan nama ini, maka doa kita akan dikabulkan.

Sebagian riwayat menyebutkan bahwa Ismullahil a’dzam terdapat dalam tiga surat dalam Al-Qur’an yaitu Al-Baqarah, Ali Imran dan Thaha. Dan ternyata, sifat Al-Qayyum hanya terdapat dalam tiga surat tersebut.

Ayat kursi menjadi agung salah satunya karena mengandung Ismullahil a’dzam. Dan kali ini kita akan menutup kajian ini dengan doa dari Sayyidah Fatimah yang diajarkan oleh ayahnya, Rasulullah saw.

Doa ini mengandung dua nama Allah yang Agung yaitu Ya Hayyu Ya Qayyum. Dan doa ini juga menjadi hirz (penjagaan) yang selalu beliau amalkan setiap hari .

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْم ، بِرَحْمَتِكَ اَسْتَغِيْثُ فَأَغِثْنِي ، وَلَا تَكِلْنِي إِلَي نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ ، وَأَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّه

“Wahai Yang Maha Hidup lagi Maha Mengatur, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan maka tolonglah aku. Dan janganlah Engkau pasrahkan aku kepada diriku sekajap matapun. Dan perbaikilah segala urusanku.”