Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Gaya Hidup Nabi Muhammad Saw dalam Keluarga(1)

1 Pendapat 05.0 / 5

Karena manusia adalah ciptaan Allah, tentunya rencana terbaik untuk kesempurnaannya adalah rencana yang dibuat oleh Allah. Gaya hidup Nabi Muhammad Saw dalam ucapan, perbuatan dan taqrir (persetujuan) begitu lengkap dan komprehensif sehingga dijadikan hujjah oleh Allah bagi manusia serta semua orang dapat mengatur perilaku, perbuatan dan pemikirannya sesuai dengan gaya hidup ini.

Kita berada dalam peringatan ulang tahun kelahiran Nabi Muhammad al-Musthafa Saw. Muslim Sunni menganggap tanggal 12 Rabiul Awal dan Syiah menyebut tangga 17 bulan ini sebagai hari kelahiran Nabi Saw. Bertahun-tahun yang lalu, Imam Khomeini, Pemimpin Revolusi Islam Iran, yang juga merupakan pendukung persatuan di dunia Islam, menggunakan masalah ini untuk menyatukan dan mendekatkan antara mazhab-mazhab Islam kemudian mengumumkan jarak antara dua tanggal sebagai "Pekan Persatuan" bagi umat Islam. Penempatan pekan persatuan ini menjadi alasan bagi kami untuk mengikuti al-Quran yang memperkenalkan Nabi Muhammad Saw sebagai teladan terbaik, dengan membahas gaya hidup beliau dan meresapi seteguk dari laut tak bertepi rahmat.

Salah satu variabel terpenting para nabi adalah sifat amanat mereka. Karena mereka harus amanat dan jujur dalam mendapatkan dan menyampaikan agama Allah serta menjaga rahasia ilahi. Sifat amanat Nabi Muhammad Saw telah dikenal oleh semua sejak masih remaja dan ciri khas ini berhasil menyiapkan jalan bagi manusia untuk menerima Islam karena hati mereka telah pasrah.

Kejujuran dan amanat Nabi Saw juga menyebabkan kita tidak ragu untuk menjadikan gaya hidupnya sebagai teladan dan menaati ajaran Allah yang disampaikan oleh beliau. Tidak diragukan lagi bahwa membahas bagaimana perilaku dan perbuatan para wali Allah menyebabkan kita terhubungkan dengan sumber pengetahuan ilahi ini dan meraih kebahagiaan duniawi dan ukhrawi.

Karena manusia adalah ciptaan Allah, tentunya rencana terbaik untuk kesempurnaannya adalah rencana yang dibuat oleh Allah. Dalam al-Quran ayat 21 surat al-Ahzab, kepada mereka berharap kepada Allah dan Hari Kiamat, Allah memperkenalkan Nabi Muhammad Saw sebagai teladan kebaikan dan berfirman, "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."

Gaya hidup Nabi Muhammad Saw dalam ucapan, perbuatan dan taqrir (persetujuan) begitu lengkap dan komprehensif sehingga dijadikan hujjah oleh Allah bagi manusia serta semua orang dapat mengatur perilaku, perbuatan dan pemikirannya sesuai dengan gaya hidup ini. Keagungan akhlak Nabi Saw sedemikian terkenal, sehingga Allah memperkenalkannya sebagai teladan nyata bagi manusia dan bila Allah ingin menunjukkan akhlak-Nya kepada manusia, maka orang yang memiliki kapasitas ini hanya Nabi Muhammad Saw, sehingga sifat akhlak-Nya termanifestasi melaluinya.

Rasulullah Saw membagi waktunya menjadi tiga; sebagian untuk Allah yang diisi dengan ibadah, shalat dan tahajud, sebagian untuk keluarga dengan berbicara dan menciptakan situasi akrab dengan mereka serta menjamin kebutuhan batin dan perasaan mereka serta sebagian lainnya untuk dirinya dan masyarakat juga berusaha menyelesaikan masalah mereka.

Fondasi keluarga kokoh berdasarkan cinta, sebagaimana Allah Swt dalam ayat 21 surat Rum menyebut kehadiran wanita dan pria secara bersama menjadi sumber ketenangan, "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."

Dengan kasih sayang dan kecintaan di tengah keluarga, banyak kekurangan yang dapat ditutupi. Hati semakin dekat, harapan dan kepastian muncul serta kegairahan dan kegembiraan mengalir dalam kehidupan berkeluarga. Diriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw, "Ketika iman seseorang lebih sempurna, ia akan lebih banyak menyatakan kecintaannya kepada istrinya."

Rasulullah Saw menasihati laki-laki agar memperlakukan istrinya dengan  penuh perasaan dan keadilan. Beliau bersabda, "Seseorang yang menikah harus menghormati istrinya. Ketika seorang suami mengatakan kepada istrinya 'Aku mencintaimu', ucapan ini tidak akan pernah keluar dari hatinya."