Sabar dan Bijak

Seorang guru bertanya kepada anak didiknya yang masih duduk di taman kanak-kanak:
" jika Ibu memberimu apel, kemudian memberi apel lagi kemudian memberi apel lagi, berapa jumlah apel yang kamu miliki?"
.
.
dengan polos dia menjawab: "empat"
.
.
sang guru mengulang pertanyaannya karena berfikir bahwa anak tersebut tidak mendengar pertanyaannya dengan jelas:
"coba dengarkan lagi, jika ibu memberimu apel, apel, dan apel, maka berapa jumlah apel yang kamu miliki?"
.
.
sang anak kemudian mencoba menghitung dengan menggerakkan jari-jarinya, kemudian setelah mencapai kesimpulan dia menjawab : "empat bu".
.
.
sang guru pun tidak menyerah dan mencoba mengganti buah apel dengan buah jeruk kesukaannya,
dan berkata: "nak, sekarang jika ibu memberimu jeruk, jeruk dan jeruk maka berapa jeruk yang kamu miliki?"
.
.
dengan lantang murid tersebut menjawab: "tiga bu"
.
.
ibu guru pun tersenyum bahagia.
.
.
kemudian untuk mengupas rasa penasarannya, dia bertanya kepada muridnya:
"nak, kenapa ketika ibu bertanya dengan contoh apel kamu menjawab salah dengan berkata empat dan ketika ibu bertanya dengan contoh jeruk kamu menjawab benar dengan berkata tiga, apa yang membuat beda antara jeruk dan apel?"
.
.
murid yang baru duduk di bangku TK itu dengan polos menjawab:
"karena aku memiliki satu apel didalam tasku".
Ibu Guru pun tersenyum lebar. .
.
jika guru tersebut tidak bijak dan tidak sabar maka dia tidak akan menuai kesuksesan dalam mengajari anak didiknya dan tidak akan pernah tau alasan dari setiap jawaban yang disampaikan oleh anak didiknya.
.
.
menghadapi masalah kehidupan pun sama, diperlukan kesabaran dan sikap bijak.