Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Berbeda dengan Riwayat, Kenapa Qom Tertimpa Corona?

1 Pendapat 05.0 / 5

Sebuah syubhat terlontar di hari-hari ini, kenapa Corona menimpa kota Qom yang menurut riwayat Imam Shadiq, bencana atau wabah dijauhkan darinya?

Di hari-hari ini, ketika penduduk kota Qom dan kota-kota lain di Republik Islam Iran sedang berjuang menghadapi wabah virus Corona atau COVID-19, sebagian orang, baik sengaja atau tidak, menciptakan syubhat di benak masyarakat mukmin dengan bersandar kepada beberapa hadis. Salah satu hadis tersebut adalah yang dinukil dari Imam Ja’far Shadiq a.s.:

“إِذا عَمَّتِ الْبُلْدَانَ الْفِتَنُ فَعَلَيْکُمْ بِقُمَّ وَ حَوَالَيْهَا وَ نَوَاحِيهَا فَإِنَّ الْبَلَاءَ مَدْفُوعٌ عَنْهَا.”

“Ketika seluruh negeri ditimpa fitnah, (pergilah) ke Qom karena bencana akan dijauhkan dari sana.”

Atau hadis berikut ini yang juga diriwayatkan dari Imam Shadiq a.s.:

“إذَا أَصَابَتْکُمْ بَلِيَّةٌ وَ عَنَاءٌ فَعَلَيْکُمْ بِقُمَّ فَإِنَّهُ مَأْوَی الْفَاطِمِييِّنَ وَ مُسْتَرَاحُ الْمُؤْمِنِينَ.”

“Saat kalian ditimpa bencana dan kesulitan, (pergilah) ke Qom karena ia menjadi tempat perlindungan Bani Fatimah dan lokasi aman bagi kaum mukminin.”

Pertanyaannya adalah bila Qom disebut sebagai tempat berlindung dan lokasi aman, bagaimana kini tertimpa wabah Corona?

Jawabannya akan dijelaskan dalam beberapa poin mendasar berikut dan semoga dapat memberikan pencerahan bagi masyarakat umum:

1. Berbagai syubhat tentang dunia Syiah dan tempat-tempat suci keagamaan memiliki latar belakang sejarah yang panjang. Orang-orang yang tidak akan pernah meyakini mazhab ini selalu ingin mengacaukan opini publik dengan alasan apapun supaya mereka dapat, selain penderitaan dan kesedihan yang menimpa masyarakat, melemahkan mental keagamaan dengan talkin dan bisikan yang sepele.

Tidak diragukan bahwa masyarakat mukmin akan langsung menyadari tipu muslihat setan ini dan lebih pintar dari sebelumnya dengan meningkatkan tawakal kepada Allah dan akan melalui hari-hari yang sulit ini.

2. Kadar nilai setiap kota dan tempat tergantung kepada nilai dan kedudukan orang-orang yang tinggal di dalamnya. Setiap kali penduduk sebuah tempat memiliki derajat keimanan dan keagamaan yang semakin tinggi, nilai dan kredibilitas yang diberikan kepada kota tersebut semakin besar.

Kota suci Qom termasuk kota pertama di Iran yang menerima Islam dengan lapang dada dan sejak abad pertama hingga saat ini dikenal sebagai pusat Syiah di dunia Islam. Ulama dari penjuru dunia datang ke Qom. Oleh sebab inilah, sejak dahulu para penguasa yang semena-mena tidak senang akan hal tersebut dan Qom berulang kali menjadi sasaran serangan.

3. Alam wujud ini diciptakan atas dasar hikmah. Allah swt Maha Hakim (Bijaksana). Bencana dan wabah juga berdasarkan hikmah Ilahi. Dunia tanpa kesulitan, problema, ujian, dan cobaan bukan tempat yang cocok untuk menggapai kesempurnaan yang muncul dari ikhtiar dan iradah. Tidak diragukan bahwa benih kesempurnaan manusia akan mekar dalam koridor jalur musibah dan kesulitan. Musibah dan kesulitan menjadi konsekuensi dari sebuah sistem terbaik.

Demikian juga kenikmatan dan kesengsaraan, anugerah dan musibah menjadi pengantar manusia untuk tumbuh dan mencapai kesempurnaan. Kesehatan dan penyakit, kemiskinan dan kecukupan, sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat, merupakan ujian yang dialami oleh seluruh umat manusia. Bahkan para nabi, imam dan auliya’ sekalipun tidak dikecualikan dalam kaedah dan sunnatullah ini; kemiskinan dan penyakit Nabi Ayub, kesedihan Nabi Ya’qub dalam keterpisahan dengan Nabi Yusuf, cobaan Nabi Muhammad saw selama 23 tahun, berbagai derita yang dialami oleh Imam Ali selama 25 tahun sejak kepergian Nabi saw, musibah atau cobaan jiwa di Karbala yang dialami oleh Imam Husein, Ahlul Bait, dan sahabat-sahabat beliau yang disebut oleh Imam Hasan a.s. sebagai hari yang tiada duanya ‘Tiada hari seperti harimu, wahai Aba Abdillah Husein’.

Sejarah Ahlul Bait Nabi, sejarah Islam dan Syiah penuh dengan lembaran yang menceritakan berbagai musibah ini. Tentunya menurut orang-orang berakal dan auliyaullah, musibah dan derita, meski tampak menyakitkan dan menyedihkan, namun membawa pesan konstruktif.

Dalam naungan bencana inilah, esensi kesabaran dan ketabahan manusia menjadi sempurna dan mengantarkannya kepada kedudukan orang-orang yang sabar sehingga layak memperoleh balasan agung yang diluar batas hitungan manusia. Allah swt berfirman:

“اِنَّما يُوَفَّى‏ الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسابٍ.”

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar [39]: 10)

Oleh karena itu, anggap saja riwayat ini memang dinukil dari Imam Ja’far Shadiq a.s. atau riwayat-riwayat lain dengan kandungan yang sama, namun tidak berarti bahwa penduduk Qom terjaga dari segala bencana, musibah, dan penyakit. Bahkan berdasarkan sebuah hadis dari Imam Musa Kadhim a.s. menyebutkan: “Seorang mukmin semakin besar kadar keimanannya, semakin besar kesulitan dan cobaannya.”

4. Hadis-hadis yang menjelaskan pujian dan keagungan kota Qom, bila benar sanadnya (harus dibahas dalam pembahasan tersendiri), memandang dimensi maknawi atau spiritual kota tersebut, bukan sisi materialnya. Oleh karena itu, Qom sebagaimana kota-kota lainnya juga mengalami ancaman bencana alam, seperti banjir, gempa, angin topan. Anjuran para (imam) maksum untuk memperhatikan dan tinggal di kota Qom dan sekitarnya untuk menjaga diri dari fitnah-fitnah yang dapat melemahkan iman seseorang.

Patut diperhatikan juga bahwa bahkan Masjidil Haram yang disebut sebagai baitullah yang aman dalam Al-Quran sekalipun berulang kali tertimpa bencana dahsyat seperti banjir, pengrusakan, pembakaran dan…

Dengan demikian, yang dimaksud keamanan Masjidil Haram, makam-makam Ahlul Bait adalah keamanan spiritual, bukan keamanan material atau fisiknya.