Semua Bertasbih Kepada Allah, Dimanakah Kita?

Al-Qur’an telah memberikan informasi yang jelas bahwa segala sesuatu di alam ini dan bahkan di luar alam yang kita tinggali ini sedang bertasbih kepada Allah.

Petir bertasbih kepada Allah…

وَيُسَبِّحُ ٱلرَّعۡدُ بِحَمۡدِهِۦ

“Dan guntur bertasbih memuji-Nya.” (QS.Ar-Ra’d:13)

Gunung-gunung dan burung-burung pun bertasbih…

وَسَخَّرۡنَا مَعَ دَاوُۥدَ ٱلۡجِبَالَ يُسَبِّحۡنَ وَٱلطَّيۡرَ

“Dan Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Dawud.” (QS.Al-Anbiya’:79)

Bahkan seluruh yang ada di alam semesta ini, langit dan semua yang ada di langit, bumi dan semua yang ada di bumi selalu bertasbih kepada Allah.

تُسَبِّحُ لَهُ ٱلسَّمَٰوَٰتُ ٱلسَّبۡعُ وَٱلۡأَرۡضُ وَمَن فِيهِنَّۚ وَإِن مِّن شَيۡءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمۡدِهِۦ وَلَٰكِن لَّا تَفۡقَهُونَ تَسۡبِيحَهُمۡ

“Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka.” (QS.Al-Isra’:44)

Para Malaikat tidak pernah berhenti bertasbih…

يُسَبِّحُونَ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَ لَا يَفۡتُرُونَ

“Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang.” (QS.Al-Anbiya’:20)

Bahkan Al-Qur’an menjelaskan bahwa seluruh ciptaan dan makhluk Allah semua bertasbih dengan cara dan bahasa masing-masing.

أَلَمۡ تَرَ أَنَّ ٱللَّهَ يُسَبِّحُ لَهُۥ مَن فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱلطَّيۡرُ صَٰٓفَّٰتٖۖ كُلّٞ قَدۡ عَلِمَ صَلَاتَهُۥ وَتَسۡبِيحَهُۥۗ وَٱللَّهُ عَلِيمُۢ بِمَا يَفۡعَلُونَ

“Tidakkah engkau (Muhammad) tahu bahwa kepada Allah-lah bertasbih apa yang di langit dan di bumi, dan juga burung yang mengembangkan sayapnya. Masing-masing sungguh, telah mengetahui (cara) berdoa dan bertasbih. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS.An-Nur:41)

Para Ahli Ilmu mengatakan bahwa tasbihnya jagat raya adalah tasbih dengan arti yang sebenarnya. Seperti dalam Hadist yang Shohih di ceritakan bahwa batu kerikil pun bertasbih di tangan Rasulullah saw dan para sahabat mendengar suara tasbih tersebut.

Bahkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an kita temukan perintah Allah terhadap benda-benda mati maupun benda-benda hidup untuk bertasbih bersama Nabi.

يَٰجِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُۥ وَٱلطَّيۡرَ

“Wahai gunung-gunung dan burung-burung! Bertasbihlah berulang-ulang bersama Dawud.” (QS.Saba’:10)

Dalam ayat lain Allah swt berfirman :

إِنَّا سَخَّرۡنَا ٱلۡجِبَالَ مَعَهُۥ يُسَبِّحۡنَ بِٱلۡعَشِيِّ وَٱلۡإِشۡرَاقِ

“Sungguh, Kamilah yang menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Dawud) pada waktu petang dan pagi.” (QS.Shad:18)

Kita melihat ketika Nabi Musa as memohon kepada Allah untuk menjadikan Harun sebagai pendamping beliau dalam rangka untuk menegakkan Risalah, Al-Qur’an menceritakan:

وَٱجۡعَل لِّي وَزِيرٗا مِّنۡ أَهۡلِي – هَٰرُونَ أَخِي – ٱشۡدُدۡ بِهِۦٓ أَزۡرِي – وَأَشۡرِكۡهُ فِيٓ أَمۡرِي – كَيۡ نُسَبِّحَكَ كَثِيرٗا – وَنَذۡكُرَكَ كَثِيرًا

“Dan jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah kekuatanku dengan (adanya) dia, dan jadikanlah dia teman dalam urusanku, agar kami banyak bertasbih kepada-Mu, dan banyak mengingat-Mu.” (QS.Tha-Ha:29-34)

Lihatlah, tujuan Risalah yang di bawa oleh Nabi Musa as adalah untuk banyak bertasbih dan mengingat Allah swt.

Begitupula dalam Kisah Nabi Yunus as ketika beliau menghadapi kondisi yang amat sulit, apa yang beliau lakukan?

Nabi Yunus as bertasbih seperti dalam firman Allah swt :

وَذَا ٱلنُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَٰضِبٗا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقۡدِرَ عَلَيۡهِ فَنَادَىٰ فِي ٱلظُّلُمَٰتِ أَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ

Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ”Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zhalim.” (QS.Al-Anbiya’:87)

Dan dalam ayat lain Allah swt menjelaskan bahwa Allah menyelamatkan Yunus as disebabkan karena banyaknya beliau bertasbih.

Allah swt berfirman :

فَلَوۡلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلۡمُسَبِّحِينَ – لَلَبِثَ فِي بَطۡنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوۡمِ يُبۡعَثُونَ

Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berdzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari kebangkitan.” (QS.Ash-Shaffat:143)

Maka seorang mukmin harus menyadari bahwa seluruh jagat ini bertasbih dan semua makhluk sedang bertasbih kepada Allah swt. Bahkan Solat sebagai rukun terbesar dalam Islam pun ber-isikan Tasbih dalam rukuk dan sujudnya.

Maka tak heran bila di dalam Al-Qur’an ada 7 Surat yang di awali dengan Tasbih, yaitu Surat Al-Isra’, Al-Hadid, Al-Hasyr, As-Shoff, Al-Jum’ah, At-Taghabun dan Al-A’la.

Dan Al-Qur’an juga mengisahkan bahwa lisan para penghuni surga, lisan hamba-hamba yang sukses dalam hidupnya adalah lisan yang selalu bertasbih.

دَعۡوَىٰهُمۡ فِيهَا سُبۡحَٰنَكَ ٱللَّهُمَّ

Doa mereka di dalamnya ialah, “Subhanakallahumma” (Mahasuci Engkau, ya Tuhan kami).” (QS.Yunus:9-10)

Langit, bumi dan semua yang ada di jagat raya ini sedang bertasbih kepada Allah, lalu tidakkah kita ingin bergabung bersama alam semesta untuk bertasbih kepada-Nya?

Dimana posisi kita?

Berapa banyak waktu yang kita sisihkan untuk bertasbih dan mengingat-Nya?

Berapa waktu yang kita buang sia-sia?

Begitu dahsyatnya tasbih yang selalu di senandungkan oleh semesta alam ini, maka bila kita tidak bergabung dalam getaran Tasbih ini sungguh kita akan digabungkan bersama kelompok yang merugi.

Semoga bermanfaat.