Haji; Miqat Pecinta dan Hamba Tuhan(1)

Tak terasa hari-hari bahagia dan penuh maknawi kembali tiba dan umat Muslim di seluruh dunia diberi kesempatan untuk menggelar kongres akbar haji. Firman Allah Swt di surah al-Hajj ayat ke 27 menyebutkan, “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh,.”

Bulan Dzulhijjah, bulan di mana ratusan ribu manusia mempersiapkan dirinya untuk kembali mengasah keimanan dalam dirinya. Di hari ini ritual akbar akan digelar di sisi Baitullah di Makkah. Beribu-ribu umat Muslim dari penjuru dunia berbondong-bondong menuju Makkah dan kembali mereka menampilkan kepada dunia persatuan di bawah bendera Islam. Di ritual akbar ini, umat Islam menanggalkan segala bentuk atribut yang dimiliki dan dengan kesamaan pakaian ihram yang mereka kenakan, menunjukkan bahwa di antara mereka tidak ada perbedaan di sisi Tuhan. Yang ada adalah persatuan dan perlombaan beribadah sebanyak-banyaknya.

Haji adalah sebuah perjalanan ruhani ke sebuah tempat suci dan terkenal dengan nama Mekah, yang dilakukan pada bulan Dzulhijjah dengan tujuan ziarah ke Rumah Allah, Ka’bah, untuk melaksanakan upacara-upacara khusus, yang disebut “Manasik Haji”. Perjalanan agung dan mulia ini merupakan kewajiban atas setiap Muslim sekali dalam hidupnya, dengan syarat adanya biaya, kesehatan jasmani dan ruhani, serta tak adanya halangan apapun yang akan mengganggu perjalanan hajinya.

Bisa dikatakan, bahwa di setiap masyarakat, terdapat saat dan tempat-tempat khusus untuk pelaksanaan acara-acara ibadah dan pengamalan ajaran-ajaran maknawi. Ka’bah adalah rumah tauhid dan tempat ibadah paling lama yang dibangun di muka bumi ini. Catatan-catatan sejarah memberikan kesaksian bahwa pada awalnya, Ka’bah dibangun oleh Nabi Adam as. Kemudian Ka’bah mengalami kerusakan dalam peristiwa topan pada masa Nabi Nuh as dan diperbaiki oleh Nabi Ibrahim as. Sejak saat itu Ka’bah selalu menjadi pusat perhatian para penyembah Tuhan yang Maha Esa.

Tahun ini, ketika ratusan ribu orang di seluruh dunia menunggu kedatangan bulan Dzulhijjah dan melakukan perjalanan ke tanah wahyu, Kementerian Haji dan Umrah Saudi mengumumkan bahwa karena wabah virus corona baru COVID-19) di sebagian besar negara dan kematian lebih dari setengah juta orang di dunia, ritual haji 1441 H (1399 Hs) akan diadakan secara terbatas dan internal dan tanpa menerima peziarah dari negara lain. Karena itu, pengiriman jamaah haji dari Iran dan negara-negara lain ke Arab Saudi untuk haji tahun ini praktis dihilangkan.