Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Peran Kaum Wanita pada Pra Tragedi Asyuro, Ketika Asyuro, dan Pasca Tragedi Asyuro(1)

1 Pendapat 05.0 / 5

Sosok wanita adalah sosok penting dalam kehidupan. Mereka adalah kunci madradsah pendidikan utama bagi seorang anak. Selain itu sering juga disebut bahwa di setiap kesuksesan seorang laki-laki ada peran seorang perempuan dibelakangnya, baik itu ibunya atau dan istrinya.

Megatragedi Asyuro adalah tragedi yang secara gamblang telah sukses menjaga agama Muhammadi hingga akhir zaman. Kesuksesan yang nantinya akan dituntaskan dengan keberadaan shahibul asri wa zaman Imam Mahdi Afj. Menjadi utuh sempurna sebagaimana seharusnya.

Pra tragedi Asyuro

Ketika kita menilik ulang apa saja yang terjadi sebelum asyuro, maka kita bisa melihat ada beberapa wanita dengan peran pentingnya.

Fatimah Az Zahra

Jelas Wanita mulia penghulu seluruh wanita ini dengan pendidikan yang diberikan kepada Imam Husain AS baik sejak dalam kandungan, masa menyusui juga ketika menjadi anak-anak, beliau adalah salah satu pembentuk karakter mulia yang dimiliki sayidu syuhada. Tentu tanpa melepaskan peran Rasulullah S AW dan juga Imam Ali dalam memberikan bimbingan dan teladan secara nyata. Namun tetap masa kanak-kanak dan masa pertumbuhan Imam Hasan tetap lebih banyak dihabiskan bersama ibunda tercinta.

Sayidah Fatimah Az Zahra tidak hanya menjadi faktor kesuksesan Imam Husain, beliau juga adalah pendidik srikandi Karbala yang akhirnya juga menjadi wanit cerdas dengan gelar “Aqilah Bani Hasyim”. Tentu ini juga adalah peran besar dan sentral dari seorang ibu, seorang ibu dari para aimah, mengingat Sayidah fatimah adalah orang-orang yang juga mengetahui bahwa kejadian memilukan asyuro pasti akan terjadi. Sebagai seorang ibu, sebagai seorang hamba jelas beliau juga memberikan persiapan terbaiknya. Sebagai bentuk keteladaan seorang wanita, juga sebagai seorang ibu dihadapan anak-anaknya.

Bagaimana beliau mempersiapkan anak-anaknya yang akan menjadi seorang syahid secara mental dan spiritual.

Ummul Banin

Istri Imam Ali bin Abi Thalib yang kita kenal dengan Ummul Banin, bunda Abbas bin Ali bin Abi Thalib (Abul Fadhl , Qamar Bani Hasyim), sosok wanita pemberani dari kabilah pemberani. Kesuksesan Abbas sebagai manusia pilihan dan pejuang pembela Imam yang juga saudaranya adalah tidak lain di dukung dan dipersiapkan oleh wanita mulia yaitu Ummul banin ibunya sendiri. Kita tahu bahwa pecinta Ahlul Bait menyakini Abul Fadhl Abbas memiliki kedudukan maknawi yang tinggi. Mereka memandangnya sebagai pintu permintaan hajat-hajat (Bab al-Hawāij) dan bertawassul kepadanya. Ini adalah buah karya abadi umi Ummul Banin yang harus ditulis dengan tinta emas dalam sejarah.

Dalam sejarahnya memang semua berkaitan, karena Imam Ali sendiri memang sengaja mencari seorang istri pemberani, dari kabilah pemberani, keturunan para pemberani. Jadi Imam Ali juga memiliki andil dalam mempersiapkan sosok berkepribadian mulia Abbas bin Ali bin Abi Thalib.

Kita lihat disini bahwa Imam Ali sendiri adalah sosok yang sudah tuntas dalam segala kualifikasi, namun untuk seorang istri demi keturunan mulia nantinya, beliau juga memilih wanita mulia, dan pemberani dimana disini terpilihlah Ummul Banin.

Hal ini juga berlaku dalam pemilihan sayidah Fatimah Zahra AS sebagai seorang istri, jadi hal ini tidak menafikan peran Imam Ali AS atau sebaliknya yaitu peran Sayidah Fatimah istri beliau.