Air Virtual dan Air Tersembunyi sebagai Media Tafakur, Menyambut Musim Kemarau

Tidak lama lagi kemarau akan menyapa katulistiwa, kebutuhan air bersih akan menghiasi lembar-lembar media informasi tanah air. Pada kesempatan ini mari kita telaah seputar air virtual dan air tersembunyi, sebagai refleksi sebelum memasuki musim kemarau tahun ini.

Air tersembunyi, air yang ada disekitar kita namun kita tidak sadar akan keberadaanya, kita tidak tahu atau kita abai atas keberadaanya. Air dipermukaan kertas, air di udara, air di dinding dan lain sebagainya.

Air Virtual yaitu jumlah air yang digunakan oleh petani atau peternak untuk menghasilkan satu komoditas, baik daging, kacang, susu, sayur atau komoditas yang lain. Maka benar firman Allah SWT yang mengatakan

Berikut beberapa ayat Quran yang memberitakan seputar air hujan yang dalam konsep kekiniaan bisa kita sebut konsep air virtual. Sebenarnya banyak ayat seputar ini berulang-ulang disampaikan dalam Quran, hal ini mencerminkan nilai penting isi kandungan ayat. Namun disini kami hanya utarakan sebagian saja sebagai sebuah permisalan.

Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu.[1]

Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.[2]

Disebutkan bahwa jumlah besar dari air yang ada di bumi, sebagian besar bukanlah air yang bisa dikonsumsi. Air garam yang membentang di lautan dan samudra, air yang membeku di kutub utara dan kutub selatan, jumlah ini adalah kenyataan dimana prosentase ini sangat besar dibanding jumlah air yang ada di daratan. Bahkan air di daratan, yang mengalir di sungai-sungai pun banyak yang tidak bisa lagi dikonsumsi, terlalu banyak pencemaran sebagai efek jiwa konsumeris, serta budaya mementingkan keperluan-keperluan personal. Tidak bisa menjadi lingkungan hidup ikan dan ragam hayati lainnya apalagi sebagai konsumsi manusia.

Air tersembunyi adalah penyadaran bahwa semua yang ada dihadapan kita, yang kita konsumsi sehari-hari merupakan transformasi dari air tanah, baik daging, sayur mayur, telur, kacang, beras, dan semua hasil dari tanah adalah hasil transformasi dari air tanah. Disebutkan bahwa untuk menghasilkan 1 Kg Daging sapi harus ada 16.000 liter air. Ketika kita mengkonsumis 1 gelas kopi sejatinya kita sedang mengkonsumsi 140 liter air lebih, 1 Kg telur butuh 3300 liter air,[3] air permukaan, air yang jumlahnya sangat sedikit dan sekarang semakin sedikit lagi jumlahnya. Sebab air-air itu tidak memiliki pengikat, jumlah pohon dan lahan terbuka sangat sedikit sehingga air hujan tidak meresap di dalam tanah, tapi mengalir dengan cepat kembali ke lautan luas.

Bulan puasa yang sudah berlalu, semestinya menjadi efek terapi, menyadari bahwa makanan dan minuman yang kita konsumsi di meja makan harus melewati perjalanan panjang, dalam perjalanan, banyak pihak yang harus bekerja dan berkorban meluangkan waktu. Seorang Muslim berkesmpatan mempraktikkan ayat, maka nikmat manalagi yang  engkau dustakan.

Makanan untuk berbuka, dikonsumsi dengan tanpa ampun, perut menjadi pegah tidak bisa diajak bergerak karena isi yang melampaui batas, es buah campur, kolak, buah-buahan, makanan berat berdesak-desakan memenuhi perut, hal ini karena tidak ada empati bahwa semua itu dibuat dengan proses melelahkan dan butuh air yang sudah sangat minim dalam jumlah banyak. Semestinya kenyataan keberadaan air yang minim mendidik kita untuk mengkonsumsi secara proporsional, sehingga orang lain juga berkesempatan turut menikmati hasil tanah ini di depan meja-meja makan mereka.

Berpuasa namun pada saat berbuka hilang kendali dalam mengkonsumsi jelas akan menghilangkan kesakralan dan keberkahan puasa itu sendiri. Berbuka puasa tetap dalam keadaan bersyukur adalah dengan tetap mengendalikan diri untuk tidak terlalu berlebih-lebihan ketika menyantap makanan pada saat berbuka. Selain hal ini juga sinkron dengan ayat lain yang memang melarang manusia untuk berbuat berlebih-lebihan dalam makan minum. Kulu wasyrabu wala tusrifu.

Keinginan untuk mensyukuri anugrah air tersembunyi dan berwujud sebagai makanan di depan meja makan, akan membantu kita untuk menjadi orang-orang yang tidak berlebih-lebihan dan bersikap proporsional dalam mengkonsumsi makanan. Bahkan ini juga membuka peluang agar kita bisa hidup dengan lebih sehat. Metabolisme tubuh pun aman tidak terganggu akibat konsumsi makanan yang terlalu banyak.

Manfaat lain adalah agar kita menjadi pribadi-pribadi yang bijaksana dalam menggunakan air, tidak boros dengan alasan kita secara pribadi membayar air pam yang kita gunakan, berdalih mau menggunakan air dan membuang-buangnya terserah kita karena kita sendiri yang membayarnya. Tanggungjawab dan empati kesalehan sosial perlu ditumbuhkembangkan.

Menyadari air tersembunyi dan air virtual adalah media sangat sederhana tapi bisa menjadi bola salju, semakin menggelinding akan semakin besar, akan semakin banyak yang mendapat manfaat darinya.

Seorang Ulama Iran yang meninggal 31 tahun silam, menjadi founder saling membantu, pihak yang dibantu setelah mampu bangkit dia membantu orang lain sebagai bentuk rasa syukur, begitu terus gayung bersambut, rasa syukur demi rasa syukur menggelinding semakin hari semakin besar, bahkan hingga kini lembaga khairiah (kebaikan) tersebut memiliki aset besar sehingga mampu menjadi sokoguru untuk membantu masyarakat di negara tempat inisiasi, juga membantu warga negara di negara-negara lain yang tertindas di Palestina, Gaza, Yaman Venezuela dll.

 
CATATAN:
 

[1] Qs Ibrahim: 32

[2] Qs Az Zumar: 21

[3] Aetra.co.id Pahami air virtual, bijak menggunakan air. Sebuah ide yang dikembangkan Jhon Anthony Allan dari King College London and