Tiga Hal yang Menjadikan Kita Sebagai Golongan Nabi Muhammad Saw

 

اللهُمّ صلّ علی نُورِ الأَنْوَارِ وَسِرِ الاأَسْرَار و تِرْیَاقِ الاّغْیَار وَمِفْتَاحِ بابِ اليَاسَر سَيدِنَا مُحَمّدِ الْمُخْتَار وَآلِهِ الأطْهَارِ وَأَصْحَابِهِ الأخْيَار عَدَدَ نِعَمِ وَاِفْضَالِهِ

Apabila muncul bulan Rabiul awal maka selayaknya umat Islam seluruh dunia akan berhenti sejenak untuk meluangkan waktunya, karena di bulan tersebut ada manusia suci bernama Muhammad saw yang telah lahir dimuka bumi ini.

Sebagai seorang Muslim yang mengaku adanya tuhan dan mengimani Nabi-Nya selayaknya harus menghormati dan membesarkan syiar-syair ilahi, karena dengan itulah rahmat akan turun ke muka bumi ini.

Oleh karenanya, berbagai cara telah dilakukan demi mengagungkan nama Allah Swt dan Rasulullah saw,  di mana-mana umat Islam mengadakan peringatan acara maulid kelahiran Muhammad Saw.

Peringatan maulid adalah momentum kita untuk memperbaiki dan berjanji kembali pada Rasulullah, bahwa kita harus mengikuti perilaku akhlak keseharian Rasulullah saw.

Berkat kelahirannya juga alam semesta dan manusia ini telah Allah swt ciptakan. Sebagai mana dalam hadis Qudsi-Nya Allah swt berfirman, “Tidak akan kuciptakan alam semesta dan makhluk ini kecuali karena engkau ya Muhammad.”

Di bulan ini adalah kesempatan kita untuk mengkaji dan membaca sejarahnya, agar kita tahu bahwa siapa manusia suci tersebut. Dan menjadikannya sebagai suri tauladan dalam kehidupan.

Di dalam sejarah dikatakan bahwa Muhammad Saw adalah manusia yang paling baik budi pekerti, sebagaimana Allah Swt dalam al-Quran Allah Swt berfirman,

وَاِ نَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar, berbudi pekerti yang luhur.” (QS. Al-Qalam 68: Ayat 4).

Itulah pujian Allah Swt pada kekasihnya Muhammad, betapa agungnya beliau sehingga Allah memberikannya gelar yang terbaik untuknya.

Berkaitan dengan pribadi Rasulullah Saw, kita yang mengaku sebagai umatnya layak dan patut mensyukuri karena memiliki panutan yang begitu agung. Sampai-sampai jika ada seorang penulis yang ingin menuliskan pribadi tentangnya. tidak akan mampu dikarenakan begitu luasnya pribadi beliau.

Rasulullah Saw telah lahir dan beliau dilahirkan untuk menyelamatkan kita dari kebodohan dan kesesatan. Beliau, oleh Allah dijadikan sebagai seorang yang menyempurnakannya akhlak manusia.

Dalam hadisnya berkata, “Aku diutus oleh Allah swt untuk menyempurnakan akhlak.”

Apakah kita tidak malu dengan Rasulullah saw? Di saat kita yang mengakui beliau sebagai pembimbing menuju jalan kebenaran, tetapi masih saja sering berbuat tidak baik.

Rasulullah adalah pribdadi yang luar biasa. Tidak ada manusia yang bisa melebihinya. Dikatakan dalam sejarah, pada saat itu di zaman Jahiliah, Rasulullah Saw telah melakukan perubahan besar yaitu di saat orang-orang telah melakukan keburukan-kuburukan, saling tipu. Di situlah beliau tampil dan mengajarkan prilaku kebaikan.

Oleh karenanya, siapapun yang mengaku Rasulullah Saw sebagai suri tauladannya, maka sudah selayaknya harus mengikuti prilakunya. Di mana-mana kita harus hadirkan pribadi agung Rasulullah Saw. Karena dengan itu, kebaikan hidup akan meliputi kita semua.

Rasulullah Saw adalah manusia terbaik sepanjang masa. di saat sekarang ini manusia banyak sekali kehilangan arah mencari panutan hidup, maka kita harus menunjukkan bahwa ada manusia yang layak menjadi panutan baginya.

Apabila kita mengaku Rasulullah adalah suri tauladan bagi kita, hendaknya kita berikan sesuatu yang membuat hati Rasulullah senang dan bahagia.

Sesuatu yang Rasulullah saw senangi adalah, pertama dan yang paling utama, mengeratkan persaudaraan kita, jangan sampai hanya gara-gara berbeda pemikiran kita saling bermusuhan, jangan hanya karena berbeda mazhab kita saling menyakiti dan menganggapnya kafir dan sesat.

Didalam hadisnya Rasulullah saw bersabda,

ثَلَاثٌ مَن لَم تَكُن فِيهِ فَلَيسَ مِنِّي وَلَا مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

١. حِلمٌ يَرُدُّ بِهِ جَهلُ الجَاهِلِ

٢. وَ حُسنُ خُلُقٍ يَعِيشُ بِهِ فِي النَّاسِ

٣. وَ وَرَعٌ يَحجُزُهُ عَن مَعَاصي اللَّه عَزَّ وَجَلَّ

“Tiga hal yang apabila tidak dimiliki seseorang maka ia bukan dari golonganku dan juga bukan dari golongan Allah azza wa jalla.

1. Kesabaran dalam membalas kebodohan orang yang bodoh.

2. Kebaikan akhlak dalam bergaul bersama manusia.

3. Wara’ (penjagaan diri) yang menjauhkannya dari maksiat kepada Allah azza wa jalla.

Dari hadis ini kita bisa mengetahuinya, bagaimana bisa menjadi bagian dari umat yang menyenangkan hati Rasulullah saw. Oleh karenanya, siapapun yang tidak memiliki 3 hal itu, sebagaimana yang Rasulullah sabdakan, maka jangan berharap menjadi bagian dari umatnya dan bisa menyenangkan hatinya.

Mudah-mudahan kita semua mendapatkan taufik dari Allah swt dan memiliki 3 hal tersebut supaya nanti dimasukan dari bagian umat Rasulullah saw dan tergolong orang yang bisa membuat hati Rasulullah saw bahagia. Amiin.