Abu Nawas Menertawakan Kemiskinan dengan Serius

Alkisah, suatu ketika Abu Nawas melakukan perjalanan bersama seorang laki-laki. Laki-laki dalam cerita ini tidak disebutkan namanya, namun yang pasti laki-laki ini merupakan fakir miskin, bahkan saking miskinnya selembar tikar pun tak didapati keberadaannya di rumah laki-laki fakir miskin ini.

Singkat cerita, di tengah perjalanan, Abu Nawas dan si miskin tadi berpapasan dengan rombongan orang yang mengiringi jenazah. Sambil berjalan di belakang keranda, sang istri dari jenazah itu pun terus saja menangisi dan meratapi kepergian sang suami.

Samar-samar namun tetap jelas, Abu Nawas dan si miskin menyimak suara ratapan dari istri jenazah tadi.

“Suamiku kenapa kau pergi? Apa yang akan kau lakukan di tempat sempit itu? Tempat yang bahkan selembar tikar pun tak ada di sana,” istri jenazah itu meratap.

Abu Nawas yang sedari tadi menyimak perkataan istri jenazah itu, lantas melempar pandangan ke laki-laki miskin yang berjalan membersamainya. “Kejar dan temui mereka, apa kau tak dengar mereka akan berkunjung ke rumahmu,” tegas Abu Nawas sambil bercanda.

“Kurang ajar kau Abu Nawas,” sahut laki-laki miskin tadi sambil tertawa.

Keduanya pun melanjutkan perjalanan sambil terus tertawa. (Sumber: Abu Nuwas fi nawadirihi wa ba’di qasaidihi karya Salim Samsuddin)