Lakukan 3 Hal Ini Maka Kau Akan Menjadi Mukmin Sejati !

Al-Qur’an banyak memberikan sifat-sifat mengenai orang mukmin. Karena keimanan tak cukup hanya dengan klaim lisan, keimanan harus diwujudkan dengan komitmen dan sifat-sifat tertentu yang harus disandang pemiliknya.

Dalam Surat Al-Mukminun mulai ayat 1 sampai 10 menjelaskan secara rinci sifat-sifat orang mukmin. Begitupula dalam Surat A-Anfal dan ayat-ayat lainnya. Semua ayat ini menyebutkan satu per satu sifat seorang mukmin yang harus dimiliki seorang yang mengaku beriman, sehingga ia benar-benar layak disebut seorang MUKMIN.

Namun yang akan kita bahas kali ini adalah sebuah ayat dalam Surat An-Nisa’. Dimana ketika Allah ingin menyebutkan sifat orang mukmin, Allah mendahuluinya dengan sumpah untuk menunjukkan begitu pentingnya perkara ini.

Sumpah itu juga memiliki makna bahwa apabila seseorang belum menyandang tiga sifat ini maka ia belum layak disebut mukmin yang sejati.

Apa saja tiga sifat itu?

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤۡمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيۡنَهُمۡ ثُمَّ لَا يَجِدُواْ فِيٓ أَنفُسِهِمۡ حَرَجٗا مِّمَّا قَضَيۡتَ وَيُسَلِّمُواْ تَسۡلِيمٗا

“Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS.An-Nisa’:65)

Setidaknya ada tiga hal yang menjadikan seorang mukmin pantas untuk disebut mukmin yang sebenarnya.

1. Mengembalikan semua urusannya kepada Allah. Yakni mencari hukum dan ketentuan hanya dari Allah dan Rasul-Nya.

Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan.

2. Ketika mendapatkan hukum atau ketentuan dari Rasul, mereka sama sekali tidak ragu dan menerimanya dengan senang hati.

kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan.

3. Pasrah mutlak kepada ketentuan Rasulullah saw dan tidak menawar-nawar ketentuannya.

Dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”

Maka barangsiapa mengaku dirinya mukmin tapi masih mencari hukum selain hukum Allah, kemudian merasa berat dan terpaksa ketika mendengar hukum Allah atau masih menawar-nawar sebuah ketentuan yang telah diberikan kepadanya, maka ia harus mengoreksi diri. Karena ia belum termasuk dalam kriteria mukmin yang sejati yang disebut dalam ayat ini.

Miliki tiga sifat mulia ini maka kita akan semakin dekat pada kriteria mukmin sejati.

Semoga bermanfaat.