Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Menyambut Kelahiran Nabi Penuh Rahmat

1 Pendapat 05.0 / 5

Berawal dari Sabda Nabi saw yang sangat fenomenal yaitu :

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخلَاق

“Sungguh aku diutus hanya untuk menyempurnakan Kemuliaan Akhlak.”

Kita bisa memahami bahwa segala ucapan yang disabdakan, setiap perintah yang disampaikan, semua larangan yang diberikan dan segala ketentuan yang diputuskan oleh Baginda Nabi Muhammad saw tidak memiliki tujuan lain selain merombak dan memperbaiki Akhlak Manusia.

Pada sabda diatas kita temukan kata Innama yang dalam bahasa kita disebut “HANYA”. Artinya seakan tiada tujuan lain dari diutusnya Nabi Muhammad saw kecuali menyempurnakan Akhlak Manusia.

Tentunya untuk menyempurnakan Akhlak Manusia, Sang Utusan Ilahi ini harus hadir dengan kesempurnaan dan puncak Akhlak yang tertinggi. Sejarah telah menceritakan bagaimana para penduduk Mekah takjub dengan keindahan Akhlak beliau sehingga muncul julukan Al-Amin ditengah krisis kepercayaan ditengah masyarakat Arab kala itu. Bahkan Allah swt dalam Al-Qur’an telah memuji utusan yang sangat mulia ini dengan banyak penenakan seperti dalam firman-Nya :

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (QS.Al-Qalam:4)

Nabi Muhammad saw telah mencapai kesempurnaan Akhlak sehingga mayoritas kaum muslimin kala itu menerima Agama Islam melalui keindahan Akhlak yang beliau tampilkan. Orang yang paling membenci Nabinya bisa berbalik menjadi pecinta beliau hanya dengan satu keindahan Akhlak yang beliau berikan. Keburukan seseorang bukan lagi dibalas dengan kebaikan, namun dibalas dengan kebaikan yang begitu indah sehingga tidak terbayangkan oleh orang tersebut.

Dalam ayat lainnya Al-Qur’an telah mengajarkan bahwa :

وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS.Al-Anbiya’:107)

Dia lah Rahmat bagi seluruh alam semesta. Tidak ada yang muncul darinya kecuali Rahmat. Sikapnya penuh rahmat, tutur katanya, keputusannya, senyumnya, marahnya, perangnya dan semua gerak-geriknya adalah Rahmat. Karena itu betapa beruntungnya kita menjadi umat beliau sehingga disebut sebaik-baik umat oleh Al-Qur’an.

Bila Nabi Muhammad saw adalah Rahmat bagi semesta Alam, maka orang yang paling dekat dengan Nabi adalah seorang yang hatinya penuh dengan rahmat dan kasih sayang kepada sesama. Bila hati kita masih kaku, keras dan sikap kita sering kasar kepada orang lain maka mari kita koreksi diri. Tidakkah semua ini pertanda bahwa kita sedang jauh dari Nabi Yang Penuh Rahmat?