Dakwah Nabi itu Menyentuh Hati

Rasulullah saw diutus sebagai utusan yang terakhir. Beliau dipilih sebagai Nabi terakhir dengan membawa Risalah yang paling sempurna dan paling akhir. Tidak ada Nabi lagi setelah Nabi Muhammad saw, maka karenanya Risalah terakhir ini tentunya menjadi Risalah yang akan abadi hingga akhir zaman.

Masa dakwah Nabi Muhammad saw sangatlah singkat, namun perkembangan Risalah Islam begitu cepat dan pesat. Apa rahasia dari cepatnya dakwah Nabi diterima oleh masyarakat?

Salah satu faktor yang paling menentukan adalah karena Rasulullah saw selalu mengajak dialog dari hati ke hati. Yang disentuh oleh Rasul saw dalam dakwahnya adalah hati dan jiwa manusia. Maka tidak heran bila seorang yang telah tersentuh hatinya oleh Baginda Nabi saw tidak pernah melihat diri mereka ada dihadapan beliau. Karena hati dan jiwa mereka telah diserahkan kepada Rasulullah saw. Segala kehidupan mereka seakan tak berarti, yang mahal hanyalah kehidupan Nabi dan terjaganya Risalah suci beliau.

Setidaknya kita akan temukan tiga metode yang direkam oleh Al-Qur’an tentang cara dakwah Nabi saw yang langsung menyentuh hati manusia.

1.) Besarnya Rahmat yang Allah berikan kepada Nabi Muhammad saw.

Tentunya kita mengetahui bahwa Allah swt adalah sumber Rahmat dan Kasih Sayang. Dan Rahmat-Nya yang terbesar dicurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw. Maka tidak heran bila kita melihat semua sikap dan perbuatan Nabi bermula dari sifat Rahmat dan Kasih Sayang beliau.

Ketika menegur dengan penuh rahmat, menasehati dengan penuh rahmat bahkan ketika beliau harus berperang pun semuanya dilakukan dengan penuh rahmat. Maka tentunya sikap yang penuh rahmat ini sangat mudah menyentuh hati manusia.

وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS.Al-Anbiya’:107)

إِنَّمَا أَنَا رَحمَةٌ مُهدَى

“Sesungguhnya aku adalah Rahmat yang dihadiahkan (untuk kalian).”

Karena itu beliau sangat-sangat sedih ketika ada sesuatu yang menimpa umatnya.

عَزِيزٌ عَلَيۡهِ مَا عَنِتُّمۡ حَرِيصٌ عَلَيۡكُم بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ رَءُوفٞ رَّحِيمٞ

“Berat terasa olehnya penderitaan yang kamu alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.” (QS.At-Taubah:128)

2.) Nabi Muhammad saw selalu berdakwah dengan lemah lembut dan membuka pintu maaf yang sebesar-besarnya bagi siapapun yang ingin kembali.

Rasulullah saw tidak pernah bersikap keras, tidak pernah membentak dan tidak pernah menyakiti hati siapapun. Al-Qur’an menggambarkan dalam firman-Nya :

فَبِمَا رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ

“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka.” (QS.Ali ‘Imran:159)

Berapa banyak sejarah mencatat orang-orang yang datang kepada Nabi untuk melakukan rencana yang keji tiba-tiba semua rencana itu musnah dan berubah menjadi cinta yang dalam kepada Nabi. Semua itu karena Nabi Muhammad saw selalu menghadapi kawan ataupun lawan dengan kelembutan dan cinta kasih.

3.) Nabi Muhammad saw selalu bersikap adil.

Orang yang lemah lembut dan pemaaf biasanya sulit untuk berbuat adil karena mudah kasihan dan tersentuh perasaannya. Namun Rasulullah saw tidaklah demikian. Dibalik lemah lembut dan kasih sayangnya, Nabi saw selalu menempatkan sesuatu pada posisinya dan bersikap adil kepada siapapun. Siapa yang salah tetap mendapatkan konsekuensinya dan siapa yang benar harus mendapatkan haknya.

Tiga hal inilah yang membuat dakwah Baginda Nabi saw begitu cepat berkembang karena beliau selalu menyentuh hati manusia. Rahmat, kasih sayang dan mudah memberi maaf serta memperlakukan semua orang dengan adil menjadikan Risalah Islam mudah diterima oleh hati yang terbuka.

Tiga metode ini harusnya menjadi pelajaran bagi kita semua dalam berdakwah dan menjalani kehidupan. Berbuat atas dasar rahmat dan kasih sayang, bersikap lemah lembut dan mudah memaafkan dan tidak pandang bulu dalam menegakkan keadilan adalah tiga kunci dalam meraih kesuksesan dakwah maupun hubungan antar manusia.

Semoga bermanfaat…