Imam Baqir: Siapa Yang Taat Kepada Allah Adalah Teman(2)

klik disini untuk membaca artikel sebelumnya

 

Dalam buku-buku Hadis disebutkan, suatu hari ada seorang seseorang menampakkan diri sebagai seorang zuhud dan abid mendekati Imam Baqir as yang sedang berada di kebunnya. Ia mendekati beliau dan berkata, "Seseorang dengan kepribadian agung seperti Anda tidak boleh keluar rumah untuk mencari dunia. Seluruh badan Anda telah mengeluarkan keringat, bila kematian menjemput Anda, bagaimana Anda akan menghadap Allah? Imam Baqir as menjawab kepadanya, "Jika kematianku datang, aku akan menghadap Allah Swt dalam kondisi sedang beribadah. Ibadah tidak hanya zikir dan shalat. Saya bekerja agar tidak meminta kepada orang lain seperti Anda dan saya akan takut kepada kematian ketika tidak taat kepada Allah."

Imam Baqir as tidak mengabaikan masalah politik bersamaan dengan aktivitas ilmiah dan budayanya. Setiap kali ada kesempatan, beliau mengungkap wajah-wajah jelek penindas rezim Umayah dan melarang pengikutnya untuk bekerja sama dengan rezim tiran. Seseorang bertanya kepada Imam Baqir as, "Sejak zaman Hajjaj bin Yusuf hingga sekarang saya terus menjadi gubernur. Apakah mudah bagi saya untuk bertobat?" Imam tidak menjawab dan saya bertanya lagi, lalu Imam menjawab: "Selama Anda tidak membayar hak setiap orang yang engkau renggut, Anda tidak akan bisa bertobat."

Salah seorang pengikutnya, Abdul Ghafar bin Qasim, berkata, "Saya berkata kepada Imam Baqir as, 'Apa pendapat Anda tentang saya yang mendekati raja dan sering bolak-balik ke istana?' Imam berkata, "Menurut saya, apa yang Anda lakukan tidak maslahat buatmu.' Saya berkata, 'Saya kadang akan pergi makan malam dan saya kadang bertemu dengan Ibrahim bin Walid.' Imam menjawab, "Wahai Abdul Ghafar, perilakumu bolak-balik menemui ultan memiliki tiga konsekuensi negatif; cinta dunia ada di hatimu, melupakan kematianmu dan kau tidak puas dengan apa yang telah diberikan Allah kepadamu."

Saya kemudian berkata, "Wahai putra Rasulullah! Saya punya keluarga dan tujuan pergi ke sana untuk melakukan bisnis. Beliau berkata, "Wahai hama Allah! Saya tidak ingin mengajak Anda untuk meninggalkan dunia, tetapi saya ingin Anda meninggalkan dosa-dosa. Meninggalkan dunia merupakan kebajikan, tetapi meninggalkan perbuatan dosa adalah wajib dan Anda berada dalam situasi di mana Anda lebih membutuhkan untuk melakukan kewajiban ketimbang mencari keutamaan."

Imam Baqir as juga mempertanyakan legitimasi para penguasa despotik dan membuka jalan bagi pemberontakan terhadap mereka. Dalam sebuah riwayat dari Imam as kepada Mohammad bin Muslem, dikutip sebagai berikut, "Wahai Muhammad, para pemimpin tiran dan zalim serta pengikut mereka telah menyimpang dari agama Allah dan mereka telah tersesat dan mereka akan menyeret orang lain juga ke jalan kesesatan. Apa yang mereka lakukan akan menjadi abu dan di hari yang anginnya kencang, ketika angin topan meniupnya, maka apa yang telah mereka lakukan tidak akan musnah dan yang tersisa hanya kesesatan dan membuat mereka semakin jauh."

Berikut ini sebuah hadis dari Imam Baqir as. Suatu waktu beliau berkata kepada seorang sahabatnya Jabir bin Yazid al-Ju'fi, "Wahai Jabir! Apakah cukup bagi seseorang yang mengaku pengikut kita hanya mencintai Ahlul Bait as? Demi Allah, bukan pengikut kami kecuali orang yang bertakwa kepada Allah Swt dan menaati-Nya. Syiah kita tidak dikenal kecuali dengan kerendahan hati dan hati yang khusyu, menjaga amanat, banyak mengingat Allah, banyak berpuasa, shalat, berbuat baik kepada ayah dan ibu, memperhatikan tetangga miskin, mengetahui keadaan mereka, mencari tahu orang miskin, orang yang berhutang dan mengurusi mereka, tidak berbicara kecuali kebenaran, membaca al-Quran, tidak berbicara dengan orang lain, kecuali mencari kebaikan mereka dan menjadi orang yang terpercaya di tengah keluarga sendiri."

Jaber meminta penjelasan lebih lanjut dari Imam. Imam Baqir as menjelaskan, "Tidak ada hubungan kekerabatan antara Tuhan dan siapa pun, dan para hamba yang paling dicintai adalah yang paling bertakwa di mata Tuhan dan yang paling melakukan perintah dengan perintah Tuhan. Wahai Jabir! Seorang hamba tidak akan dekat kepada Allah kecuali melaksanakan perintah-Nya dan kami tidak punya kekuatan dan otoritas untuk membakar siapa pun, dan tidak seorangpun yang dapat mengajukan alasan kepada-Nya. Siapa yang taat kepada Allah Swt adalah teman kita, dan siapa pun yang berdosa ia adalah musuh kita. Tidak ada seseorang yang memiliki kekuatan untuk mencapai Wilayah kami, kecuali dengan perbuatan baik dan menghindari perbuatan buruk."