Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Bukan Timur Yang Menjaga Kita, Bukan Barat Yang Menyelamatkan Kita !

1 Pendapat 05.0 / 5

Allah swt berfirman :

لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلۡكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّـۧنَ وَءَاتَى ٱلۡمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِي ٱلرِّقَابِ وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلۡمُوفُونَ بِعَهۡدِهِمۡ إِذَا عَٰهَدُواْۖ وَٱلصَّٰبِرِينَ فِي ٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلۡبَأۡسِۗ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ

“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (QS.Al-Baqarah:177)

Setelah kita menyebutkan ayat ini, muncul pertanyaan yang menarik dan ayat diatas adalah jawabannya. Yaitu sebuah pertanyaan :

“Bagaimana cara agar kita terlepas dari penjajahan Barat dan perbudakan Timur?”

Al-Qur’an memberikan kepada kita sebuah tuntunan yang lengkap tentang cara bermasyarakat, berpolitik dan mengatur ekonomi. Agar kita bisa terbebas dari penjajahan Barat dan perbudakan Timur.

Karena dalam ayat diatas disebutkan :

لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ

“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat…”

Artinya Timur tidak mampu menyelamatkan kita dan Barat juga tidak bisa menjaga kita. Maka langkah pertama untuk menjadi masyarakat yang kuat dan mandiri adalah menguatkan keimanan kepada Allah swt dan menjadikan para Nabi sebagai suri tauladan hidup kita. Iman adalah pondasi sebelum membuat suatu langkah apapun dalam masyarakat.

Setelah Iman itu terbangun maka kita akan membuang semua rasa takut kepada selain Allah dan mencampakkan semua rasa takut kepada segala kekuatan di dunia ini.

وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلۡكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّـۧنَ

“Tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi.”

Setelah Iman itu terbangun maka cara selanjutnya adalah membangun kepedulian diantara sesama kita. Membantu orang yang kesusahan, menyelesaikan masalah orang yang membutuhkan dan hal-hal semacam inilah yang akan menyelamatkan Negeri kita dari bencana dan kehinaan. Sehingga kita tidak memerlukan orang luar untuk mengurusi saudara kita sendiri.

وَءَاتَى ٱلۡمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِۦ ذَوِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَٱلسَّآئِلِينَ وَفِي ٱلرِّقَابِ

“Dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba sahaya.”

Langkah selanjutnya adalah menjaga komitmen dan janji ditengah masyarakat. Saling bergotong royong dalam menjalankan sesuatu akan membuat masyarakat menjadi kompak dan kuat. Bersama-sama menjaga syariat Allah dan saling mengingatkan menjadikan kita memiliki lingkungan yang produktif dan sehat.

وَأَقَامَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتَى ٱلزَّكَوٰةَ وَٱلۡمُوفُونَ بِعَهۡدِهِمۡ إِذَا عَٰهَدُواْۖ

“Yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, orang-orang yang menepati janji apabila berjanji…”

Dan yang tak kalah penting adalah besabar dalam menghadapi berbagai kondisi yang menimpa. Bila kita ingin menjadi masyarakat yang kuat dan mandiri maka perlu proses untuk menuju ke arah sana. Dan dalam proses itu diperlukan kesabaran dalam menghadapi berbagai masalah seperti masalah ekonomi, politik, peperangan dan sebagainya.

وَٱلصَّٰبِرِينَ فِي ٱلۡبَأۡسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَحِينَ ٱلۡبَأۡسِۗ

“Dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan dan pada masa peperangan.”

Kemudian Allah swt mengakhiri ayat ini dengan Firman-Nya :

أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُتَّقُونَ

“Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

Merekalah orang yang bertakwa dengan sebenar-benarnya. Karena itu ingatlah bukan Timur yang menjaga kita juga bukan Barar yang menyelamatkan kita. Hadapkan wajahmu kepada Allah karena disanalah letak keselamatan dan ketentraman. Disanalah letak kemenangan dan kemuliaan. Dan disanalah letak kemenangan dan kejayaan.

Semoga bermanfaat.