Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Bergurau dan Mengolok-olok Ketentuan Allah

1 Pendapat 05.0 / 5

Ketika Allah memberi ketentuan dalam Al-Qur’an, tentang perintah dan larangan, tentang halal dan haram atau tetang ketentuan-ketentuan lainnya, maka setiap mukmin wajib untuk langsung mengikutinya tanpa tawar menawar.

Karena itu Al-Qur’an memberikan contoh bahwa ada sekelompok orang yang senang merespon ketentuan Allah dengan gurauan dan cemoohan. Ketika datang ketentuan dan ayat Allah, sesuatu yang serius ini ditanggapi dengan gurauan dan ejekan.

Seperti kisah Bani Israil, ketika datang perintah dari Allah untuk menyembelih lembu (sapi). Mereka menganggap Allah sedang bermain-main dengan ketentuan ini dan mereka pun mengolok-oloknya.

Dikisahkan bahwa mereka bertanya sambil mengejek kepada Nabi Musa as :

قَالُوٓاْ أَتَتَّخِذُنَا هُزُوٗا

Mereka bertanya, “Apakah engkau akan menjadikan kami sebagai ejekan?” (QS.Al-Baqarah:67)

Disaat perintah Allah datang, mereka meresponnya dengan gurauan dan terus mempertanyakan ketentuan ini hingga sedetail-detailnya. Yang awalnya hanya perintah untuk menyembelih lembu, mereka terus mempertanyakan lembu yang seperti apa, warna apa dan terus terus mempermainkannya. Hingga pada akhirnya kesulitan akan menimpa mereka sendiri.

Ketentuan Allah yang mudah akhirnya menjadi sulit karena ditanggapi dengan gurauan dan ejekan. Dan mereka pun akhirnya harus menjalakan ketentuan yang sangat sulit ini.

Tidakkah Allah swt berfirman,

وَلَا تَتَّخِذُوٓاْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ هُزُوٗاۚ

“Dan janganlah kamu jadikan ayat-ayat Allah sebagai bahan ejekan.” (QS.Al-Baqarah:231)

Dalam ayat lain Allah mengancam orang-orang yang menjadikan ayat Allah sebagai ejekan dalam firman-Nya.

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشۡتَرِي لَهۡوَ ٱلۡحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ بِغَيۡرِ عِلۡمٖ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًاۚ أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ عَذَابٞ مُّهِينٞ

“Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan percakapan kosong untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa ilmu dan menjadikannya olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.” (QS.Luqman:6)

Maka berhati-hatilah dihadapan ayat dan ketentuan Allah swt. Terkadang kita tidak berniat untuk menghina ketentuan Allah tapi secara tidak langsung kita sedang menjadikan sebuah hukum atau ketentuan itu sebagai gurauan.

Bahkan dalam ayat lainnya, Allah melarang kita untuk menjadikan orang-orang yang suka bergurau dan meremehkan ketentuan Allah sebagai panutan.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَتَّخِذُواْ ٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُواْ دِينَكُمۡ هُزُوٗا وَلَعِبٗا مِّنَ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ مِن قَبۡلِكُمۡ وَٱلۡكُفَّارَ أَوۡلِيَآءَۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan pemimpinmu orang-orang yang membuat agamamu jadi bahan ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu dan orang-orang kafir (orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu orang-orang beriman.” (QS.Al-Ma’idah:57)

Dan yang lebih spesifik lagi, ketika mereka diajak untuk solat mereka menjadikannya bahan gurauan. Berhati-hatilah bagi mereka yang sering menjadikan solat sebagai bahan gurauan.

وَإِذَا نَادَيۡتُمۡ إِلَى ٱلصَّلَوٰةِ ٱتَّخَذُوهَا هُزُوٗا وَلَعِبٗاۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَوۡمٞ لَّا يَعۡقِلُونَ

“Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (melaksanakan) shalat, mereka menjadikannya bahan ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka orang-orang yang tidak mengerti.” (QS.Al-Ma’idah:58)

Lalu apa yang kelak mereka dapatkan?

Allah swt berfirman:

ذَٰلِكَ جَزَآؤُهُمۡ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُواْ وَٱتَّخَذُوٓاْ ءَايَٰتِي وَرُسُلِي هُزُوًا

“Demikianlah, balasan mereka itu neraka Jahanam, karena kekafiran mereka, dan karena mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai bahan olok-olok.” (QS.Al-Kahfi:106)

Mungkin kita bertanya, apa latar belakang mereka yang mengolok-olok ketentuan Allah ini?

Ternyata semua sikap ini muncul karena mereka tertipu dengan dunia dan menganggap kehidupan akhirat hanya belum tentu adanya. Allah swt menjelaskan dalam firmam-Nya :

ذَٰلِكُم بِأَنَّكُمُ ٱتَّخَذۡتُمۡ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ هُزُوٗا وَغَرَّتۡكُمُ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَاۚ فَٱلۡيَوۡمَ لَا يُخۡرَجُونَ مِنۡهَا وَلَا هُمۡ يُسۡتَعۡتَبُونَ

“Yang demikian itu, karena sesungguhnya kamu telah menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia.” Maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertobat.” (QS.Al-Jatsiyah:35)

Lalu darimana keberanian ini muncul hingga sampai berani mengolok-olok ketentuan Allah?

Ternyata semua itu diawali karena mereka sering meremehkan dosa-dosa kecil sehingga lama kelamaan dosis mereka semakim naik dan berani mengolok-olok hukum Allah swt.

ثُمَّ كَانَ عَٰقِبَةَ ٱلَّذِينَ أَسَٰٓـُٔواْ ٱلسُّوٓأَىٰٓ أَن كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ وَكَانُواْ بِهَا يَسۡتَهۡزِءُونَ

“Kemudian, azab yang lebih buruk adalah kesudahan bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan. Karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu memperolok-olokkannya.” (QS.Ar-Rum:10)

Semoga bermanfaat