Pentingnya Sebuah Komunitas Baik


ارتد الناس بعد الحسين الا الثلاثة

Sepeninggal Imam Husain As, manusia (akan) meninggalkan agama kecuali tiga (kelompok) saja,

فلم يزل القوم في جمع آلة الحرب والاستعداد في القتال

Kaum itu tengah berusaha mengumpulkan alat-alat perang dan mempersiapkan diri untuk perang

Pada era New Normal semua orang harus tetap berjaga-jaga, wabah gelombang kedua sebagaimana pada pandemi-pandemi yang pernah melanda dunia korban terbesar adalah pada gelombang kedua, ketika orang sudah jenuh dengan karantina, menilai berada dalam karantina dan tidak bekerja sama saja dengan terkena wabah, ketika orang menjadi tidak peduli untuk menjaga diri.

Masa PSBB atau lockdown dengan work from home, learn from home, stay at home, membuat masyarakat semakin akrab dengan dunia internet, termasuk didalamnya anak-anak.

Manfaat dari learn from home adalah pembiasaan penggunaan internet dengan positif. Sebelumnya sebagian anak menggunakan pulsa HP mereka hanya untuk main game online, dari clash of clan dengan berbagai ragam variannya sampai ke game-game online yang marak sekarang ini, dengan jumlah fantastis tersedia 30.000 macam lebih game gratis.

Tidak ada pembatasan umur dalam game, andai pun ada, anak-anak yang penasaran cukup menulis lebih tua umur mereka. Otomatis komunitas yang ditemui juga semakin beragam, mereka akan bertemu orang-orang lintas negara, orang-orang lintas usia dan juga lintas waktu.

Bermain game online berarti masuk ke sebuah masyarakat yang buas, rata-rata dalam game online dilengkapi dengan fiture chat dan ngobrol online, tak ayal, anak-anak kita ketika masuk ke dunia ini maka  harus bertemu dengan orang-orang yang tidak mengontrol ucapan mereka, baik dalam chat maupun dalam obrolan, obrolan rusuh dan kotor berbau asusila, maupun omongan-omongan umpatan kasar.

Apakah anak-anak kita bisa dilarang 100% dari bermain game online? hal ini sangat sulit sekali diharapkan dengan kondisi yang ada, andai mereka dilarang dirumah, dia juga punya teman dan bisa bermain bersama dengan teman-teman seumuran mereka. Melarang begitu saja akan membuat anak semakin penasaran bahkan bisa jadi menjadi anak kecil tidak bahagia, ketika sudah dewasa dan memiliki penghasilan sendiri dia akan menutupi ambisi masa kecil itu, meluangka waktu tanpa batasan normal untuk bermain game, dan hal ini sangat besar pengaruhnya bagi keluarga yang ia bina, anak-anak yang ia didik dalam keluarganya.

Untuk menjaga pendidikan anak-anaknya sebagian PKBM membuat studen club game online educatif, jadi anak-anak yang bermain semua acount mereka dibawah kontrol PKBM bersangkutan, anak-anak bermain juga sesuai time line yang disetujui, teman main mereka di dunia maya juga teman-teman belajar dibawah naungan PKBM bersangkutan. Anak-anak yang dididik berkomunikasi yang baik, orang-orang yang benar-benar secara nyata saling mengenal, orang tua masing-masing juga saling kenal, lebih dari itu mereka tetap dalam pantauan orang tua, sehingga orang tua tidak perlu merasa khawatir ketika anaknya bermain game tersebut.

Sebagaimana dinukil oleh Thabari bahwa pada masa (ارتد الناس بعد الحسين الا الثلاثة) “Kelompok Islam pada masa itu menjadi suatu organisasi (kumpulan) yang tertib dan teratur serta dengan adanya ikatan idiologi dan politik diantara sesama mereka, telah membuat mereka bersatu padu, memiliki berbagai forum, memiliki para pemimpin, (yang mana) kelompok tawwabin mereka adalah wujud nyata pertama dari organisasi ini.”[1]

di era modern ini kebutuhan komunitas becik[2] juga sangat urgen. Secara nyata mungkin kita bukan masyarakat yang dimaksud Imam Ja’far dalam hadis ( ارتد الناس بعد الحسين الا الثلاثة), kita bukan sekelompok orang yang hidup langsung di era setelah kesyahidan Imam Husain as, tapi secara makna kita juga termasuk kelompok ini, masyarakat yang hidup setelah kejadian kesyahidan Imam Husain as terjadi, masyarakat yang dituntut untuk juga belajar dari kejadian maha dahsyat Asyuro.

