Berhati-hati lah dengan Kemuliaan Seorang Mukmin

Tidak diragukan lagi bahwa seorang mukmin memiliki nilai yang tinggi di mata Islam. Allah swt memberikan kemuliaan yang luar biasa kepada mereka karena keimanan dan kalimat Tauhid yang mereka ikrarkan, sehingga menjadi berbeda dengan orang-orang kafir.

Apa saja kemuliaan seorang mukmin?

1. Cukuplah kemuliaan bagi mereka karena Allah menjadi wali (pelindung dan penolong) yang akan menguatkan jiwa mereka dalam menghadapi berbagai problem kehidupan.

Allah swt berfirman,

ٱللَّهُ وَلِيُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ يُخۡرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ أَوۡلِيَآؤُهُمُ ٱلطَّٰغُوتُ يُخۡرِجُونَهُم مِّنَ ٱلنُّورِ إِلَى ٱلظُّلُمَٰتِۗ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Allah pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka adalah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. (QS.Al-Baqarah:257)

2. Selain Allah menjadi pelindung bagi orang mukmin, sistem Islam menetapkan bahwa antara seorang mukmin dan mukmin lainnya juga menjadi saudara yang saling menolong satu dengan yang lainnya.

وَٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ بَعۡضُهُمۡ أَوۡلِيَآءُ بَعۡضٖۚ يَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَيُطِيعُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ أُوْلَٰٓئِكَ سَيَرۡحَمُهُمُ ٱللَّهُۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٞ

“Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS.At-Taubah:71)

3. Dan kemuliaan yang lebih tinggi adalah bahwa Allah swt menggandengkan Kemuliaann-Nya dengan kemuliaan orang mukmin.

وَلِلَّهِ ٱلۡعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَلَٰكِنَّ ٱلۡمُنَٰفِقِينَ لَا يَعۡلَمُونَ

“Kekuatan itu hanyalah bagi Allah, Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tidak mengetahui.” (QS.Al-Munafiqun:8)

4. Bahkan Allah memerintahkan setiap mukmin untuk bersikap Tawadhu’ dihadapan saudar mukminnya, dengan penuh kecintaan dan kasih sayang.

وَٱخۡفِضۡ جَنَاحَكَ لِمَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu.” (QS.Asy-Syu’ara:215)

5. Kemuliaan yang lain yang disiapkan oleh sistem Islam yakni melarang untuk mencari kesalahan sesama mukmin.

وَلَا تَجَسَّسُواْ وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمۡ أَن يَأۡكُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتٗا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٞ رَّحِيمٞ

“Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS.Al-Hujurat:12)

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw memandangi Ka’bah seraya berkata :

“Marhaban duhai Rumah Allah, begitu mulianya engkau dan tingginya kemuliaanmu disisi Allah.

Demi Allah seorang mukmin lebih mulia daripada engkau (Ka’bah). Karena Allah swt mengharamkan darimu satu hal sementara Allah mengharamkan dari seorang mukmin tiga hal, yaitu : hartanya, darahnya dan dilarang untuk berburuk sangka kepadanya.”

Maka berhati-hatilah dalam bersikap kepada sesama mukmin karena Allah swt telah menentukan untuk memuliakan mereka dengan setinggi-tingginya.‏