Kepemimpinan Dalam Surat Annas

Kesempatan untuk berbuat baik kepada orang lebih banyak
Keputusan yang sesuai ridha Allah adalah kesempatan besar dalam meraih pahala berkhidmat pada masyarakat yang banyak, berbuat baik kepada banyak orang dengan skala yang lebih besar jelas pahalanya jauh lebih besar.
Was-was juga bisa datang dari seorang pemimpin. Ketika pemimpin tidak bersih berjanji banyak hal lalu tidak ditepati ini juga akan jadi bahan was-was bagi masyarakat. Hal ini sangat berbahaya, karena itu seorang pemimpin seyogyanya adalah orang yang sudah mandiri, sudah menang terhadap diri sendiri, tidak diatur oleh kepentingan dan ambisi, jika tidak dia akan menjadi salah satu pasukan iblis dan memiliki jiwa setan yang senantiasa menghembuskan was-was dalam kehidupan masyarakat.
Jadi menjadi pemimpin adalah kesempatan besar untuk menjadi setan atau menjadi masyarakat.
Pemimpin harus pandai mencari teman dan relasi yang baik dan positif serta bersilaturahmi
Minsyaril was wasil khannas Alladzi yuwaswisufi sudurinnas, Minal jinnati wannas
Kita pahami disini bahwa manusia dan jin itu ada dua kelompok, kelompok yang mengikuti jalan iblis dan kebalikannya yaitu kelompok yang mengikuti jalan malaikat. Dengan teman dan relasi yang sehat banyak urusan akan lebih mudah diselesaikan. Dengan teman dan relasi pekerjaan besar bisa mudah dikerjakan dengan konsep kolaborasi, tidak mengandalkan kemampuan diri sendiri.
Indonesia memiliki banyak orang kreatif, orang yang pandai dengan kolaborasi banyak pekerjaan yang lebih mudah dan lebih cepat terselesaikan. Pemimpin ketika bisa mengkomunikasikan antara orang-orang kreatif tersebut untuk bekerjasama dalam memecahkan masalah bersama maka  jumlah masalah yang akan terselesaikan akan semakin banyak. Penyelesaian satu masalah sangat besar kemungkinan bisa menjadi pencegah masalah-masalah besar yang seharusnya muncul darinya. Hukum sebab akibat berjalin satu dengan yang lain, ketika satu rantai masalah diputus, maka masalah yang berkaitan dengannya otomatis akan terpecahkan.
Kepemimpinan selalu menjadi pihak yang mendapati banyak permasalahan besar, pemimpin harus siap dengan berbagai permasalahan berikut berbagai kesulitan dibaliknya.
Semakin banyak jumlah masyarakat maka tingkat keragamaan juga akan semakin tinggi. Keragamaan yang tinggi juga akan menimbulkan jumlah masalah semakin besar. Revolusi mental pembangunan kepribadian dari masing-masing masyarakat sangat besar peranannya. Mengajak masyarakat menjadi pemimpin bagi diri sendiri. Untuk bersama berlindung dari minsyarril was wasil khannas, sehingga tidak menjadi orang-orang yang mengikuti selain Allah SWT.
Beberapa poin kepemimpinan yang mungkin kita ambil dari surat Annas [144]: 1-6
Pertama, Bisa mengatur dan memenejemen diri sendiri maupun lingkungan yang berada dibawah kewenangannya, Robbinnas
Kedua, bisa mengayomi diri sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar, Robbinnas. Ku anfusakum wa ahlikum naro, Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
Ketiga, bisa menjadi raja bagi diri sendiri, bisa memenangkan akal dari hawa nafsu, malikinnas.
Keempat, bisa menyembah kepada yang seharusnya disembah, sudah senantiasa ingat kepada Allah SWT, tidak pernah sombong, pamer, hidup sederhana, tujuan utama keridhaan Allah bukan karena ambisi kepemimpinan, Ilahinnas.
Kelima Berani, Sosok yang berani berdiri melawan bisikan-bisikan setan bukan malah menjadi salah satu dari setan. Kalau calon pemimpin sudah memamerkan sifat seperti sifat setan jelas orang itu gugur dan tidak layak untuk dijadikan sebagai seorang pemimpin. Berani dan menang dihadapan jin dan manusia. Yakni tidak tergoda dan terpengaruh dengan iming-iming yang mereka berikan, tidak takut dengan ancaman yang mereka serukan, Minsyarril was wasil khannas.
Keenam, memiliki hati yang menang, bersih dari iri dengki maupun rakus. Sifat iri, dengki dan rakus adalah akibat dari mendengarkan bisikan buruk dari iblis dan pasukannya. Hal ini juga sangat buruk jika dimiliki oleh seorang pemimpin, dia tidak akan membawa kepemimpinannya menjadi lebih maju, tidak memikirkan kepentingan orang-orang yang seharusnya diayomi, Minsyarril was wasil khannas. Ini juga sesui dengan paparan dalam surat Al A’raf[7]: 03.
………… dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya
Mengikuti pemimpin selain Allah termasuk didalamnya adalah mendengarkan bisikan dan perintah buruk dari setan. Setan juga bisa menjadi pimpinan yakni pimpinan menuju kesengsaraan duniawi maupun ukhrawi.
Ketika ada seseorang yang tidak memiliki semua atau sebagian besar dari kriteria diatas lalu memaksakan diri untuk menjadi pemimpin pasti ada yang salah darinya atau orang-orang yang memilihnya.
Seorang pemimpin yang sudah menerima Allah dan berikrar bahwa Dia adalah Robbnya manusia tidak boleh bertindak karena kepentingan kontraktor atau para suporter yang membantu dia berhasil naik jadi pemimpin. Menjadi pemimpin bermakna semua tindakan seputar kepemimpinannya harus berkaitan dengan rakyat yang dipimpin, untuk kepentingan orang-orang yang diayomi itu. Dengan konsep malikinnas dia tidak boleh menjadi budak orang lain, dia adalah budak dan hamba Allah SWT semata. Jadi keputusan yang diambil adalah keputusan yang diridhai Allah, dan semua keputusan yang diridhai Allah pasti bermanfaat bagi masyarakat untuk waktu sekarang atau untuk jangka panjang. Konsep ilahinnas pemimpin tidak boleh menambatkan hati kepada selain Allah SWT, semua hubungan penyembahan baik yang jelas atau yang transparan harus ditinggalkan sehingga kepemimpinannya akan penuh berkah.
 
Rujukan:
Tafsir Nur karya Muhsin Qiroati