Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Pertanyaan Khidir as

1 Pendapat 05.0 / 5

Di masa khilafah Abu Bakar, Imam Ali as duduk di masjidil Haram bersama putranya Sayidina Hasan as dan Salman Farsi. Pada saat itu seorang lelaki gagah dan berpakaian indah datang mendekati mereka dan mengucapkan salam. Imam Ali menjawab salamnya. Lelaki tersebut duduk di samping mereka dan berkata, “Hai Amirul Mukminin! Saya mohon Anda menjawab dua pertanyaan saya.”

Imam Ali as berkata, “Tanyakan apa saya yang Engkau maukan!”

Lelaki tersebut berkata, “Pertama; Ketika manusia tidur, ruhnya pergi ke mana? Dan kedua; Bagaimana manusia bisa mengingat sesuatu dan melupakan sesuatu?”

Imam Ali as berkata, “Sekarang saya meminta kepada putra saya Hasan untuk menjawab pertanyaanmu.”

Kemudian beliau menghadap kepada Sayidina Hasan dan berkata, “Anakku, jawablah pertanyaan hamba Allah ini!”

Sayidina Hasan as berkata, “Ketika tidur, ruh manusia pergi ke langit dan di sana ia berjalan-jalan sampai ketika badan manusia bergerak untuk bangun. Pada saat itu Allah mengizinkan ruh untuk kembali ke badan pemiliknya. Namun bila Allah tidak mengizinkannya untuk kembali, maka ruh tidak akan kembali kepada pemiliknya sampai Hari Kiamat dan manusia itu akan mati.

Adapun terkait ingatan dan lupa: Hati manusia adalah tempatnya kebenaran dan di atas kebenaran terhampar sebuah penutup. Bila seseorang ketika lupa mengirim shalawat secara sempurna dan dengan ikhlas kepada Muhammad dan keluarganya, [Allahumma Shalli Ala Muhammad Wa Ali Muhammad] maka penutup itu akan tersingkap dari kebenaran tersebut dan hati akan menjadi terang dan apa yang dilupakannya akan kembali pada ingatannya.

Tapi bila shalawat tidak sempurna dan tidak ikhlas, maka penutup itu akan tetap menutupi kebenaran itu dan hati akan tetap gelap dan apa yang dilupakan tidak akan kembali pada ingatan manusia.

Orang yang tak dikenal itu merasa puas atas jawaban Sayidina Hasan as dan tersenyum seraya berkata, “Saya bersaksi bahwa Anda adalah keluarga Rasulullah Saw dan kebanggaan ini pantas untuk Anda.”

Dan dia pamitan pada mereka kemudian pergi.

Imam Ali kepada putranya berkata, “Pergilah dan ikuti lelaki ini! Ke mana dia pergi?”

Sayidina Hasan as pergi mengikuti lelaki tersebut. Lelaki itu keluar dari masjidil Haram dan tiba-tiba menghilang. Sayidina Hasan as kembali kepada ayahnya dan menceritakan kejadian yang ada.

Imam Ali as berkata, “Engkau tahu siapakah lelaki itu?”

Sayidina Hasan as berkata, “Allah dan Amirul Mukminin lebih mengetahuinya.”

Imam Ali as berkata, “Iya, dia adalah Nabi Hidhir!”

Salman bergumam, “Kalau begitu, bukan tanpa alasan dia menyebut Ali sebagai Amirul Mukminin!” (pada masa itu tidak ada seorangpun yang berani menyebut Imam Ali as sebagai Amirul Mukminin as).