Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Tiga Pendapat Mengenai Kata “Al-Yauma..”

1 Pendapat 05.0 / 5

Setelah Rasulullah saw menyampaikan kepemimpinan Sayidina Ali sa bagi umat ini, turunlah ayat: “Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Sebab itu, janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridai Islam itu menjadi agama bagimu…(QS: al-Maidah 3)

Kapan agama Allah -yang bagi umat ini hanya Islam yang diridhai oleh-Nya itu- Dia sempurnakan dan ni’mat-Nya Dia cukupkan bagi mereka? Peristiwa Ghadir Khum lah yang menjadi sebab turunnya ayat tersebut, dan yang menjawab soal ini.

Mengenai tafsir ayat itu, Syahid Muthahhari menjelaskan: “Janganlah kamu takut kepada mereka!”, karena mereka telah berputus asa untuk mengalahkan kalian dan agama kalian. Mereka telah menahan diri untuk melawan kalian dengan cara mereka yang sebelumnya dalam melawan Islam. Takutlah kepada-Ku (Allah)! Bahwa agama ini tidak akan ditimpa bahaya dari mereka setelah ini. Kemudian beliau membawakan tiga pendapat terkait kata “al-yaum” (hari ini) dalam ayat itu:

Pendapat yang pertama, bahwa itu adalah hari bi’tsah (pengutusan Nabi saw) dengan adanya kalimat yang menunjukkan padanya, yaitu: “Telah Kuridhai Islam itu menjadi agama bagimu.” Ya, sekiranya kalimat ini tidak didahului oleh kalimat-kalimat sebelumnya yang terkait dengan penyempurnaan agama dan penuntasan ni’mat.

Kalimat itu menjelaskan bahwa Islam yang disempurnakan dan karunianya dicukupkan adalah Islam yang diridhai Allah. Oleh karena itu, yang dimaksud “hari” dalam ayat itu bukanlah hari bi’tsah.

Pendapat yang kedua, itu adalah hari Fathul Makkah. Muslimin sebelum kemenangan ini, jumlah mereka sedikit dan keimanan mereka telah teruji, tak sama nilainya dengan keimanan orang-orang yang spontanitas masuk Islam sesudah Fathul Makkah.
Tidak ada dalil atau sejarah yang menetapkan bahwa hari yang dimaksud ayat itu adalah hari Fathul Makkah yang terjadi pada tahun kedelapan hijrah. Banyak ayat yang turun sesudah kemenangan ini, di antaranya ialah surat al-Maidah yang termuat di dalamnya ayat pasca pengangkatan kepemimpinan tersebut, dan belum ada keputus asaan kaum kafir kala itu.

Pendapat ketiga, ialah hari ketika Ali as menyampaikan surat Bara`ah pada tahun kesembilan hijrah. Namun demikian tidak selaras dengan firman Allah: Telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, karena masih banyak hukum yang disampaikan Nabi saw sesudah hari itu.

Hari besar penyempurnaan agama dan penuntasan nikmat Allah itu, terjadi di masa akhir hidup Nabi saw, yang tiada lagi hukum baru dari langit sesudahnya. Karena agama telah disempurnakan oleh Allah dan Islam menjadi agama yang Dia ridhai bagi umat ini.[*]