Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Al-Qur’an dan Pentingnya Untuk Terus Bergerak dalam Hidup

1 Pendapat 05.0 / 5

Al-Qur’an adalah kitab praktek dan amal, bukan sekedar kitab yang berisikan teori dan opini belaka. Bahkan Al-Qur’an banyak memuat tentang pentingnya manusia untuk selalu bergerak dalam hidupnya.

Salah satu contoh ayat yang sering kita baca tentang penekanan Al-Qur’an untuk selalu bergerak adalah firman Allah swt :

فَإِذَا فَرَغۡتَ فَٱنصَبۡ

“Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).” (QS.Al-Insyirah:7)

Dengan kata lain Al-Qur’an selalu mengajak kita untuk bergerak dan berpindah dari satu keadaan menuju keadaan yang yang lebih baik.

Untuk memulai tema kali ini, kita akan membaginya dalam tiga bagian yang penting.

1. Gerak di alam semesta.

Dalam Al-Qur’an kita temukan pembahasan tentang fenomena siang dan malang. Sebuah fenomena yang di hadapi setiap hari oleh manusia, namun sering luput dari renungan kita.

Fenomena siang dan malam adalah bukti yang paling jelas bahwa alam semesta ini harus selalu bergerak dan kita sebagai yang hidup didalamnya juga harus senantiasa bergerak.

Allah swt berfirman :

تُولِجُ ٱلَّيۡلَ فِي ٱلنَّهَارِ وَتُولِجُ ٱلنَّهَارَ فِي ٱلَّيۡلِ

“Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam.” (QS.Ali ‘Imran:27)

يُكَوِّرُ ٱلَّيۡلَ عَلَى ٱلنَّهَارِ وَيُكَوِّرُ ٱلنَّهَارَ عَلَى ٱلَّيۡلِ

“Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam.” (QS.Az-Zumar:5)

2. Gerak kedua adalah gerakan di alam akal.

Ketika berbicara tentang akal, Al-Qur’an selalu menggunakan bentuk fi’il dan tidak pernah menggunakan bentuk isim.

(أَفَلَا تَعۡقِلُونَ) ( أَفَلَا یَعۡقِلُونَ)

“Tidakkah kalian berpikir?”

وَقَالُواْ لَوۡ كُنَّا نَسۡمَعُ أَوۡ نَعۡقِلُ مَا كُنَّا فِيٓ أَصۡحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ

Dan mereka berkata, “Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS.Al-Mulk:10)

Nah, bentuk fi’il (kata kerja) menunjukkan makna gerak. Artinya akal seseorang harus selalu bergerak dan berputar. Bila akal berhenti dan stagnan maka akal tidak bisa berkembang dan memberikan hasil pemikiran yang bermutu. Sementara kita tau bahwa semua perbuatan kita bermula dari pikiran.

3. Gerak di alam manusia.

Al-Qur’an juga sering menyebutkan sifat-sifat tercela manusia, tujuannya apa? Agar manusia selalu sadar dan selalu bergerak untuk berpindah dari satu keadaan menuju keadaan yang lebih baik.

Dengan kata lain, manusia tidak mampu menyingkirkan sifat-sifat keji dan meraih sifat kebaikan kecuali harus selalu melakukan perubahan dan terus bergerak untuk berubah lebih baik.

Maka kesimpulannya, manusia akan menjadi “dzalim” apabila dia tidak bergerak untuk memperbaiki diri.

Dia akan menjadi “kufur”, apabila ia tidak bergerak untuk merubah diri.

Begitu pula dia akan menjadi bodoh, melampaui batas dan menyandang sifat-sifat buruk lainnya apabila ia tidak mau bergerak untuk menjauhi itu semua.

Karena itu, bergerak adalah salah satu tugas terpenting manusia dalam hidupnya. Dan bergerak menuju keadaan yang lebih baik adalah arti jihadul akbar yang sebenarnya.

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS.Al-Ankabut:69)

Karena Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum mereka bertekad untuk bergerak dan merubah kondisi mereka.

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمۡۗ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS.Ar-Ra’d:11)

Maka arti dari bergerak disini adalah selalu dalam kondisi sadar dan fokus untuk mengikuti jalan petunjuk dari Allah. Karena tiada nilai dari perbuatan kita tanpa kesadaran dan niatan yang tulus.

Semoga bermanfaat..