Situs Al Imamain Al Hasanain Pusat Kajian Pemikiran dan Budaya Islam

Peran Kaum Wanita pada Pra Tragedi Asyuro, Ketika Asyuro, dan Pasca Tragedi Asyuro(2)

1 Pendapat 05.0 / 5

Thauah ibu dari walad

Wanita ini juga menunjukkan perannya dalam rangkaian perjuangan panjang asyuro, beliau adalah wanita pecinta ahlul bait yang membuka pintu untuk Muslim bin Aqil, sebuah keberanian luar biasa, tindakan murni seorang pecinta demi melindungi utusan Imam Zaman Husain bin Ali waktu itu.

Ketika Asyuro

Kesiapan mental spriritual

Para srikandi karbala secara psikologis mereka memiliki emosional jauh lebih tinggi, perasaan lebih dalam dan lebih halus dibanding laki-laki, mereka padahal harus melihat anak, saudara dan sahabat dibantai dengan sadis, jelas ini adalah sosok-sosok luar biasa. Ketika sampai ke tahap Ma roaitu illa Jamila, “Aku tidak melihat melainkan keindahan” ini menunjukkan mental dan spiritual yang berbeda dari yang lain.

Syarat dalam pernikahan Sayidah Zainab adalah tidak dipisahkan dari Imam Husain AS, ini adalah bagian dari persiapan pra tragedi Asyuro, karena Imam Husain AS adalah Imam Zamannya, membela Imam Zaman bagi srikandi ini jelas paling utama, aqilah bani hasyim (sayidah zainab) melakukan pembelaan secara teologis, sebagaimana sayidah zahra membela Imam Ali bin Abi Thalib AS, yang mana hal ini bukan karena hubungan suami istri dan kekeluargaan semata, sayidah zainab pun sama beliau tidak membela karena Imam Husain adalah abangnya, tapi karena beliau adalah Imam baginya, yang paling utama dibanding makhluk yang lain diwaktu itu. Pembelaan beliau adalah pembelaan teologis.

Sayidah Zainab sudah menerima permintaan pertolongan dari Imam Husain sebelum Imam Husain AS memintanya. Menjalankan amanah dari ibunda beliau Sayidah Zahra AS.

Sayidah Zainab tidak membela sekedar sebagai saudara, jelas hal ini tidak mungkin bagi sosok aqilah bani hasyim, wanita tercerdas dari bani Hasyim. Beliau lebih memahami mana yang paling penting dari hal-hal yang sangat penting.

Pembelaan para wanita di asyuro semua dengan satu kekuatan yaitu ketaatan kepada Imam Zamannya, hal ini juga menjelaskan bahwa dalam kejadian Asyuro adalah antara orang-orang yang taat kepada Imam Zamannya dan orang yang tidak mentaatinya.

Pasca Asyuro

Persiapan ini menjadi bekal juga bagi para srikandi Karbala setelah kejadian Karbala, menjadi pembawa tongkat estafet menduniakan apa-apa yang terjadi di Karbala, yang terjadi pada Imam Zaman waktu itu kepada siapapun dan dimanapun. Hingga akhirnya asyuro bisa sampai kepada kita, Islam menjadi tetap terjaga.

Sebagian dari tulisan ini diambil dari kajian SC Teladan Abadi Imam Husain oleh Ustazah Euis Daryati, Lc. MA.(Peran Kaum Perempuan dalam kebangkitan Imam Husain)