Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Bagaimana Cara Memiliki Jiwa Yang Tenang?

1 Pendapat 05.0 / 5

Allah swt Berfirman :

يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفۡسُ ٱلۡمُطۡمَئِنَّةُ – ٱرۡجِعِيٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةٗ مَّرۡضِيَّةٗ – فَٱدۡخُلِي فِي عِبَٰدِي – وَٱدۡخُلِي جَنَّتِي

“Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS.Al-Fajr:27)

Bila anda ingin memiliki hati yang tenang yang damai, Allah swt telah memberikan jalur dan step-step yang harus di lalui.

Step 1

ٱرۡجِعِيٓ

“Kembalilah…”

Untuk meraih kehidupan yang tenang dan hati yang damai, langkah pertama adalah membangun kesadaran. Kesadaran seperti apa yang harus dibangun?

Kesadaran bahwa kita dari Allah dan pasti akan kembali kepada-Nya !

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ

“Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).” (QS.Al-Baqarah:156)

Step 2

رَاضِيَةٗ مَّرۡضِيَّةٗ

“Dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya.”

Kembali kepada Allah artinya kita menjadi hamba yang rela terhadap semua aturan dan ketentuan-Nya sehingga Allah pun rela kepada kita.

Dari sinilah kita dapat memahami tujuan penciptaan dalam Firman-Nya :

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS.Adz-Dzariyat:56)

Bila kita simpulkan, ibadah itu memiliki dua hasil yang sangat penting, yaitu :

1. Beribadah (menyembah) dengan arti yang sebenarnya membawa kita menjadi hamba yang selalu menerima dan rela atas segala ketentuan Allah.

2. Ketika kita telah rela dengan ketentuan Allah, aturan Allah dan semua keputusan-Nya maka Allah pun akan rela terhadap kita. Karena kemurkaan Allah hanya bagi mereka yang berpaling dari Allah dan melawan ketentuan-Nya.

Jadi hasil dari kerelaanmu atas semua ketentuan Allah adalah kerelaan Allah atasmu !

فَٱدۡخُلِي فِي عِبَٰدِي – وَٱدۡخُلِي جَنَّتِي

“Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”

Ayat ini menjelaskan bahwa pemilik hati yang tenang adalah hamba yang telah memposisikan dirinya sebagai layaknya seorang hamba sahaya.

Dan jiwa yang tenang akan meraih dua derajat mulia berikut ini.

(1). Masuk dalam golongan hamba-hamba Allah yang didalamnya ada ruh-ruh suci para Nabi dan para Auliya’. Yang Allah kucurkan untuk mereka kenikmatan yanh tak terbatas.

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ أُوْلَٰٓئِكَ رَفِيقٗا

“Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” (QS.An-Nisa’:69)

(2). Masuk kedalam surga Allah swt dan berbagai kenikmatan yang tak terhingga didalamnya.

Sebagai tambahan, pada ayat di atas Allah menambahkan kata “Surga-Ku” sebagai kemuliaan sendiri karena Allah menggandengkan surga dengan Dzat-Nya yang agung. Dan tidak disebut “Surga-Ku” kecuali hanya dalam ayat ini.

Maka poin utamanya adalah bila anda ingin meraih jiwa yang tenang dan damai, maka jadilah hamba yang rela dan menerima semua ketentuan Allah swt.

Semoga Bermanfaat..