Kau Tidak Akan Meraih Manisnya Madu Tanpa Kerasnya Perjuangan

Allah swt berfirman :

يَخۡرُجُ مِنۢ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُّخۡتَلِفٌ أَلۡوَٰنُهُۥ فِيهِ شِفَآءٌ لِّلنَّاسِۚ

“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.” (QS.An-Nahl:69)

Ketika kita merasakan manisnya madu, jarang sekali kita memikirkan bagaimana perjuangan keras dari lebah untuk menghasilkannya.

Madu terbuat dari 80% air dan 20% bahan-bahan lainnya. Dan untuk menghasilkan satu liter madu, butuh ribuan kali seekor lebah pulang pergi untuk menyempurnakan prosesnya. Dari perjuangan keras ini akhirnya kerumunan lebah itu dapat menghasilkan suatu cairan yang menjadi obat bagi seluruh penyakit.

Kita sering mendengar logika kehidupan yang menyebut “Siapa yang berusaha pasti akan meraih hasilnya” atau “Siapa yang menanam pasti akan memetik hasilnya”. Prinsip-prinsip semacam ini juga sejalan dengan logika Al-Qur’an, seperti dalam firman-Nya :

وَأَن لَّيۡسَ لِلۡإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ – وَأَنَّ سَعۡيَهُۥ سَوۡفَ يُرَىٰ – ثُمَّ يُجۡزَىٰهُ ٱلۡجَزَآءَ ٱلۡأَوۡفَىٰ

“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna.” (QS.An-Najm:39)

Atau dalam ayat lainnya :

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS.Al-Ankabut:69)

Atau dalam ayat lain Allah swt berfirman :

وَأۡتُواْ ٱلۡبُيُوتَ مِنۡ أَبۡوَٰبِهَاۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ

“Masukilah rumah-rumah dari pintu-pintunya, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS.Al-Baqarah:189)

Dan salah satu makna dari ayat ini adalah raihlah hasil dengan menyempurnakan sebab-sebabnya. Tidak ada kesuksesan yang bisa diraih dengan instan. Semua membutuhkan proses dan perjuangan.

Bukankah Allah swt memerintahkan Sayyidah Maryam as untuk menggoyangkan pohon kurma padahal beliau dalam keadaan hamil besar dan hampir melahirkan?

وَهُزِّيٓ إِلَيۡكِ بِجِذۡعِ ٱلنَّخۡلَةِ تُسَٰقِطۡ عَلَيۡكِ رُطَبٗا جَنِيّٗا

“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” (QS.Maryam:25)

Buah kurma tidak akan jatuh seketika tanpa sebab, ayat ini mengajarkan kepada kita untuk memenuhi sebab itu walau dengan kemampuan kita yang sangat terbatas. Kekuatan Sayyidah Maryam saat itu sangat lemah karena sedang mengandung dan hampir melahirkan, namun Allah tetap ingin melihat perjuangan hamba-Nya.

Bahkan ketika Allah hendak memberi mukjizat pun masih memerintahkan agar hamba-Nya berusaha. Seperti ketika Allah memerintahkan Nabi Musa as untuk memukulkan tongkatnya untuk membelah lautan.

فَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰٓ أَنِ ٱضۡرِب بِّعَصَاكَ ٱلۡبَحۡرَۖ فَٱنفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرۡقٖ كَٱلطَّوۡدِ ٱلۡعَظِيمِ

Lalu Kami wahyukan kepada Musa, “Pukullah laut itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu, dan setiap belahan seperti gunung yang besar.” (QS.Asy-Syu’ara:63)

Dan masih banyak lagi ayat yang senada dengan ayat-ayat diatas. Karenanya Islam selalu mendorong pengikutnya untuk berjuang dan berusaha keras, serta membuang semua rasa malas dari hidupnya !

فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ وَٱبۡتَغُواْ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ

“Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah.” (QS.Al-Jumu’ah:10)

Semoga bermanfaat…