ارتد الناس بعد الحسين عليه السلام إلا ثلاثة: أبو خالد الكابلي ويحيى بن أم الطويل و جبير بن مطعم، ثم إن الناس لحقوا وكثروا، وفي رواية أخرى مثله وزاد فيها:[3]

Abu Khalid al Kabuli, Yahya bin Umu Thawil, dan Jabir bin Muthim, kemudian setelah itu masyarakat bergabung dan menjadi banyak setelah jaman itu.

Sebagaimana dinukil oleh Thabari diatas, mungkin untuk disimpulkan bahwa kelompok Islam dengan ciri terorganisir, tertib, teratur, memiliki berbagai forum, dan memiliki para pemimpin, juga merupakan sebuah kebutuhan urgen sekarang ini, demi proses pendidikan yang sehat bagi anak-anak kita.

Kelompok Islam yang terorganisir yang tertib dan teratur dan memiliki forum-forum di Indonesia

Sejak beberapa tahun Masyarakat Ahlul Bait Indonesia sudah memiliki ABI dan IJABI, ini adalah sebuah kenyataan manis. Kelompok masyarakat dengan satu konsep kepemimpinan dan dalam satu organisasi sah dimata hukum.

Anggota dari ormas ini ada yang sejak sebelumnya sudah melek organisasi, sudah aktif di HMI, atau organisasi lain. Memahami seluk beluk keorganisasian di Indonesia. Ada juga kelompok yang sebelumnya belum aktif di organisasi yang ada di Indonesia, mahasiswa atau santri taat yang hanya belajar saja, tidak pernah ikut organisasi-organisasi apapun, ketiga adalah masyarakat biasa yang tidak pernah kuliah atau pun menjadi santri.

Sebagai sebuah organisasi yang ada dan eksis di Indonesia. Potensi dari anggota alumni dari organisasi sangat perlu diberdayakan. Tentu setelah melalui proses uji dan serangkaian penilaian. Keberadaan orang yang berpengalaman di bidang organisasi sebelumnya sebagai motor penggerak bagi ABI maupun IJABI sangat diperlukan sehingga organisasi benar-benar bergerak dan tidak jalan ditempat, regenerasi, rekrutmen anggota, pengembangan organisasi dari sosial ekonomi dan juga edukasi bisa berjalan dengan baik.

Lini edukasi ini sangat menjadi harapan menjadi penggagas pembuka lapangan membentuk komunitas becik[4]. Komunitas yang terus terjalin komunikatif satu dengan yang lain, sesama anak saling kenal, sesama orang tua juga saling mengenal. Saling menghormati dan saling menghargai.

Komunitas dengan Konsep gotong royong

Masing-masing orang tua memiliki keahlian beragam. Ijazah dijaman sekarang ini bukanlah sebuah parameter penting dalam ranah belajar mengajar. Orang yang berkompeten dan berkemampuan cukup, dia layak mengajar sesuai kompetensi yang ia miliki, yang pandai membuat bakso mengajari anak-anak membuat bakso yang bagus, yang pandai membuat animasi mengajar anak cara membuat animasi, yang pandai filsafat mengajari anak-anak dasar-dasar filsafat praktis begitu seterusnya.

Poin penting penulis adalah terwujudnya sebuah komunitas ahlul bait yang saling mengenal dan saling mendukung. Konsep gotong royong yang dimiliki bangsa Indonesia masih merupakan pilihan terbaik sepanjang jaman. Dan ini adalah konsep yang sesuai dengan ajaran Islam.[5]

فلم يزل القوم في جمع آلة الحرب والاستعداد في القتال

Kaum itu tengah berusaha mengumpulkan alat-alat perang dan mempersiapkan diri untuk perang

Komunitas dengan kebersamaan dan sistem yang baik maka sedang mempersiapkan diri untuk berperang. Berperang melawan ketidakadilan, ketidakmapanan. Memujudkan haihat mina dzillah.

Belajar dari Negeri para Mullah, negara yang untuk kesekian tahun sudah belajar dan terus belajar, negara ini senantiasa fi jam’i alatil harb, salah satunya dengan membuat komunitas-komunitas yang sehat, membangun sistem pendidikan yang bersih. Dari komunitas yang sehatlah akan muncul anak-anak cerdas dengan kepribadian mulia.

Disarikan dari pengalaman dan sharing bersama komunitas home schooling.

CATATAN:

[1] Manusia 250 tahun, Imam Ali Khamenei.

[2] Becik artinya baik, mulia, positif

[3] Biharul Anwar, Alamah Majlisi, j 71, hal 222.

[4] Becik artinya baik, mulia, positif.

[5] QS. Al-Hujurat [49]: 10.