Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Imam Hasan Askari, Imam Yang Saleh

0 Pendapat 00.0 / 5

Awal tahun Hijriyah Syamsiah dan permulaan musim semi tahun ini semakin bertabur ‎berkah dengan tibanya hari kelahiran Imam Hasan Askari, imam kesebelas dari ‎silsilah 12 imam Ahlul Bait. Imam Askari lahir di kota Madinah tanggal 8 Rabiul Akhir ‎tahun 232 hijriyah. Beliau memangku tugas imamah pada usia 22 tahun, setelah ‎ayahanda beliau, Imam Ali al-Hadi (as) meneguk cawan syahadah. Di usia yang ‎masih sangat muda itu, beliau mendapat mandat ilahi untuk menjadi pelita hidayah ‎bagi umat manusia.‎

Ahlul Bait atau keluarga suci Nabi Saw adalah insan-insan mulia yang selalu menjadi ‎teladan dan petunjuk bagi umat manusia dalam merajut jalan kebenaran. Dalam ‎sejumlah riwayat, Nabi Saw menyebut keluarganya yang telah disucikan Allah, ‎sebagai padanan Kitabullah. Mengikuti mereka adalah kunci mencapai kebahagiaan ‎dan keselamatan.‎

Hari ini, kepada Anda semua, kami mengucapkan selamat atas peringatan hari lahir ‎Imam Hasan Askari (as).‎

Imam Askari menjalankan misi imamah selama enam tahun. Sebab, ketika baru ‎berumur 28 tahun, beliau harus meninggalkan dunia yang fana ini setelah meneguk ‎cawan beracun khalifah bani Abbas. Rezim penguasa Abbasiah ketika itu sangat ‎membatasi kehidupan Imam Askari. Sejarah melukiskan buruknya kondisi politik pada ‎dekade pertama abad kedua hijriah bagi Ahlul Bait. Bahkan sejumlah mereka terpaksa ‎harus meninggalkan Madinah dan hidup menderita di daerah terpencil yang jauh dari ‎tanah kelahirannya. Kondisi tersebut juga menimpa Imam Hasan Askari. ‎

Sejak kecil, Imam Askari bersama ayahnya berada dalam pengawasan ketat rezim ‎Abbasiah di kawasan militer kota Samarra, Irak. Saking ketatnya pengawasan ‎terhadap keluarga Imam Askari, masyarakat sangat sulit berhubungan dengan beliau. ‎Menyiasati kondisi tersebut, Imam Askari selama masa imamahnya menyampaikan ‎pesan kepada masyarakat melalui sejumlah sahabat dekat beliau. Sejumlah sahabat ‎dekat ini mendapat anugerah pelajaran dari Imam Askari, kemudian ‎menyampaikannya kepada masyarakat.‎

Imam Hasan Askari menjalani paruh hidupnya di dalam penjara rezim Abbasiah. ‎Meski demikian, beliau tetap teguh berjuang melawan kezaliman. Walaupun ‎mendapat berbagai hambatan, Imam Hasan Askari menghadiahkan mutiara abadi ‎bagi umat Islam yang senantiasa dikenang sepanjang masa. Ucapan bertuah dan ‎bermakna beliau dalam menjawab berbagai persoalan, memperjelas antara hak dan ‎batil. Kecemerlangan program Imam Hasan Askari dalam menyebarkan hakikat Islam ‎terbukti melalui berbagai perdebatan dan pertemuan ilmiah serta pengajaran dan ‎pendidikan kepada murid-murid terkemuka. ‎

Imam Hasan Askari menyerukan kepada umat Islam untuk berakhlak mulia di tengah ‎masyarakat. Beliau berkata, "Allah swt senantiasa mengingatkan agar bertakwa dan ‎jadilah keindahan bagi kami dengan amalmu. Kami berbahagia, jika salah seorang ‎dari kalian bersikap wara dan jujur, menjalankan amanah dan berbuat baik terhadap ‎orang lain."‎

Akhlak mulia yang terpancar dari Imam Hasan Askari as menyebabkan besarnya ‎pengaruh beliau di tengah masyarakat. Daya tarik spiritual Imam Hasan Askari bahkan ‎mempengaruhi musuh-musuhnya. Keluasan ilmu beliau membuat para cindekia saat ‎itu terpesona. Suatu hari seorang dokter dinasti Bani Abbas yang beragama kristen ‎mengakui keagungan ilmu Imam Hasan Askari. Dokter bernama Bakhtisho' ini kepada ‎muridnya mengatakan, "Kunjungilah Abu Muhammad (Imam Hasan Askari), tidak ada ‎manusia paling pintar selain beliau, dan jangan bantah apapun yang dikatakannya."‎

Salah satu perintah yang ditegaskan Islam dalam Quran dan Sunnah Rasul adalah ‎berfikir. Kekuatan pemikiran adalah anugerah Allah swt yang hanya diberikan kepada ‎manusia. Berbagai kemajuan sains dan teknologi merupakan berkah nikmat akal dan ‎pemikiran. Dengan kemampuan besar ini, manusia mampu menyingkap berbagai ‎rahasia alam semesta.Terkait hal ini, Imam Hasan Askari berkata, "Ibadah bukan ‎dilihat dari banyaknya shalat dan puasa, namun berfikir dan beriibadah kepada ‎Tuhan."‎

Salah satu karya cemerlang Imam Hasan Askari adalah mendidik murid-murid ‎terkemuka. Mereka adalah para pemikir dan sandaran ilmu pengetahuan di tengah ‎masyarakat dalam menyelesaikan masalah berbagai persoalan agama dan sosial. ‎Salah seorang murid terkemuka Imam hasan Askari adalah Abu al-Hassan Ali bin ‎Hossein Qummi. Beliau mendapat pengajaran langsung dari Imam Hasan Askari di ‎bidang fikih dan hadis serta ilmu agama lainnya. Kebanyakan pengajaran Imam Askari ‎kepada Hossein Qummi dilakukan melalui surat.‎

Salah satu surat tersebut adalah penjelasan Imam Askari mengenai putranya, Imam ‎Mahdi af dan kabar kegaiban serta kebangkitan beliau sebagai penyelamat bagi umat ‎manusia. Dalam surat ini, Imam Askari berkata, " Wahai faqih yang saya percayai, ‎Allah mengaruniakan taufik padamu untuk menjalan amal-amal baik. Aku menyerukan ‎padamu untuk bertakwa, menunaikan shalat dan membayar zakat. Aku juga ‎menasehatimu untuk memaafkan kesalahan orang lain, meredakan amarah dan ‎menjalin silaturahmi. Berusalah untuk memenuhi seluruh kebutuhan saudaramu. ‎Penuhilah komitmenmu terhadap Quran dan jalankan amar maruf dan nahi munkar. ‎Bersabarlah dan persiapkan dirimu menanti kedatangan sang juru selamat. Ia adalah ‎putraku yang akan bangkit menegakan keadilan, ketika bumi di penuhi kezaliman. ‎Bersabarlah dan perintahkan pengikutku untuk berbuat baik, karena takwa adalah ‎ujung segala kebaikan."‎