Jihadun Nafs Tidak Pernah Basi

Jihadun nafs sangat penting bagi kesuksesan manusia, itu adalah salah satu penentu kesuksesan diantara orang-orang bertaqwa. Jihadun nafs setiap jaman selalu beriring dalam kehidupan manusia. Manusia selalu perlu melakukan jihadun nafs, ketika berhasil bertahan dan melewati jihadun nafs tahun ini, maka kita salah jika berhenti dan merasa puas diri, apalagi terlena dalam menghadapi berbagai godaan dalam menjalani hidup. Sekali terlena semua perjuangan kita akan sia-sia kita akan kembali ke titik nol, perjuangan berdarah-darah yang kita lakukan akan hilang begitu saja.

Sarat Jihadun nafs

Sarat pertama adalah ketetapan hati dalam tauhid kepada Allah Swt. Sebab alasan mengapa kita melakukan jihadun nafs adalah karena Allah Swt memerintahkan kita untuk melakukan itu, jihad ini disampaikan kepada Nabi Saw agar disampaikan kepada umatnya dan diberi penekanan bahwa jihadun nafs adalah jihad yang besar, jauh lebih besar dari jihad dimedan perang.

رَجَعْتُمْ مِنَ اْلجِهَادِ اْلأَصْغَرِ إِلَى الجِهَادِ الأَكْبَرِ فَقِيْلَ وَمَا جِهَادُ الأَكْبَر يَا رَسُوْلَ الله؟ فَقَالَ جِهَادُ النَّفْسِ

Kalian telah pulang dari sebuah pertempuran kecil menuju pertempuran akbar. Lalu sahabat bertanya, “Apakah pertempuran akbar (yang lebih besar) itu wahai Rasulullah? Rasul menjawab, “jihad (memerangi) hawa nafsu.”

Ini menunjukkan betapa pentingnya jihadun nafs bagi masing-masing individu.

Syarat kedua adalah iman kepada Nabi dan Risalahnya. Jadi disini kita juga harus beriman kepada Nabi Muhammad Saw serta risalah beliau sebab jihadun nafs adalah satu dari ajaran-ajaran beliau.

Antara Jihad Akbar dan Jihad Ashghar

Memang kalau kita telisik antara asghar dan akbar disini sebenarnya ada kaitan yang sangat erat dan kuat bukanlah dua hal yang terpisah. Kita dapati dalam sejarah ada beberapa sahabat yang enggan ikut pergi terjun dimedan perang, alasan mereka adalah karena kecintaan kuat pada dunia, (cinta harta, wanita, pangkat, karier, atau takut mati) mereka tidak ikut perang karena mereka gagal dalam jihadun nafs. Jadi bisa disebutkan disini bahwa jihadun nafs adalah muqadimah untuk bisa pergi ke jihad akbar.

Mengapa disini setelah kembali dari medan perang disebut menuju jihad akbar. Jelas disini sebenarnya bukan pemisahan antara jihad akbar dengan jihad ashghar. Ketika seseorang berada di medan perang dia juga harus menjalankan jihadun nafs tanpa itu dia akan gagal dan jika meninggal akan meninggal dalam kesia-siaan. Seorang yang berjihad ketika dia menebaskan pedang, menembakkan anak panah atau tombak harus karena Allah bukan karena melampiaskan emosi pribadi atau membalaskan balas dendam keluarga.

Jihadun nafs harus dilakukan seumur hidup

Bagi setiap orang selalu ada tantangan yang akan menghadang sebab setan telah berjanji untuk menggoda manusia. Setan selalu menepati janji untuk terus menggoda manusia, jadi manusia ketika hari ini atau tahun ini sudah berhasil melakukan jihadun nafs maka hari berikutnya atau tahun selanjutnya harus bersiap melakukan jihadun nafs kembali, demikian setiap saat sampai akhir hayat.

Jihadun nafs harus dengan perencanaan

Sebagaimana dalam meraih target-target yang lain, dalam jihadun nafs seseorang juga butuh perencanaan. Mengenali kekurangan dan kelebihan diri, mengenali orang-orang serta sumber-sumber yang bisa mendukung perjalanan kita. Orang-orang yang bisa kita jadikan rujukan dan memahami berbagai tipuan setan berikut jebakannya, ketika kita sedang berjalan dijalur perjuangan ini. Semua itu harus kita rencanakan dengan baik, kita buat time schedule tahap demi tahap lengkap dengan target yang kita impikan. Review ulang jika terjadi kegagalan, setiap langkah selalu diiringi tafakur dan terus berusaha berjalan sesuai rencana pembenahan diri yang diinginkan. Berjihad menjadi tuan atas diri sendiri bukan lagi menjadi budak hawa nafsu. Menuju kehambaan sejati hanya taat utuh  dihadapan Allah Swt.

Kunci jihadun nafs adalah ketekunan kesabaran dan kegigihan

Keberhasilan dalam jihadun nafs jelas bukan hal sederhana, perlu persiapan batin dan persiapan lainnya. Salah satu sarat utama dalam amalan ini adalah memiliki ketekunan, kesabaran serta kegigihan. Ketekunan disini sangat penting karena seorang pelaku dalam amalan ini harus bisa berkomitmen dan menjaga keteraturan dan ketekunan.

Jihad sendiri bermakna kehendak diri untuk melakukan secara sungguh-sungguh. Jika seseorang melakukan belum dengan sungguh-sungguh lalu menamai perbuatannya itu sebagai jihadun nafs tentu tidak tepat. Karena sarat utama amalan ini adalah kehendak diri secara sungguh-sungguh dan benar-benar sudah dijalankan sesuai kemampuan yang dimiliki atau bahkan memacu diri untuk bisa melampaui kemampuan yang sudah dimiliki. Jadi bukan hanya sekedar akan melakukan jihadun nafs berhenti dalam angan-angan semata.

Tidak berputus Asa dari Rahmat Allah Swt

Terus berprsangka baik kepada Allah serta rahmatNya yang luas adalah bekal. Dalam jihadun nafs karena jalan yang harus ditempuh teramat berat dan panjang. Kita butuh pendukung dan tempat bersandar dan Allahlah tempat terbaik untuk bersandar. Selama kita yakin kepada Allah dan langkah kita adalah langkah yang benar maka kita tidak pantas berputus asa. Kita pasti kuat dan pasti akan tunai dalam langkah-langkah kita.

Rahmat Allah adalah salah satu impian dalam jihadun nafs

Rahmat Allah adalah salah satu iming-iming yang bisa jadi penyemangat dan sekaligus target dalam jihadun nafs. Kenikmatan apa yang bisa kita bandingkan dengan mendapat Rahmat dan kasih sayang-Nya.

Kesimpulannya jihadun nafs adalah hal yang dilakukan secara berulang-ulang terus menerus dan dalam satu kesuksesan ada kesuksesan jihadun nafs yang lebih berat dan lebih tinggi nilainya. Jihadun nafs hanya bisa diraih dengan perencanaan, disiplin dan kesabaran. Menyandarkan diri pada rahmat Allah