Terbitnya Mentari Kedermawanan(1)

Bulan Rajab adalah momen istimewa untuk jalinan interaksi hamba dengan Tuhan dan bulan turunnya rahmat dan kasih sayang-Nya. Sebuah bulan di mana kedatangannya memberi kabar gembira dan kepergiannya menyisakan kesedihan.

Permulaan bulan itu mengingatkan kita pada hari kelahiran Imam Ali as, sementara penghabisannya memberi berita gembira tentang pengutusan Rasulullah Saw yang membebaskan umat manusia dari dunia kebodohan dan kejahilan.

Rajab adalah musim semi doa, penghambaan, dan munajat seorang hamba kepada Allah Swt. Mengenai keutamaan bulan Rajab, Rasul Saw bersabda, "Rajab adalah bulan yang diagungkan oleh Allah. Dengan demikian, tidak ada bulan yang lebih agung dari bulan ini. Masyarakat Jahiliyah menilai bulan Rajab sebagai bulan agung, kemudian Islam menambahkan keagungan bulan ini." Pada kesempatan lain, Rasulullah Saw pernah bersabda, "Ketahuilah, Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku."

Bulan Rajab memiliki tempat istimewa dalam penanggalan Islam dan termasuk di antara bulan-bulan yang penuh keutamaan. Allah Swt dalam surat al-Taubah, ayat 36, berfirman, "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram." Menurut sejumlah riwayat, salah satu dari empat bulan haram itu adalah bulan Rajab. Masyarakat dilarang berperang dalam empat bulan haram dan keamanan publik juga harus ditegakkan.

Di bulan ini lahir pula manusia-manusia suci dan besar di sejarah umat Islam. Salah satunya adalah Imam Mohammad Jawad as. Tahun 195 H dunia disinari cahaya kelahiran manusia suci, Imam Mohammad Taqi atau Imam Jawad as, salah satu cucu baginda Rasulullah Saw. Imam Jawad lahir di kota Madinah. Imam Jawad as sejak kecil hingga menginjak usia remaja telah dikenal akan keilmuan, kefasihan, kesabaran dan ketakwaan. Beliau memiliki kecerdasan dan cara penyampaian yang lugas. Meskipun usianya masih muda belia, tapi dari sisi keilmuan dan keutamaan beliau telah disejajarkan dengan tokoh-tokoh masa itu.

Jawad adalah salah satu nama yang paling indah dari Allah Swt yang berarti pemberian tanpa berharap sedikitpun dan memberi sebelum diminta. Kedermawanan luar biasa dan senantiasa. Dia tidak menerima apa pun sebagai balasan atas pemberian dan setelah memberi. Dia tidak meminta apa pun, sementara Dia memberikan yang sama antara mereka yang taat atau berbuat dosa. Nama Ilahi ini telah sepenuhnya memanifestasikan dirinya dalam diri Imam Muhammad Taqi as dan mengungkap pemberian serta kedermawanan Allah Swt. Karena itu, siapa pun yang berusaha untuk memperoleh pengetahuan dan memiliki berkah dalam harta dan kehidupan, jika dia menyebut nama beliau, tidak diragukan lagi akan membawa berkah bagi hidupnya.

Setelah kesyahidan Imam Ridha as, di usianya yang masih muda, Imam Jawad sudah harus mengembang tanggung jawab besar imamah untuk memimpin umat. Imam Ridha as di masa hidupnya kerap menjelaskan keimamahan anaknya tersebut dan selalu menyebutnya dengan penuh hormat. Imam Ridha as bersabda, “Abu Ja’far (Imam Jawad) adalah penggantiku di antara keluargaku.”