Fenomena Saudara dalam Al-Qur’an

Persaudaraan adalah fenomena unik tentang dekatnya hubungan darah namun tidak menjamin dekatnya hubungan hati.
Al-Qur’an punya banyak kisah tentang saudara.
Disana ada kisah dua bersaudara, Habil dan Qobil putra Nabi Adam as.
Disatu sisi ada seorang saudara seperti Qobil yang berkata,
قَالَ لَأَقۡتُلَنَّكَ
“Sungguh, aku pasti membunuhmu!” (QS.Al-Ma’idah:27)
Dan di sisi lain ada saudara seperti Habil yang membalas ancaman saudaranya,
لَئِنۢ بَسَطتَ إِلَيَّ يَدَكَ لِتَقۡتُلَنِي مَآ أَنَا۠ بِبَاسِطٖ يَدِيَ إِلَيۡكَ لِأَقۡتُلَكَ
”Sungguh, jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu.” (QS.Al-Ma’idah:28)
Disana ada Nabi Yusuf as yang memiliki banyak saudara, namun bersekongkol untuk membunuh saudaranya.
ٱقۡتُلُواْ يُوسُفَ أَوِ ٱطۡرَحُوهُ أَرۡضٗا يَخۡلُ لَكُمۡ وَجۡهُ أَبِيكُمۡ
“Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian ayah tertumpah kepadamu.” (QS.Yusuf:9)
Dan disana ada saudara yang membela saudaranya secara total seakan ia menjadi tameng hidup saudaranya. Itulah Nabi Harun as dan Nabi Musa as.
وَقَالَ مُوسَىٰ لِأَخِيهِ هَٰرُونَ ٱخۡلُفۡنِي فِي قَوۡمِي وَأَصۡلِحۡ وَلَا تَتَّبِعۡ سَبِيلَ ٱلۡمُفۡسِدِينَ
Dan Musa berkata kepada saudaranya (yaitu) Harun, “Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah (dirimu dan kaummu), dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS.Al-A’raf:142)
Inilah beberapa kisah tentang fenomena saudara dalam Al-Qur’an. Jadikan dirimu seperti Habil yang tidak pernah mau menyakiti saudaranya dan seperti Harun yang rela berkorban demi saudara.
Lalu bila kita ingin bertanya mengapa seorang saudara bisa tega terhadap saudaranya sendiri?
Jawabannya ada dalam petikan kalimat Nabi Yusuf as yang diabadikan dalam Al-Qur’an.
مِنۢ بَعۡدِ أَن نَّزَغَ ٱلشَّيۡطَٰنُ بَيۡنِي وَبَيۡنَ إِخۡوَتِيٓۚ
“Setelah setan merusak (hubungan) antara aku dengan saudara-saudaraku” (QS.Yusuf:100)
Semoga bermanfaat…