Lihatlah dalam Dirimu !

Allah Swt Berfirman :

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS.Adz-Dzariyat:56)

Ayat mulia ini sedang menunjukkan sebab dan tujuan penciptaan jin dan manusia. Tiada lain tujuan dari semua itu adalah agar jin dan manusia beribadah dan menyembah-Nya.

Menyembah Allah Swt tidak akan mungkin terjadi jika kita tidak mengenal-Nya, walau hanya dengan pengenalan yang sangat sederhana. Lalu bagaimana cara kita mengenal-Nya?

Sayyidina Ali bin Abi tholib pernah meriwayatkan :

مَن عَرَفَ نَفسَهُ عَرَفَ رَبهُ

“Siapa yang mengenal dirinya maka ia akan mengenal Tuhannya.”

Pertanyaan kedua, bagaimana cara seseorang mengenali dirinya agar bisa mengenali Tuhannya?

Apakah mengenal diri cukup dilakukan dengan mengenal tanda lahir, tahun kelahiran, dan mengenal anak siapa, dimana kelahirannya, dimana ia bekerja ??

Tidak… Bukan itu pengenalan tersebut yang dimaksud. Karena pengenalan macam ini hanya mengenal dari sisi luar saja. Dan itu bisa dilakukan bahkan oleh anak kecil.

Lalu pengetahuan macam apa yang membuat seseorang bisa mengenal dirinya?

Kita bisa mencari jawabannya dari sini :

فَلۡيَنظُرِ ٱلۡإِنسَٰنُ مِمَّ خُلِقَ – خُلِقَ مِن مَّآءٖ دَافِقٖ – يَخۡرُجُ مِنۢ بَيۡنِ ٱلصُّلۡبِ وَٱلتَّرَآئِبِ

“Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apa dia diciptakan. Dia diciptakan dari air (mani) yang terpancar. yang keluar dari antara tulang punggung (sulbi) dan tulang dada. (QS.Ath-Thariq:5-7)

Ayat ini adalah jawaban bahwa pernahkah kita bertanya darimana kita ada? Bagaimana kita diciptakan.

Perintah ini adalah cara Allah mewajibkan hamba-Nya untuk menggunakan akal dalam berpikir.

“Terbuat dari apa dirimu? Bagaimana engkau tiba-tiba hadir di dunia ini? Siapa yabg menciptakanmu? Dan mengapa Dia menciptakanmu?

Siapa yang menciptakan makhluk yang unik bernama manusia ini? Kemudian siapa yang menitipkannya di rahim ibunya selama 9 bulan?

Darisini kita akan memahami bahwa Tuhan dan pencipta kita adalah Allah Swt. Dan Dia memiliki hak atas mereka untuk disembah.

Karenanya seringkali ketika Allah Swt memerintahkan hamba-Nya untuk beribadah, perintah ini di dahului dengan informasi penting bahwa Dia lah yang menciptakan manusia.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ

“Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah:21)

Oleh karena itu, salah satu metode Al-Qur’an menghadapi orang-orang yang berpaling, sombong bahkan menentang Allah Swt adalah dengan mengingatkan darimana ia tercipta.

قَالَ لَهُۥ صَاحِبُهُۥ وَهُوَ يُحَاوِرُهُۥٓ أَكَفَرۡتَ بِٱلَّذِي خَلَقَكَ مِن تُرَابٖ ثُمَّ مِن نُّطۡفَةٖ ثُمَّ سَوَّىٰكَ رَجُلٗ

Kawannya (yang beriman) berkata kepadanya sambil bercakap-cakap dengannya, “Apakah engkau ingkar kepada (Tuhan) yang menciptakan engkau dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia menjadikan engkau seorang laki-laki yang sempurna? (QS.Al-Kahfi:37)

Manusia diciptakan dari setetes air yang hina, lantas mengapa ia tidak malu untuk berlaku congkak dan sombong?

خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ مِن نُّطۡفَةٖ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٞ مُّبِينٞ

“Dia telah menciptakan manusia dari mani, ternyata dia menjadi pembantah yang nyata.” (QS.An-Nahl:4)

Semoga Bermanfaat…