Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Menyelami Fathimah as Wanita Penghulu Alam Semesta(bagian2)

1 Pendapat 05.0 / 5

Sayidah Fathimah as adalah manifestasi keindahan dari kesucian seorang wanita sepanjang sejarah yang melintasi kemanusiaan. Pada hakikatnya, Fathimah adalah seorang manusia sempurna. Bila Allah dalam ayat 42 surat Ali Imran menyebut Maryam as sebagai wanita terbaik di masanya, maka menurut Nabi Muhammad Saw, Sayidah Fathimah yang tidak pernah berbicara yang tidak ada gunanya, sebagai wanita terbaik di seluruh alam semesta (Sayidatu Nisail Alamin). Ketika Nabi Muhammad Saw membandingkan Maryam dengan Sayidah Fathimah as berkata, "Maryam adalah penghulu wanita di masanya, tetapi Fathimah adalah penghulu wanita dua alam dari awal hingga akhir. Ketika ia beribadah di mihrabnya, para malaikat yang dekat dengan Allah menyampaikan salam kepadanya dan berkata, "Wahai Fathimah! Allah telah memilihmu dan mensucikanmu dan mengangkatmua sebagai wanita terbaik di alam." (HR. Bukhari, Shahih Muslim, Thabaqat Ibnu Sa'ad, Bihar al-Anwar dan Musnad Ahmad bin Hanbal)

اِنَّ اللّهَ اصْطَفیکِ وَ طَهَّرَکِ وَاصْطَفیکِ عَلى نِساءِ الْعالَمین

Salah satu gelar Sayidah Zahra as adalah "Muhaddatsah". Beliau disebut Muhaddatsah karena para malaikat turun kepadanya dan berbicara dengannya seperti yang mereka lakukankepada Maryam, putri Imran. Imam Shadiq as berkata, "Sepeninggal Nabi Saw, kesedihan akibat ditinggal ayah telah memenuhi hati Fathimah as. Karena itu, malaikat Jibril as datang kepadanya secara berurutan, memberi ucapan bela sungkawa kepadanya atas duka ayahnya dan mengumumkan status Nabi di sisi Allah, serta apa yang akan terjadi padanya setelah kematiannya." Ali as bertugas menulis apa yang dibicarakan Jibril as kepada Sayidah Fathimah as, sehingga menciptakan koleksi yang dikenal sebagai Mushaf Fathimah. Buku ini berada di tangan Ahlul Bait Nabi Saw, sehingga hari kemunculan Imam Mahdi af dan orang-orang tidak dapat mengaksesnya.

Imam Khomeini ra mengatakan tentang hubungan Sayidah Fathimah as dengan malaikat wahyu, "Dalam tujuh puluh lima hari (setelah kematian Nabi) hubungan Jibril dan kedatangannya sangat banyak dan saya tidak berpikir bahwa kecuali kelas pertama dari nabi besar, malaikat wahyu turun seperti ini dan Imam Ali as sebagai penulis wahyu Rasulullah menuliskannya.

Tentu saja wahyu yang berarti ada hukum telah selesai dengan kepergian Rasulullah Saw, tetapi masalah kedatangan Jibril bagi seseorang bukan masalah sederhana. Jangan membayangkan bahwa Jibril datang buat siapa saja dan mungkin untuk datang kapan saja. Ini adalah keseimbangan yang penting antara ruh orang yang akan didatangi Jibril dan posisi Jibril sebagai ruh agung. Saya bahkan belum melihat tentang para Imam tentang masalah ini. Saya tahu martabat dan kebajikan ini di atas semua kebajikan yang telah disebutkan untuk Sayidah Fathimah as, lebih tinggi sekalipun mereka juga punya kebaikan besar."

Dan betapa benar ketika Nabi Muhammad Saw bersabda, "Fathimah bagian dari diriku." Yakni, bukan saja bagian tubuh, tetapi bagian ruh dan sifat Nabi Saw, sebagaimana Maryam adalah bagian dari Nabi Isa as dan Jibril turun kepadanya, padahal ia bukan seorang nabi. Dalam ayat 45 surat Ali Imran disebutkan, "(Ingatlah), ketika Malaikat berkata, "Hai Maryam, seungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)." Dan dalam ayat 42 dari surat ini disebutkan,  "Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)."

Pada usia sembilan tahun, Maryam mempersiapkan diri untuk puasa tahunan dan ibadah malam hari. Mengutip dari Imam Baqir as, ketika Maryam berdiri dalam shalat, cahaya wajahnya menerangi mihrabnya. Al-Quran menggambarkan dia sebagai taat dan menjalankan perintah Allah dan mengatakan, "Dia orang bertakwa dan hamba yang taat."

Ibadah dan ketekunan Sayidah Fathimah as selama hidupnya yang singkat telah ditandai dengan melakukan shalat dan doa. Fathimah as, bukan karena dia adalah putri Nabi, tetapi karena dia sangat rajin dalam kepatuhannya dan usaha kerasnya, dan dengan penghambaannya yang tulus, mencapai posisi irfan dan ketaatan kepada Allah. Fathimah as jatuh cinta pada penghambaan kepada Allah, sebagaimana ketika suatu hari Rasulullah Saw berkata kepadanya, "Putriku, pintakan sesuatu kepada Allah, karena Jibril telah menjanjikan akan dikabulkan oleh Allah." Fathimah as menjawab, "Saya tidak punya hajat selain mendapat taufik menghamba kepada Allah."

Hassan Basri yang oleh Ahli Sunnah dikenal sebagai orang yang zuhud dan ahli ibadah berbicara tentang Sayidah Fathimah as, "Sedemikian beribadahnya putri Rasulullah Saw dan beribadah sambil berdiri di mihrabnya, sehingga kakinya bengkak."

Tapi yang paling lugas menjelaskan semua ini adalah malam pernikahannya. Imam Ali as mengatakan, di malam pernikahan, saya khawatir melihat Fathimah. Saya bertanya, "Mengapa engkau kelihatan tidak senang? Fathimah menjawab, 'Wahai Ali! Saya memikirkan diri saya sendiri, tiba-tiba saya teringat kuburan dan akhir dari pekerjaan saya. Hari ini, aku pindah dari rumah ayahku ke rumahmu, dan suatu hari aku akan terbang rumah itu dengan kuburan dan kiamat. Jadi bersumpah pada Tuhan bahwa kita berdiri dalam doa dan menyembah Tuhan bersama malam ini."

Fatima mencapai maqam Shiddiqin berdasarkan ibadah dan penghambaan kepada Allah. Shiddiqin adalah seseorang yang dengan jujur menunjukkan apa yang dia pikirkan dan katakan. Fathimah adalah Siddiqah Kubra, yaitu wanita shiddiqah terbaik.

Di akhir artikel ini, pada peringatan kelahiran Sayidah Fathimah as, kami mengucapkan selamat kepada orang-orang terkasih dan mengirimkan salam, kedamaian, dan berkah yang tulus kepada wanita suci ini. Karena Nabi berkata kepada Fathimah, "Allah akan mengampuni siapa saja yang mengirim salam kepada putriku dan akan bergabung dengan saya, di mana pun saja berada."