Psikologi Anak dan Keharmonisan Keluarga

Spontan ketika kita mendengar ada teman yang sedang melakukan akan nikah, kita berdoa untuk mereka agar mereka memiliki ruamah tangga yang samawa, Sakinah, mawaddah dan penuh rahmat Allah Swt. Bahasa orang sekarang bisa disebut dengan keluarga harmonis, keluarga idaman. Membangun sebuah keluarga yang harmonis tidak hanya bermanfaat untuk hubungan antara suami dan istri saja, hubungan suami istri menjadi awet dan aman dari hiruk pikuk perceraian. Tetapi keharmonisan rumah tangga lebih dari itu adalah sangat baik dan menjadi faktor penentu untuk perkembangan psikologi anak kearah yang positif.

Kita menemukan pertengkaran kecil sampai besar yang bisa terbawa hingga perceraian cukup banyak dialami oleh suami istri. Ada yang sebenarnya diketahui bahwa hal itu secara otomatis akan membawa dampak yang serius pada psikologi anak, terutama bagi anak-anak di bawah umur, efek negatif yang tidak diinginkan dan akibatnya akan dirasakan seumur hidup si anak. Dalam beberapa kasus, mungkin pertengkaran dan perceraian tidak mempengaruhi kondisi psikologi anak-anak secara drastis, namun tentu saja sebenarnya mereka tidak menginginkan orang tuanya bertengkar atau bercerai. Ini akan terlihat bahwa umumnya anak kecil akan menangis ketika orang tuanya bertengkar, saling meninggikan suara ingin suaranya lebih didengar pasangannya.

Keluarga harmonis bukan hanya sebatas hubungan akrab antar sepasang suami dan istri saja. Akan tetapi, hubungan antara anak dengan orang tua atau antar saudara juga berpengaruh besar dalam membangun sebuah keluarga yang harmonis. Dalam tulisan ini mari kita lihat bagaimana pengaruh keluarga harmonis terhadap psikologi anak.
Hubungan Antara Psikologi Anak dengan keharmonisan Keluarga

Hubungan keluarga yang harmonis dan quality time yang sering dilakukan membuat anak menjadi lebih terbuka dan apa adanya. Ini adalah kenyataan yang cukup sulit mengingat dunia kerja dijaman ini. Ayah bunda pagi-pagi sekali harus berangkat ke kantor, si kecil bersama asisten rumah tangga, yang lebih besar berangkat diantar sama paman sopir. Lalu baru bisa bertemu jam delapan malam itu pun dalam kondisi lelah, baik orang tua maupun anak semua sudah lelah dengan kesibukan masing-masing. Ini akan berpengaruh pada quality time intensitas ayah bunda dengan anak, dan ini bisa mengarah kepada bentuk keluarga yang tidak harmonis.

Untuk mewujudkan sebuah keluarga harmonis, sebaiknya orang tua tidak terlalu menuntut anak untuk menjadi apa yang diinginkannya. Sewajarnya seorang ayah setelah mengenyam pahit getir kehidupan akhirnya memiliki pandangan bahwa perkerjaan ini atau itu adaah lebih baik, atau menikahi seoran yang begini atau begitu akan berbuah kebahagiaan. Berikan kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang ia minati. Tugas setiap orang tua adalah membimbing dan mengarahkannya. Anak sesuai zamannya memiliki tantangan dan kelebihan mereka masing-masing, tidak bisa kita nilai sesuai masa-masa kecil kita.

Dampak Negatif Keluarga yang Tidak Harmonis Terhadap Perkembangan Psikologi Anak

Jika pertengkaran atau sikap saling cuek satu sama lain terjadi di dalam sebuah keluarga, anak-anak bisa mencari kehangatan di luar keluarganya. Mereka akan mencari jalan alternatif. Mencari dunia sendiri dengan teman atau siapapun diluar anak dan ini bisa mengantarkan anak kita ke dalam pergaulan bebas. Dalam pergaulan bebas kita tidak bisa mengawasi mereka, mereka sangat rentan terkena pengaruh negatif dari lingkungan yang sebenarnya sangat tidak mereka kenali.
Dampak Positif Keluarga Harmonis Terhadap Psikologi Anak

Dalam sebuah keluarga harmonis anak-anak akan merasa nyaman dan terbuka untuk berbagi segala hal. Jika demikian orang tua bisa memantau pergaulan dan aktivitas anak secara tidak langsung melalui cerita-ceritanya. Selain itu, manfaat keluarga harmonis terhadap psikologi anak adalah membuat anak tetap ceria. Mereka tidak akan mencari kesenangan di luar keluarga, karena keluarga yang dimilikinya sudah cukup membuat dirinya merasa aman, nyaman, dan tenang. Mereka akan tumbuh sebagai remaja-remaja yang kekurangan kasih sayang. Anak-anak perempuan mencari kasih sayang dari anak-anak cowok yang sebenarnya mereka beli rokok pun dari uang jajan. Bahkan bisa jadi merupakan sosok-sosok yang kekurang kasih sayang didalam keluarganya.
Berusaha Mewujudkan Keluarga Harmonis untuk Kebaikan Psikologi Anak

Cekcok dan pertengkaran sangat mungkin terjadi dan tidak mungkin dihindari dalam sebuah keluarga. Namun, yang terpenting adalah cara untuk menyelesaikan permasalahan yang menjadi penyebab pertengkaran tersebut. Bicarakan setiap masalah dengan kepala dingin. Ketika sang suami sedang marah sebaiknya istri tidak langsung memberikan jawaban, karena omongan orang yang emosi tidak bisa dijadikan sebagai patokan. Berbeda dengan kondisi normal.

Anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, terutama pada usia kanak-kanak hingga remaja, tengah disibukkan mencari jati dirinya. Psikologi anak yang baik akan menuntun mereka dalam mencari jati diri yang tepat. Pencarian jatidiri setiap anak akan berhasil dan tidak ternodai ketika kondisi psikologi mereka juga baik.