Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Larangan Eksploitasi dan Menyembah Makhluk

1 Pendapat 05.0 / 5

Salah satu elemen masyarakat ideal (al-madinah al-fadhilah) atau, istilah dewasa ini, Masyarakat Madani adalah persamaan hak individu dan tak adanya kaum lemah yang mengabdi (menyembah) segelintir orang kuat dan kaya. Dengan kata lain, eksploitasi individu atau rezim tertentu harus dihapuskan dari tatanan sosial, untuk kemudian digantikan dengan kebebasan dan kesamaan hak seluruh individu manusia.

Al-Quran juga tidak mengabaikan asas ini. Karena itu, Tuhan memperingatkan seorang nabi yang, dengan kekuatan, menyeru umat kepada ketaatan dan penghambaan pada-Nya. Dalam ayat lain juga disebutkan tujuan para nabi untuk membebaskan umat manusia dari belenggu perbudakan anti-tuhan (thaghut), seperti:

Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Alkitab, hikmah, dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia, “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.” (QS. Al Imran [3]: 79).

Dalam ayat di bawah ini, Allah Swt menjelaskan tugas Rasulullah Saw sebagai pembebas umat manusia dari belenggu penjajahan kaum elite: “Dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka”. (QS. al-A’raf [7]: 157).

Dalam ayat lain, Allah Swt juga memperingatkan Ahli Kitab mengenai arogansi, sikap rasis dan eksploitasi masyarakat. Ini agar semua itu tidak sampai menodai kerukunan antarumat beragama.

Katakanlah, “Hai Ahli Kitab! … tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian lain sebagai tuhan selain Allah.” (QS. Al Imran [3]: 64).

Ali bin Abi Thalib juga menjelaskan tujuan diutusnya Nabi Saw: membebaskan umat manusia dari eksploitasi individu dan penyembahan makhluk, dan menuntun pada penyembahan terhadap pencipta hakiki:

“Allah telah mengutus Muhammad untuk membebaskan hamba-Nya dari penyembahan makhluk kepada [penyembahan] Sang Pencipta”. ( Nahj Al-Balaghoh, pidato ke-154.)