Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Menarik Semangat Pemuda Asyuro Demi Memajukan Bangsa

1 Pendapat 05.0 / 5

Ketika kita kaji sejarah asyuro maka kita dapati sebagian besar pejuang yang berada disana adalah para pemuda. Memang ada yang masih sangat muda seperti Ali Asghar, atau cukup tua misalnya Habib bin Madzahir, tapi sebagian besar adalah orang-orang yang masih segar bugar, Abul Fadl Abbas kala itu masih berumur sekitar 35 tahun, Ali Akbar belum berumur 30 tahun beliau masih sekitar 24 tahun, Ali Zainal Abidin juga masih muda, beliau memang tidak terjun dan syahid di hari Asyuro, tapi perjuangan beliau juga tidak ringan, demi ketaatan kepada Imam dan juga ayah beliau, beliau tidak turun ke medan laga, beliau menjadi penyambung lidah Asyuro kepada dunia, beliau bersama bibi beliau Zainab sang srikandi karbala, putra-putra Imam Husain as rata-rata masih muda, begitu juga putra-putra Imam Hasan as yang berada disana syahid membela pamannya.
Generasi muda adalah tulang punggung pembangunan bangsa pernyataan ini selalu sesuai sepanjang zaman termasuk untuk Indonesia di Era ini. Jika para pemuda sebuah bangsa tidak diberi perhatian lebih maka tulang punggung akan patah, bangsa itu tidak lama akan hancur. Bangsa Indonesia dari beberapa tahun terakhir dan kedepannya sudah bertekad bulat untuk membangun dan memajukan bangsa, berniat dan juga sudah melakukan langkah-langkah strategis. Dalam waktu dekat pemerintah juga menetapkan kepastian untuk melakukan pemindahan pusat pemerintahan, ibu kota akan dipindah dari Jakarta ke Kalimantan. Tepat di daerah dimana dulu Majapahit mengalami masa-masa kejayaannya, daerah yang merupakan pusat dari Indonesia dilihat dari sisi geografis.
Mengambil nafas dari Asyuro Indonesia juga bisa memperkenalkan para pemuda dengan perjuangan para pemuda di medan Karbala. Para pemuda bisa mengambil semangat tanpa terbendung, semangat yang tidak ciut karena lawan yang memperlihatkan kekuatan sangat dahsyat, sekumpulan pemuda dan beberapa orang tua berjumlah kurang lebih 73 orang harus berhadapan dengan ribuan pasukan bersenjata lengkap. Mereka diberi kesempatan untuk melarikan diri namun tetap, mereka teguh membela kebenaran yang mereka yakini. Membela Imam Zaman yang mereka miliki.
Para pemuda bisa belajar sikap berani dan lebih dari itu semangat membela kebenaran yang dikobarkan para pemuda di medan Karbala. Para pemuda di karbala sangat sadar bahwa harga yang harus dibayarkan adalah nyawa mereka, namun sama sekali mereka tidak mundur. Para pemuda Indonesia jika belajar dari pemuda pembela Imam Husain as, mereka akan berkembang sebagai pembela kebenaran, mereka jelas tidak akan menjadi pemimpin yang korup di negeri tercinta ini. Seperti kita tahu, korupsi adalah sebuah penyakit, jika dari dalam diri pribadi tidak menerima maka seseorang tidak akan pernah melakukan korupsi, semangat membela kebenaran yang dikobarkan pada hari Asyuro adalah semangat yang juga akan mengobarkan semangat membela kebenaran salah satunya menghindari tindakan korup maupun nepotisme. Indonesia jika dipimpin oleh para pemuda yang mengutamakan pembelaan kebenaran sebagaimana pembelaan pada kebenaran yang sudah dilakukan para pemuda di medan Karbala maka Indonesia akan menjadi negara bersih. Negara yang jelas akan dengan mudah menuju berbagai kemajuan dan capaian prestasi besar yang belum pernah digapai sebelumnya.
Iran dengan kemajuan yang sudah didapat hari ini, berbagai kemajuan keilmuan maupun teknologi. Penulisan artikel ilmiah yang sangat banyak disetiap tahun. Penemuan persenjataan yang bisa bersaing dengan nengara-negara maju yang lain padahal negara ini sudah puluhan tahun berada dalam kurungan embargo. Ini semua seperti diungkapkan Imam Khomeini qs adalah hasil dari Asyuro, karena bangsa Iran, pemuda-pemudi Iran mengambil pelajaran dari Asyuro. Semangat pantang menyerah, semangat membela kebenaran dihapan pemerintahan zalim seperti Amerika, Israel maupun Inggris, semangat untuk tidak dizalimi sehingga terus belajar dan berkreasi, menjadi pemuda-pemuda yang berpikir untuk menjadi sosok produktif bukan konsumtif.
Pemuda Indonesia pun sama, bisa kita bayangkan jika para pemuda dalam pentas-pentas olah raga selalu membawa bendera hubbul wathan minal iman, para pemuda itu akan berjuang dan berlatih secara utuh, pesta miras pasti akan ditinggalkan, pesta wanita apalagi, karena hal itu akan melemahkan kekuatan mereka. Mereka pun akan merdeka, money politik tidak akan menyentuh mereka, mereka akan murni bermain demi bangsanya, berjuang penuh keberanian. Pemilihan pemain yang akan mewakili bangsa ini dipilih bukan atas dasar nepotisme. Olah raga tanah air pasti akan bergerak maju secara signifikan jika belajar dari semangat Asyuro.
Pemuda pun akan berprestasi diberbagai bidang, bukan hanya olah raga tapi juga di medan-medan yang lain, di bidang keilmuan mereka akan berjuang sekuat tenaga, mencari ide-ide besar, mencari ide-ide kreatif dan lebih efektif dalam belajar maupun metode mengajar. Disini sisi keilmuan hasil dari peneilitian para pemuda yang mengambil semangat dari Asyuro akan melejit, keilmuan Indonesia pun akan jauh lebih maju, di Universitas tidak lagi ada atau berkurang secara signifikan jual beli skripsi maupun disertasi, tidak ada lagi sistem jual beli bangku kuliah, kehidupan pendidikan dengan asas pembelaan pada kebenaran yang dikobarkan dalam asyuro akan membersihkan pendidikan di Indonesia, perkembangan pendidikan di negeri ini pun akan lebih baik.
Pemuda jika mereka mengenal Asyuro dan mempraktikkannya dalam kehidupan maka mereka akan menjadi sosok-sosok yang semangat, sosok yang berani, sosok yang anti korupsi dan kolusi, maupun nepotisme. Pemuda pemuda yang seperti inilah yang benar-benar bisa menjadi tulang punggung kemajuan bangsa Indonesia. Menyongsong Industi 4.0 maka pemuda dengan bekal Asyuro akan lebih mumpuni dan lebih bisa diandalkan.