Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Inti dari Dakwah Para Nabi Adalah Menegakkan Keadilan !

1 Pendapat 05.0 / 5

Allah swt berfirman,

لَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا رُسُلَنَا بِٱلۡبَيِّنَٰتِ وَأَنزَلۡنَا مَعَهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡمِيزَانَ لِيَقُومَ ٱلنَّاسُ بِٱلۡقِسۡطِ

“Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata dan kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil.” (QS.Al-Hadid:25)

Dua misi penting para Nabi yang menjadi inti perjuangan dakwah mereka adalah menegakkan keadilan dan melawan kedzaliman di muka bumi ini.

Dua topik ini selalu tampak dalam perjalanan hidup para utusan Allah. Apabila kita memperhatikan syariat yang telah ditetapkan oleh Allah, maka akan kita temukan bahwa seluruh hukum, perintah maupun larangan tujuannya adalah menciptakan kehidupan yang adil dan indah serta mencegah terjadinya kedzaliman dan kejahatan.

Semua utusan yang diutus oleh Allah dan semua Kitab yang diturunkan tak pernah terlepas dari dua misi suci ini.

Tentunya arti keadilan dalam hal ini begitu luas. Adil dihadapan Allah, adil dengan diri sendiri, adil dengan sesama manusia, adil dengan lingkungannya. Begitupula wujud kedzaliman juga memiliki arti yang luas, dzalim kepada Allah, dzalim kepada diri, kepada orang lain maupun kepada lingkungannya.

Secara singkat arti keadilan adalah memberikan hak kepada yang harus menerima haknya. Sementara kedzaliman adalah mencegah atau menghalangi sampainya hak kepada orang yang berhak menerimanya.

Adil kepada Allah adalah memberikan hak Allah untuk disembah dan tidak disekutukan. Karena itu menyekutukan Allah disebut sebagai kedzaliman yang terbesar.

Allah swt berfirman,

يَٰبُنَيَّ لَا تُشۡرِكۡ بِٱللَّهِۖ إِنَّ ٱلشِّرۡكَ لَظُلۡمٌ عَظِيمٌ

“Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.” (QS.Luqman:13)

Manusia berbuat dzalim kepada Allah bukan berarti menekan, menindas atau merugikan Allah swt namun arti sebenarnya adalah karena orang tersebut tidak memberikan hak Allah swt untuk disembah dan tidak disekutukan dengan selain-Nya.

(1) Adil kepada Allah artinya :

Meng-Esakan Allah dalam akidah sehingga tidak ada yang disembah selainnya.

Meng-Esakan Allah dalam ketaatan sehingga tidak ada yang ditaati kecuali Allah swt.”

Meng-Esakan Allah dalam cinta sehingga tidak ada yang dia cintai selain Allah. Dan cinta-Nya kepada Makhluk semuanya didasari atas kecintaannya kepada Allah.

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ حُبّٗا لِّلَّهِ

“Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.” (QS.Al-Baqarah:165)

(2) Adil kepada Rasulullah saw artinya :

Mengimani dan mengikuti syariat dan ketentuan yang disampaikan oleh Rasulullah saw. Tanpa menawar ataupun membantah

وَمَآ أَرۡسَلۡنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah.” (QS.An-Nisa’:64)

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ

Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu.” (QS.Ali ‘Imran:31)

(3) Adil kepada diri sendiri artinya :

Tidak mengajak diri untuk melakukan hal-hal yang akan menyengsarakannya di dunia hingga di akhirat kelak. Adil kepada diri artinya bertanggung jawab membawa diri ini menuju kebahagiaan dan kesuksesan di dunia dan akhirat.

Adil kepada diri adalah membuang jauh kedengkian yang merusak hati dan mengisinya dengan cinta dan kasih sayang.

Adil pada diri adalah menjaga diri dan mengembangkan semua potensinya dalam kebaikan dan kerelaan Allah swt.

قَدۡ أَفۡلَحَ مَن زَكَّىٰهَا – وَقَدۡ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا

“Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu),dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.” (QS.Asy-Syams:9)

(4) Adil kepada orang lain artinya :

Memberikan hak kepada yang memiliki hak untuk menerimanya

Kita harus sadar bahwa ada hak-hak orang lain dalam kehidupan kita. Maka kita harus berhati-hati dan memberikan hak itu kepada yang berhak menerimanya. Jangan sampai kita malah mencegah hak orang lain untuk sampai kepadanya. Naudzubillah min dzalik.

Kesimpulannya, seruan dan dakwah para Nabi tujuannya adalah untuk menegakkan kebenaran dan melawan kedzaliman.

Mari kita berkaca, apakah kita berada dibarisan para Nabi atau berada dibarisan orang-orang yang berbuat kedzaliman?

Semoga bermanfaat.