Keluarga dalam perspektif Alquran dan Riwayat

Keluarga dalam perspektif Alquran

Dalam  perspektif agama banyak dijumpai teks tentang system keluarga dan pembentukannya serta keutamaannya. Dalam Alquran, keluarga (istri dan suami) ditempatkan sebagai ayat dari ayat-ayat Ilahi yang menimbulkan ketenangan jiwa. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Ar-Rum ayat 21:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Dalam ayat lain, perempuan dan laki-laki diibaratkan sebagai pakaian. Pakaian merupakan sarana penutup dan pelindung tubuh. Allamah Thabathabai menyatakan perumpamaan yang digunakan sangat halus. Laki-laki bagi perempuan dan sebaliknya sebagai pakaian yang akan menutupi dan menjaga keduanya dari kerusakan. Sebagaimana pakaian menjadi perhiasan dan menyebabkan keindahan bagi manusia, perempuan dan laki-laki juga menjadi penghias bagi masing-masing.

Keluarga dalam perspektif riwayat

Dalam Islam, keluarga merupakan system bernilai tinggi dan dicintai yang tidak ditemui pada lembaga lainnya. Rasulullah Saw bersabda: «ما بنى فى الاسلام بناء اَحبّ الى اللَّه تعالى و اعزّ  من التزويج»….. (Dalam Islam, tidak ada lembaga yang lebih dicintai dan lebih berharga di sisi Allah selain dari membangun keluarga). Beliau Saw juga bersabda: “ Tidak ada nikmat yang lebih besar bagi seorang laki-laki setelah nikmat Islam selain ketika ia memiliki pasangan. Setiap kali ia memandang pasangannya ia akan menjadi senang dan gembiria. Saat ia meminta untuk mengerjakan sesuatu, pasangan itu akan melaksanakannya. Waktu ia pergi dari sisi pasangannya, pasangannya menjadi penjaga jiwa dan hartanya”. Dalam hadis tersebut, Rasulullah Saw menempatkan perempuan mulia sebagai nikmat tertinggi bagi laki-laki setelah nikmat Islam.

Demikian mulianya keluarga dalam Islam hingga memberi pengaruh pada pahala ibadah dan penghambaan. Shalat dua rakaat orang yang sudah berkeluarga lebih baik dari ibadah shalat siang dan malam orang yang masih sendiri. Imam Baqir as bersabda: Dua rakaat shalat laki-laki yang menikah lebih baik dan utama dibanding shalat malam dan puasa laki-laki yang hidup sendiri. Riwayat ini dan riwayat lainnya yang isinya mirip dengan ini menjelaskan kedudukan dan keutamaan nilai keluarga dalam teks Islam.