Kedudukanmu Bergantung Pada Kerendahan Hatimu !

Dalam Al-Qur’an sering dijelaskan bagaimana Allah swt mengangkat derajat kaum mukminin, dan diantara mereka pun memiliki kedudukan yang berbeda-beda.

وَلِكُلّٖ دَرَجَٰتٞ مِّمَّا عَمِلُواْۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَٰفِلٍ عَمَّا يَعۡمَلُونَ

“Dan masing-masing orang ada tingkatannya, (sesuai) dengan apa yang mereka kerjakan. Dan Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan.” (QS.Al-An’am:132)

Derajat-derajat tersebut bergantung pada amal yang mereka lakukan, karena disitulah kedudukan mereka disisi Allah swt.

Namun yang menarik, ada sebagian ayat yang menjelaskan bahwa orang-orang yang berilmu diantara kaum mukminin memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding dengan yang lainnya.

Allah swt berfirman,

يَرۡفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ دَرَجَٰتٖۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعۡمَلُونَ خَبِير

Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti apa yang kamu kerjakan.” (QS.Al-Mujadilah:11)

Orang berilmu diangkat kedudukannya lebih tinggi dari yang lain, namun apabila ilmu tidak digunakan dengan selayaknya maka ia menjadi lebih rendah bahkan dari orang bodoh sekalipun.

Allah swt menceritakan seorang berilmu dari kalangan Bani Israil yang tidak mengamalkan ilmunya dan malah menolak kebenaran. Padahal andai ia mengamalkan ilmu yang ia miliki maka Allah akan meninggikan derajatnya.

وَلَوۡ شِئۡنَا لَرَفَعۡنَٰهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُۥٓ أَخۡلَدَ إِلَى ٱلۡأَرۡضِ وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُۚ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ ٱلۡكَلۡبِ إِن تَحۡمِلۡ عَلَيۡهِ يَلۡهَثۡ أَوۡ تَتۡرُكۡهُ يَلۡهَثۚ ذَّٰلِكَ مَثَلُ ٱلۡقَوۡمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُواْ بِـَٔايَٰتِنَاۚ فَٱقۡصُصِ ٱلۡقَصَصَ لَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ

“Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir.” (QS.Al-A’raf:176)

Dalam ayat ini ditekankan bahwa sekiranya ia mau mengamalkan ilmunya, maka Allah akan meninggikan derajatnya dengan ilmu tersebut.

Tapi ia lebih memilih mengikuti hawa nafsunya sehingga ilmu itu justru menjadi bumerang bagi dirinya.

Kemudian apa syarat orang berilmu yang memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah swt?

Tentunya adalah orang berilmu yang mengamalkan ilmunya dan bisa memberi manfaat kepada orang lain dari ilmu yang ia miliki.

Namun Allah swt dalam sebuah ayat-Nya memberikan isyarat bahwa tingginya derajat orang yang berilmu juga ditentukan oleh kerendahan hatinya.

Orang berilmu yang memiliki posisi spesial di mata Allah adalah mereka yang tawadhu’ walau ilmunya tinggi. Karena mereka yakin ilmu itu adalah pemberian dari Allah dan masih banyak orang yang jauh lebih berilmu dari dirinya.

Ketika seorang Alim mengamalkan ilmunya dan rendah hati, kemudian ia tidak congkak dengan ilmu yang ia miliki, maka inilah orang Alim yang paling tinggi derajatnya disisi Allah swt.

Allah swt berfirman,

نَرۡفَعُ دَرَجَٰتٖ مَّن نَّشَآءُۗ وَفَوۡقَ كُلِّ ذِي عِلۡمٍ عَلِيم

“Kami angkat derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas setiap orang yang berpengetahuan ada yang lebih mengetahui.” (QS.Yusuf:76)

Derajat yang tinggi akan diraih dengan ilmu yang bermanfaat, bukan dengan sembarang ilmu. Yaitu ilmu yang menjadikan pemiliknya rendah hati dan bertawadhu’, karena ia yakin masih banyak yang lebih tinggi ilmunya dibanding dirinya.

Orang yang rendah hati ia akan dijamin akan dinaikkan derajatnya oleh Allah swt.

“Siapa yang rendah hati akan diangkat derajatnya oleh Allah. Dan siapa yang sombong akan direndahkan oleh Allah.”

Semoga Allah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada kita semua.