Kerugian Yang Tak Bisa Tergantikan !

Allah Swt Berfirman :

إِنَّ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِٱلۡأٓخِرَةِ زَيَّنَّا لَهُمۡ أَعۡمَٰلَهُمۡ فَهُمۡ يَعۡمَهُونَ – أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ لَهُمۡ سُوٓءُ ٱلۡعَذَابِ وَهُمۡ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ هُمُ ٱلۡأَخۡسَرُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, Kami jadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan mereka (yang buruk), sehingga mereka bergelimang dalam kesesatan. Mereka itulah orang-orang yang akan mendapat siksaan buruk (di dunia) dan mereka di akhirat adalah orang-orang yang paling rugi.” (QS.An-Naml:4-5)

Dalam ayat lain Allah Swt Berfirman :

لَا جَرَمَ أَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ هُمُ ٱلۡأَخۡسَرُونَ

“Pasti mereka itu (menjadi) orang yang paling rugi di akhirat.” (QS.Hud:22)

Kerugian itu terbagi menjadi dua :

1. Kerugian di dunia.
2. Kerugian di akhirat.

Uniknya, tidak pernah sekalipun ayat Al-Qur’an menyebut orang yang kehilangan hartanya di dunia sebagai orang yang paling merugi. Karena sebesar apapun kerugian duniawi akan mudah digantikan. Kehidupan dunia hanya sementara dan segala sesuatu di dalamnya mudah datang dan pergi.

Sementara ayat di atas menggunakan bentuk Mubalaghah yaitu الأَخسَرِين yang artinya “orang yang paling merugi”. Maka tidak mungkin yang dimaksud disini adalah kerugian duniawi, karena orang yang paling merugi adalah yang kehilangan sesuatu yang tak bisa tergantikan.

وَلَوۡ أَنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُواْ مَا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا وَمِثۡلَهُۥ مَعَهُۥ لَٱفۡتَدَوۡاْ بِهِۦ مِن سُوٓءِ ٱلۡعَذَابِ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۚ وَبَدَا لَهُم مِّنَ ٱللَّهِ مَا لَمۡ يَكُونُواْ يَحۡتَسِبُونَ

“Dan sekiranya orang-orang yang zhalim mempunyai segala apa yang ada di bumi dan ditambah lagi sebanyak itu, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari azab yang buruk pada hari Kiamat. Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang dahulu tidak pernah mereka perkirakan.” (QS.Az-Zumar:47)

Di alam sana kekayaan yang berlimpah ruah tak mampu memberikan manfaat sedikit pun dan tak mampu menyelamatkan manusia dari siksa Allah Swt. Inilah yang disebut manusia paling merugi, karena ia telah melewatkan kesempatan untuk membawa bekal keselamatan menuju akhirat.

Ia telah melewatkan kesempatan untuk bersedekah di dunia, padahal sedekah itu mampu mengangkat bencana dan memadamkan Murka Allah Swt. Dan ketika hari pembalasan telah tiba, seluruh harta yang ia miliki tak akan berarti sama sekali.

Maka kini waktunya kita berkaca pada diri masing-masing. Apakah kita masih dalam jalur yang benar? Apakah kita telah memanfaatkan kesempatan dengan baik? Dan apakah kita tidak selamat dari sebutan “orang-orang” yang paling merugi.

Ingatlah bahwa kerugian ini tidak akan bisa digantikan. Kerugian yang tak bisa di atasi dan tiada kesempatan lagi untuk kembali.

قُلۡ إِنَّ ٱلۡخَٰسِرِينَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ وَأَهۡلِيهِمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِۗ أَلَا ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡخُسۡرَانُ ٱلۡمُبِينُ

Katakanlah, “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari Kiamat.” Ingatlah! Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. (QS.Az-Zumar:15)

Semoga Bermanfaat…