Tiada Kecuali Kebaikan

Allah swt berfirman,
۞وَقِيلَ لِلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ مَاذَآ أَنزَلَ رَبُّكُمۡۚ قَالُواْ خَيۡرٗاۗ لِّلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ فِي هَٰذِهِ ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٞۚ وَلَدَارُ ٱلۡأٓخِرَةِ خَيۡرٞۚ وَلَنِعۡمَ دَارُ ٱلۡمُتَّقِينَ
Dan kemudian dikatakan kepada orang yang bertakwa, “Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Kebaikan.” Bagi orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (balasan) yang baik. Dan sesungguhnya negeri akhirat pasti lebih baik. Dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa.” (QS.An-Nahl:30)
Seluruh penjuru negeri Arab dihebohkan dengan datangnya Nabi terakhir bernama Muhammad saw. Risalah dan ayat-ayat suci yang beliau sampaikan mulai menyebar luas ke setiap pelosok.
Orang-orang diluar Mekah sering datang untuk mencari tau apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Apabila mereka bertemu orang kafir Mekah dan bertanya tentang Nabi Muhammad, maka orang-orang kafir itu akan menjawab :
وَإِذَا قِيلَ لَهُم مَّاذَآ أَنزَلَ رَبُّكُمۡ قَالُوٓاْ أَسَٰطِيرُ ٱلۡأَوَّلِينَ
Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Dongeng-dongeng orang dahulu,” (QS.An-Nahl:24)
Namun apabila orang-orang diluar Mekah itu bertemu orang mukmin dan bertanya tentang apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, maka mereka akan mendapat jawaban yang satu yaitu :
وَقِيلَ لِلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ مَاذَآ أَنزَلَ رَبُّكُمۡۚ قَالُواْ خَيۡرٗا
“Dan kemudian dikatakan kepada orang yang bertakwa, “Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Kebaikan.” (QS.An-Nahl:30)
Pertama, ayat ini ingin memberi sifat kepada Al-Qur’an melalui lisan orang-orang bertakwa bahwa semua yang ada pada Al-Qur’an adalah kebaikan. Semua yang turun dari Allah adalah kebaikan.
Segala sisi dalam Al-Qur’an adalah kebaikan. Perintahnya, larangannya, kisahnya, anjuran didalamnya bahkan setiap perumpaan didalamnya adalah kebaikan.
Sifat singkat untuk Al-Qur’an yang mencakup seluruh sifat lainnya. Bila kita pernah mendengar bahwa sifat Al-Qur’an adalah cahaya, rahmat dan penyembuh maka semua itu terangkum dalam satu sifat ini yaitu semua dalam Al-Qur’an adalah kebaikan.
Kedua, seorang mukmin tidak pernah melihat sesuatu kecuali baik. Tidak pernah melihat ketentuan Allah yang ditentukan kepadanya kecuali kebaikan. Karena ia yakin bahwa tidak ada yang datang dari Allah kecuali kebaikan.
بِيَدِكَ ٱلۡخَيۡرُۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ
“Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS.Ali ‘Imran:26)
Ketiga, tanda seorang mukmin adalah tidak memberi kecuali yang baik. Karena orang mukmin selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an maka apabila kandungan Al-Qur’an adalah kebaikan maka tidak akan keluar perbuatan dari mukmin itu kecuali yang baik.
Apabila kita ingin bertanya secara singkat, kemana Al-Qur’an ingin mengajak kita? Maka jawaban paling tepat adalah Al-Qur’an ingin mengajak kita menuju kebaikan. Dalam ayat lain Al-Qur’an mengajak kita untuk meraih arti kehidupan yang sebenarnya.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَجِيبُواْ لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمۡ لِمَا يُحۡيِيكُمۡ
“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu.” (QS.Al-Anfal:24)
Kesimpulan dari ayat ini kita dapat mengambil tiga pelajaran bahwa :
1. Seluruh isi Al-Qur’an adalah kebaikan.
2. Orang mukmin tidak pernah memandang ketentuan Allah kecuali baik.
3. Orang mukmin adalah para pengikut Al-Qur’an maka tidak ada sikap yang keluar dari mereka kecuali kebaikan.
Semoga bermanfaat…