Tampakkan Kelemahan dan Kerendahanmu Disaat Berdoa

Anak kecil punya beragam cara ketika ingin meminta sesuatu pada orang tuanya. Dengan muka memelas, suara yang lirih dan bahasa tubuh yang mengharap iba berusaha meyakinkan orang tuanya bahwa ia sangat menginginkan hal ini.

Anak-anak kecil akan berusaha tampak lemah dan tak berdaya, seakan tidak ada seorang pun yang bisa mewujudkan keinginannya selain ayah dan bunda.

Sikap semacam ini sebenarnya adalah fitrah manusia. Bila kita perhatikan, sikap para Nabi juga memiliki kemiripan dengan menampakkan kelemahan dan ketidak berdayan mereka. Dihadapan Allah swt mereka seperti anak kecil yang tak berdaya, mengemis, memohon kepada Tuhannya.

Lihatlah bagaimana Adam as mengemis dan memohon ampunan dihadapan Allah swt :

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ

Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS.Al-A’raf:23)

Lihatlah bagaimana Nabi Musa as memelas dihadapan Allah seraya berdoa :

قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمۡتُ نَفۡسِي فَٱغۡفِرۡ لِي فَغَفَرَ لَهُۥٓۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ

Dia (Musa) berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzhalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku.” Maka Dia (Allah) mengampuninya. Sungguh, Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS.Al-Qashash:16)

Lihatlah bagaimana Nabi Zakaria as merintih dan menampakkan kelemahannya dihadapan Allah swt dan :

قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ ٱلۡعَظۡمُ مِنِّي وَٱشۡتَعَلَ ٱلرَّأۡسُ شَيۡبٗا وَلَمۡ أَكُنۢ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيّٗا

Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku.” (QS.Maryam:4)

Lihatlah bagaimana Nabi Ayyub as merintih dan memohon ampunan kepada Allah swt :

۞وَأَيُّوبَ إِذۡ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّي مَسَّنِيَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” (QS.Al-Anbiya’:83)

Bila kita perhatikan, ayat-ayat diatas menggambarkan bagaimana para Nabi mengemis, memelas dan merintih dihadapan Allah swt seperti seorang anak kecil yang meminta sesuatu kepada orang tuanya.

Dari sini kita dapat memetik pelajaran tentang adab berdoa agar segera mendapat ijabah :

1. Akui semua kesalahan dan kelemahan dihadapan Kekuatan Allah swt. Dan gantungkan semua harapanmu hanya kepada-Nya.

2. Tampilkan kerendahan, kefakiran dan kelemahanmu dihadapan Allah Yang Maha Kaya dan Maha Kuasa. Maka disitulah engkau akan memperoleh ampunan dan ijabah dari doa-doamu.

Jadikan dirimu dihadapan Allah bagai anak bayi yang tak mampu melakukan apa-apa kecuali atas bantuan dari orang tuanya !

Semoga bermanfaat..