Mampukah Kita Melihat Hakikat Yang Sebenarnya?

Selama ini yang dilihat oleh orang awam seperti kita adalah tampilan luar dari suatu benda, bukan hakikatnya. Seperti hadis yang sering kita dengar bahwa hakikat dari makanan haram adalah api, tapi kita melihatnya tetap seperti makanan yang lezat.
Begitupula dalam melihat hakikat kebenaran. Terkadang kita bingung karena semua mengaku paling benar, lalu bagaimana kita mampu melihat hakikat kebenaran yang sebenarnya?
Kita akan mulai dengan pertanyaan pertama, mungkinkah kita mampu melihat hakikat dari sesuatu?
Tak dapat dipungkiri bahwa para Nabi dan orang-orang suci mampu melihat hakikat dari sesuatu. Lalu mungkinkah kita bisa melihat hakikat tersebut? Jika bisa, bagaimana cara agar kita bisa mencapai derajat “mampu melihat hakikat?”
Kita akan mencari jawabannya dari ayat-ayat Al-Qur’an.
Jawabannya adalah : “Bisa !”
Dan telah banyak bukti manusia-manusia yang mampu melihat hakikat sesuatu, bahkan ia mampu menembus hati seseorang.
Lalu bagaimana caranya?
Allah swt berfirman,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تَتَّقُواْ ٱللَّهَ يَجۡعَل لَّكُمۡ فُرۡقَانٗا
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (mampu membedakan kebenaran dan kebatilan) kepadamu.” (QS.Al-Anfal:29)
Dalam ayat lain Allah swt berfirman,
وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۖ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱللَّهُ
“Dan bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu.” (QS.Al-Baqarah:282)
Takwa adalah kunci untuk membuka hakikat dihadapan pandanganmu. Menjadi orang bertakwa artinya membersihkan diri dari segala kotoran dan kehinaan duniawi yang selama ini menjauhkanmu dari hakikat yang sebenarnya. Bertakwa artinya membuang semua hijab dosa-dosa yang selama ini membuatmu hanya mampu melihat sesuatu dari casing luarnya saja.
Bertakwa adalah menyiapkan diri dan mensucikan jiwa agar siap menerima ilmu dari Allah yang dapat menerangi hati. Bukan ilmu yang hanya berputar di otak saja.
Selama kita masih memelihara fanatisme golongan dan kedengkian dalam hati, maka mustahil kita akan mampu melihat hakikat kebenaran. Seperti orang yang memakai kacamata merah, maka segala sesuatu tampak berwana merah dihadapannya.
Namun apabila kita berkaca di cermin, maka kita akan melihat pantulan itu seperti apa adanya. Begitulah dengan cermin didalam hati, bila cermin itu bersih maka ia akan memantulkan hakikat yang sebenarnya. Namun bila cermin hati kita kotor, maka kita hanya mampu meraba-raba saja. Tidak akan terlihat hakikat kebenaran yang sebenarnya.
Dosa-dosa kita adalah debu yang menempel di cermin hati. Siramlah debu itu dengan air mata taubat dan jagalah cermin itu menjadi tetap bersih. Maka dengannya kita bisa melihat hakikat yang sejati dan disaat itulah Allah swt akan memberikan kita kemampuan untuk membedakan kebenaran dan kebatilan.
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan furqan (kemampuan untuk membedakan kebenaran dan kebatilan) kepadamu.”